Kalau kamu mencermati berita harian seputar saham, pasti akan tahu bahwa sektor media itu berpeluang menghasilkan return besar juga. Bisa dibilang, saham sektor media menjadi saham musiman tepatnya saat menjelang bulan Ramadhan atau tahun baru.
Pada saat-saat itu, konsumsi konten dan iklan meningkat tajam. Alhasil, melonjak juga pendapatan iklan televisi dan digital. Terlebih lagi sekarang ini sekalipun beberapa masyarakat meninggalkan kegiatan menonton televisi, tetapi para emiten saham sektor media ini berinovasi dalam jalur digital.
Apa saja memang saham sektor media dan hiburan? Langsung saja simak penjelasannya berikut ini!
10 Saham Sektor Media dan Hiburan
Tidak seperti sektor properti, logistik, maupun pariwisata, sektor media justru hanya ada beberapa emiten saja, yakni:
1. PT Media Nusantara Citra Tbk. - MNCN
Kamu pasti sudah tidak asing dengan stasiun televisi nasional dengan merek RCTI, MNCTV, GTV dan iNews ini.
PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN) menjadi emiten yang bergerak di sektor media dan hiburan, khususnya pada penyiaran free-to-air (FTA), produksi konten, dan digital. Selain itu, MNCN juga menjalankan portal digital seperti okezone.com, sindonews.com, iNews.id dengan trafik besar.
Dengan basis televisi nasional yang kuat, MNCN memiliki brand awareness dan kapasitas distribusi yang besar. Hal ini menjadi fondasi untuk ekspansi ke digital dan monetisasi melalui iklan maupun layanan berlangganan.
Digitalisasi dan pergeseran konsumsi ke platform online memberi peluang MNCN untuk memanfaatkan portofolio kontennya. Sekitar 23.000 jam konten per tahun, lebih dari 300.000 jam pustaka untuk dipakai di berbagai platform.
Jika kamu ingin melihat harga saham MNCN, klik di sini.
2. PT MNC Digital Entertainment Tbk. - MSIN
Media MNC Group juga punya saham sektor media yang berbeda dengan sebelumnya, yakni MSIN.
PT MNC Digital Entertainment Tbk (MSIN), sebelumnya dikenal sebagai MNC Studios International. MSIN ini adalah anak usaha dari MNCN yang fokus pada konten digital, produksi, distribusi, manajemen talenta, game & e-sports, serta platform OTT.
FYI, pada tahun 2024, MSIN mencatat pendapatan sekitar Rp3,47 triliun, naik ~18% YoY.
MSIN juga telah berani berinovasi ke ranah digital lewat platform OTT RCTI+ dan Vision+ dengan pengguna aktif bulanan lebih dari 100 juta dan pelanggan berbayar 2–3 juta (2024).
Konten-konten pada platform OTT RCTI+ ini berupa konten drama, infotainment, reality show, animasi, serta distribusi, manajemen artis, dan integrasi e-sports.
Jika kamu ingin melihat harga saham MSIN, klik di sini.
3. PT Surya Citra Media Tbk. - SCMA
PT Surya Citra Media Tbk (SCMA) adalah perusahaan media & hiburan Indonesia yang menjalankan beberapa stasiun televisi besar seperti SCTV dan Indosiar.
Ranah bisnisnya terbagi dalam beberapa segmen yakni televisi & platform multimedia, digital, produksi konten & fasilitas produksi, serta layanan pendukung pemasaran.
Jika kamu ingin melihat harga saham SCMA, klik di sini.
4. PT MD Pictures Tbk. - FILM
PT MD Pictures Tbk (FILM) adalah salah satu emiten saham sektor media yang turut menjadi bagian penting dari ekosistem hiburan tanah air dengan karya produksi MD Pictures.
Pada 2022, FILM mencatat lonjakan kinerja yang signifikan dengan penjualan film layar lebar menjadi Rp305,31 miliar (naik lebih dari 9.000 % YoY). Lagipula, saat ini FILM telah telah memperluas distribusi konten digital dan bekerja sama dengan platform
Jika kamu ingin melihat harga saham FILM, klik di sini.
5. PT Visi Media Asia Tbk. - VIVA
PT Visi Media Asia Tbk (VIVA) adalah perusahaan media konvergensi yang memiliki stasiun televisi seperti tvOne (berita/olahraga) dan ANTV (hiburan keluarga), serta portal digital seperti viva.co.id.
Dengan menarget segmen berita/olahraga di tvOne, dan hiburan keluarga di ANTV, menjadikan VIVA memiliki ruang untuk diferensiasi pasar.
Jika kamu ingin melihat harga saham VIVA, klik di sini.
Nah, berikut saham sektor media lainnya:
- PT MNC Sky Vision Tbk. - MSKY
- PT Tempo Inti Media Tbk. - TMPO
- PT Mahaka Media Tbk. - ABBA
- PT Arkadia Digital Media Tbk. - DIGI
- PT Intermedia Capital Tbk. - MDIA
Baca Juga: 29 Saham Sektor Pariwisata - Prospek Bisnis, dan Tantangannya Pasca Covid-19
Peluang Bisnis Saham Sektor Media
Bisa dibilang, bisnis saham sektor media punya banyak peluang terutama saat digitalisasi seperti ini.
a) Pertumbuhan Pasar yang Solid
Melansir dari laporan PwC, industri hiburan & media di Indonesia memiliki outlook stabil terutama dalam 2025-2029.
Pendapatan E&M Indonesia diperkirakan tumbuh dengan tingkat pertumbuhan tahunan gabungan (compound annual growth rate/CAGR) sebesar 8,4%, jauh di atas rata-rata global sebesar 4,2%, yang didorong oleh adopsi digital dan belanja iklan.
b) Digitalisasi & Peningkatan Akses Internet
Meluasnya jaringan internet ke berbagai wilayah Indonesia, berdampak pada naiknya pengguna smartphone dan akses streaming. Alhasil, makin banyak juga industri media yang menyediakan layanan OTT, streaming video, serta monetisasi platform digital.
c) Konsumen Kelas Menengah
Sadar ‘gak kalau gaya hidup dan konsumen kelas menengah itu meningkat. Masih berdasarkan laporan PwC, pada tahun 2024 silam saja, jumlah penonton bioskop di Indonesia meningkat 10,2%.
Sebagian besar didorong oleh performa film-film lokal yang bahkan sudah menguasai 65% box office.
d) Perluasan ke segmen baru hiburan
Segmen hiburan itu tidak hanya televisi free-to-air saja, tetapi juga streaming, live music, e-sports, game, event live, yang semuanya punya potensi untuk dikembangkan di Indonesia.
Di Indonesia, sektor game dan esports menunjukkan jalur pertumbuhan yang lebih tajam. Setelah mengalami kontraksi sebesar 3,1% pada tahun 2023, pendapatan pasar kembali meningkat menjadi US$1,6 miliar pada tahun 2024, mencerminkan pemulihan tahunan yang kuat sebesar 9,7%.
Tantangan Bisnis Sektor Media
Di sisi lain, sektor media tetap memiliki sejumlah tantangan yang perlu diwaspadai oleh pelaku usaha atau investor:
a) Persaingan Digital
Dengan banyaknya platform digital baik itu YouTube, streaming internasional, maupun media sosial, tentu akan menggerus eksistensi televisi, radio, dan media cetak. Contohnya saja pada akhir 2024 silam, stasiun televisi ANTV telah mem-PHK para karyawannya.
Model bisnis media yang dulunya berbasis iklan, free-to-air, kini harus beradaptasi ke model berlangganan, streaming, dan digital advertising yang berbeda struktur monetisasinya.
b) Infrastruktur Belum Merata
Meskipun pengguna internet meningkat, tetapi masih ada daerah terpencil yang aksesnya terbatas, yang membuat jangkauan konten digital belum maksimal. Hal ini membatasi skala dan pendapatan untuk pemain yang ingin ekspansi ke seluruh area Indonesia.
c) Regulasi Pembajakan Hak Cipta
Tantangan besar saham sektor media adalah penegakan hak cipta, pembajakan konten, dan perlindungan IP (Intellectual Property) alias kekayaan intelektual yang masih lemah. Alhasil, mengganggu monetisasi konten.
d) Penurunan Sumber Pendapatan Tradisional
Sumber pendapatan seperti iklan televisi, iklan cetak, media tradisional semakin tergerus. Banyak perusahaan media yang harus mengubah struktur biaya, memangkas produksi, atau menutup bagian bisnis.
e) Persaingan Konten Global
Pemain lokal tidak hanya bersaing antar sesama domestik, tetapi juga dengan konten global seperti Netflix, Disney+, YouTube, hingga game global. Konsumen semakin menuntut kualitas konten, produksi yang lebih profesional, dan inovasi yang lebih cepat.
Baca Juga: Daftar Saham Indeks MNC36 (Update November 2025)
Mau Untung dari Saham Media?
Nah, itulah penjelasan tentang saham sektor media & hiburan di Indonesia yang menawarkan peluang yang cukup menarik, seiring dengan perkembangan digital. Namun, sektor ini juga memiliki risiko dan tantangan yang tidak kecil.
Kamu bisa berinvestasi pada saham sektor media seperti MNCN, MSIN, SCMA, dan lainnya melalui aplikasi InvestasiKu. Jangan khawatir, aplikasi ini telah berada di bawah pengawasan OJK sehingga aman dan terpercaya.
Yuk, download InvestasiKu dan tanamkan saham demi masa depan yang lebih baik.
%20(981x394)%20-%20InvestasiKu%20(2024)_qBsItM-RI.png?updatedAt=1714019067605)