UMROHVEST
 

Mengenal Bukit Safa dan Bukit Marwah di Makkah Dalam Perspektif Islam

by Rifda Arum Adhi Pangesti - 30 Dec 2024 - Reviewed by Lia Andani.

 

Setiap lokasi di Makkah, tentunya menjadi saksi bisu perjalanan agama Islam yang diperjuangkan oleh para utusan Allah SWT. Sebut saja ada Gua Hira, Gunung Quaiqian, Masjidil Al-Haram, Jabal Rahmah, hingga Bukit Safa dan Bukit Marwah yang selalu dikunjungi saat umroh maupun haji. 

Khususnya Bukit Safa dan Marwah yang ternyata berkaitan dengan perjuangan Siti Hajar untuk memperoleh air minum bagi anaknya Ismail sekaligus menjadi lokasi diturunkannya Q.S. Al-Lahab. 

Yuk, mengenal serba-serbi Bukit Safa dan Marwah di Makkah dalam perspektif agama Islam!

 

Asal-Usul Bukit Safa dan Bukit Marwah

Bukit Safa

Nama bukit ini berasal dari kata shafa’ yang bermakna sebagai “lembut” atau “murni”. Jika melihat bentuk nyata bukit ini, memang berupa bukit bebatuan yang keras dan halus, terkadang bercampur dengan kerikil serta pasir. 

Lokasi Bukit Shafa berada di sebelah timur Masjidil Haram, tepatnya sekitar 130 meter dari Ka’bah. Bukit Shafa ini bersambung langsung dengan Bukit Abu Qubais. 

 

Bukit Marwah

Sementara nama bukit Marwah berasal dari kata marwa yang mengacu pada 2 hal tetapi saling berkaitan dengan kejadian di sini. 

Pertama, kata marwa berasal dari mar’ah yang berarti “wanita”. Hal ini untuk mengenang Ibunda dari Nabi Ismail AS sekaligus istri Nabi Ibrahim AS yakni Siti Hajar yang berjuang mencari air di tengah-tengah tandusnya tanah Makkah kala itu. 

Kedua, kata marwa berasal dari marwu yang berarti “perbukitan dengan batu putih dan terang”. FYI, orang-orang zaman dahulu sering menggunakan bebatuan dari Bukit Marwah ini sebagai pemantik api. 

Lokasi Bukit Marwah lebih dekat dengan Ka’bah, yakni hanya berjarak 300 meter saja, kemudian bersambung dengan Bukit Qa’ayqa’an. 

Jadi, memang Bukit Shafa dan Marwah itu bersebarangan dan di antara keduanya terdapat Ka’bah. 

 

Keberadaan Bukit Safa maupun Marwah, selalu termuat dalam ayat-ayat Al-Quran. Salah satunya Al-Baqarah ayat 158 yang berbunyi: 

"Sesungguhnya "Safa" dan "Marwah" itu ialah sebahagian daripada Syiar (lambang) agama Allah; maka sesiapa yang menunaikan ibadat Haji ke Baitullah atau mengerjakan Umrah, maka tiadalah menjadi salah dia bersaie (berjalan dengan berulang-alik) di antara keduanya dan sesiapa yang bersukarela mengerjakan perkara kebajikan, maka sesungguhnya Allah memberi balasan pahala, lagi Maha Mengetahui."

 

Baca Juga: 7 Keutamaan Umroh, Salah Satunya Ganjaran Surga Dari Allah SWT

 

Sejarah Islam Di Bukit Shafa dan Marwah

Saksi Perjuangan Siti Hajar Demi Ismail

Dalam sejarah Islam, kala itu wilayah Makkah masih berupa lembah pasir saja dengan bukit tandus yang bahkan belum ditinggali manusia. Hanya ada Nabi Ibrahim AS, Siti Hajar, dan Ismail saja yang tinggal di sana. 

Suatu hari, atas perintah dari Allah SWT, Nabi Ibrahim AS meninggalkan istri dan anaknya. Tentu saja, Siti Hajar merasa sedih karena dirinya ditinggalkan di tempat tidak berpenghuni sekaligus kering kerontang. 

Siti Hajar bertanya kepada Nabi Ibrahim AS apakah ini semua perintah dari Allah SWT. Nabi Ibrahim AS mengiyakan dan Siti Hajar merasa tenang karena percaya bahwa Allah SWT pasti memiliki alasan tersendiri atas perintah tersebut. 

Nabi Ibrahim AS juga berdoa kepada Allah SWT bahwa semoga perintah tersebut benar-benar menjadi ladang rezeki bagi keluarganya. 

“Ya Tuhan kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebagian keturunanku di lembah yang tidak ada tanamannya (dan berada) di sisi rumah-Mu (Baitullah) yang dihormati. Ya Tuhan kami, (demikian itu kami lakukan) agar mereka melaksanakan salat. Maka, jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan anugerahilah mereka rezeki dari buah-buahan. Mudah-mudahan mereka bersyukur.”

Itulah doa Nabi Ibrahim AS sebelum meninggalkan keluarganya dan kemudian tertuang dalam Surah Ibrahim ayat 37.

 

Tempat Diturunkannya Surah Al-Lahab

Tahukah kamu bahwa paman dari Rasulullah SAW yang bernama Abu Lahab itu selalu melakukan hal-hal dzalim kepada Beliau? Yap, baik Abu Lahab maupun istrinya Ummu Jamil, keduanya selalu memusuhi dan memfitnah Rasulullah SAW. 

Kala itu, Nabi Muhammad SAW memang sudah secara terang-terangan berdakwah kepada kaum Quraisy untuk beriman pada Tauhid sebagai ilmu tentang sifat-sifat Allah SWT. 

Namun, Abu Lahab mengejek Nabi Muhammad SAW dengan perkataan “binasalah Engkau”. 

Allah SWT tentu saja murka dan menurunkan Q.S. Al-Lahab yang berbunyi: “Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan benar-benar binasa dia”. 

Surah Al-Lahab ini terdiri atas 5 ayat yang turun di Kota Makkah, tepatnya di Bukit  Shafa, sehingga disebut sebagai surah Makkiyah. 

FYI, setelah surah ini diturunkan, Allah SWT masih memberikan Abu Lahab hidup lebih dari 10 tahun. Sayangnya, Abu Lahab sama sekali tidak pernah beriman dan meninggal dunia dalam keadaan musyrik. 

 

Ada banyak alasan mengapa Abu Lahab sangat membenci Nabi Muhammad SAW beserta agama Islam, yakni:

  1. Persaingannya dengan Abu Thalib (Ayahanda Nabi Muhammad SAW) dalam menjadi kepala Bani Hasyim. 
  2. Fanatik atas kabilah (suku) tertentu yang ada di masa itu. Ummu Jamil selaku istri Abu Thalib sangat berasal dari suku Bani Umayyah, sehingga Abu Lahab berusaha melindungi kabilah tersebut. 
  3. Takut berperang dengan Arab, karena Abu Lahab selalu meyakini bahwa menerima agama Islam sama saja dengan berperang dengan seluruh Arab. 

 

Kematian Abu Lahab terjadi pada 7 hari setelah Perang Badar selesai. Abu Lahab meninggal dunia karena penyakit menular dan dikuburkan jauh dari kota Makkah di antara tumpukan batu supaya tidak menular. 

Diriwayatkan bahwa orang-orang kafir, bahkan teman-teman dan keluarganya enggan mengurus jenazahnya karena keadaan sakitnya yang menjijikkan dan timbul bau busuk dari penyakit tersebut.

Selama 3 hari sejak kematiannya saja, jasad Abu Lahab tergeletak begitu saja. 

 

Baca Juga: Ihram Adalah - Pengertian, Etika, Larangan, dan Hal-Hal yang Diperbolehkan Selama Umroh

 

Nabi Muhammad SAW Memperingatkan Kedatangan Musuh dengan Lengkingan Tinggi

Masih berkaitan dengan diturunkannya Surah Al-Lahab. Pada saat itu, Nabi Muhammad SAW naik ke Bukit Shafa dan berusaha mengumpulkan kaum Quraisy sambil bersabda: 

“Bagaimana pendapat kalian, seandainya aku beritahu bahwa musuh akan datang besok pagi atau petang, apakah kalian percaya padaku?” 

Orang-orang Quraisy itu menjawab: “Tentu kami percaya.” 

Selanjutnya, beliau bersabda: “Aku peringatkan kepada kalian bahwa siksaan Allah yang dahsyat akan datang.”

Lagi-lagi, Abu Lahab datang dan menyanggah: “Tabban laka! (Sungguh celaka engkau!) Apakah hanya untuk ini, kami dikumpulkan di sini?”

Alhasil, Allah SWT pun menurunkan kelima ayat Surah Al-Lahab yang menjelaskan bagaimana celakanya Abu Laham nanti di akhirat. Pun dengan istrinya yang juga sama-sama menghalangi dakwah Islam, memfitnah, dan mengolok-olok Nabi Muhammad SAW. 

 

Lokasi Sumur Zam Zam

Sementara di Bukit Marwah yang terletak lebih dekat di Makkah, menjadi bagian dari perjalanan bolak-balik Siti Hajar dalam mencari air. 

Suatu hari, saat Ismail merasa kehausan akhirnya Siti Hajar berupaya mencari air minum. Di lembah pasir yang tandus itu, Siti Hajar berjalan bolak-balik selama 7 kali dari Bukit Shafa ke Bukit Marwah. 

Pada perjalanan ke-7 tepatnya saat sampai di Bukit Marwah, Siti Hajar mendengar suara yang mengejutkan. Ternyata, ada suara air yang memancar dari tanah tandus tersebut, tepatnya di bawah telapak kaki Ismail. 

Nah, itulah yang kemudian menjadi sumber air zam zam dan dipercaya mampu menghilangkan dahaga, mengenyangkan perut yang lapar, sekaligus menyembuhkan penyakit. 

Sumber air zam zam itu kemudian dibangun menjadi sumur dan disalurkan ke bak penampungan dengan pompa air. Tentu saja, para jamaah umroh maupun haji boleh minum air tersebut secara langsung. 

Hingga detik ini, air zam zam tidak pernah habis dan masih berlimpah ruah. 

 

Baca Juga: Tawaf Adalah - Pengertian, Syarat, Sunnah, dan Tata Caranya Selama Ibadah Umroh

 

Sudah Siap Untuk Beribadah Umroh?

Ibadah umroh dapat kamu laksanakan insyaAllah pada tahun depan, caranya dengan berinvestasi reksa dana. Tenang saja, reksadana ini khusus reksa dana syariah yang berprinsip pada hukum syariah Islam, sehingga tidak ada hal-hal haram dalam pelaksanaannya. 

Saat kamu sudah memenuhi panggilan Allah SWT untuk mengunjungi kota suci Makkah dan Ka’bah, kamu tetap harus melaksanakan tawaf. Jika tidak melakukan ibadah ini, maka niatmu umroh pun juga akan dianggap batal. 

Yuk, ikuti program Umroh Vest untuk wujudkan mimpi ke tanah suci dan belajar berinvestasi demi finansial yang lebih baik. 

 

Sumber:

Ahuang, S., & PdI, N. M. (2018). KISAH ABU LAHAB DAN SEBAB TURUNNYA QS Al-LAHAB AYAT 1-5. Al-Tadabbur, 4(2), 1-12.

 
Share this article via :
whatsapp-investasiku
 
InvestasiKu-footer
 

#YukInvestasiKu For Better Tomorrow

Download aplikasi InvestasiKu di Android, iOS, dan Windows serta nikmati kemudahan berinvestasi saham, reksa dana, obligasi, dan rencana keuangan

 
Download di Google Play Download di App Store Download desktop version
 

InvestasiKu adalah produk dari PT Mega Capital Sekuritas

Menara Bank Mega, Lantai 2, Jalan Kapten Tendean Kavling 12-14A,
RT 002/RW 002, Kelurahan Mampang Prapatan,
Kecamatan Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, Kode Pos 12790

Telepon : 021-79175599
Email : customer.care@investasiku.id
WhatsApp : +6282260904080

 
  • TikTok
  • Instagram
  • YouTube
  • Spotify
  • LinkedIn
  • Facebook
  • Twitter
Eduvest
 

©2025 InvestasiKu. All rights reserved.

InvestasiKu adalah aplikasi finansial yang dikelola dan dikembangkan oleh PT Mega Capital Sekuritas, dengan misi membuka akses lebih luas bagi masyarakat pada produk-produk keuangan dengan mudah, aman dan terjangkau. Semua transaksi saham, reksa dana, dan obligasi difasilitasi oleh PT Mega Capital Sekuritas sebagai broker saham yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, sekaligus agen penjual reksa dana yang memiliki izin usaha dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan

OJK
KOMINFO