Daftar Isi
Kurang fokus? Aqua dulu! Pasti Kawan Visto sudah tidak asing dengan tagline iklan air mineral yang satu ini. Ya, Aqua adalah merek air mineral, yang saat ini berhasil menjadi best market di Indonesia.
Kalau jadi best market, saham Aqua jadi incaran investor dong? Tapi, kok di saham AQUA tidak ada di Bursa Efek Indonesia? Bagaimana, kalau kita kenalan dulu dan intip profil saham Aqua, beserta pesaingnya yang juga bergerak di industri air kemasan ini.
Profil Lengkap Saham Aqua
Aqua didirikan oleh pria kelahiran Wonosobo, 8 Maret 1930, yakni Tirto Utomo melalui PT Golden Mississippi, pada tahun 1973 di Pondok Ungu, Bekasi. Selang satu tahun, perusahaan ini memproduksi Aqua pertama, yang dikemas dalam botol kaca berukuran 950 ml, dan dibanderol Rp75 per botol.
Bukan awal yang mudah, Aqua sendiri tentunya banyak mengalami rintangan, karena saat itu menjual air mineral atau air putih adalah hal yang aneh. Di mana semua orang bisa membuat air putih sendiri di rumah.
Namun, setelah 10 tahun berjalan, Tirto Utomo kembali mendirikan pabrik Aqua kedua, yang didirikan di Pandaan, Jawa Timur. Di akhir tahun 1985 Aqua mengembangkan bentuk dan bahan kemasan botol, menjadi PET (botol plastik) ukuran 220 ml.
Saham Aqua Melantai di Bursa Tahun 1990
Tepat pada 1 maret 1990, Aqua melakukan IPO atau penawaran umum saham perdana di bursa saham, dengan kode saham AQUA. Saham AQUA ini bergerak di sektor Consumer Goods Industry, dengan sub sektor Food & Beverages.
Selanjutnya, pada tahun 1998, terbentuk aliansi strategis antara PT Tirta Investama dengan Danone melalui Danone Asia Holding Pte Ltd sebagai minority shareholder.
Maksudnya, mayoritas saham PT Aqua Golden Mississippi diakuisisi oleh perusahaan multinasional asal Prancis, Danone melalui Danone Asia Holding Pte. Meskipun demikian, ketika itu Tirto Utomo sebagai pendiri Aqua masih memegang saham di Aqua lewat PT Tirta Investama.
Maka dari itu, pada tahun 2000, Aqua mulai mencantumkan "Danone" pada kemasan semua produk Aqua. Setelah itu, Danone menjadi pemegang saham mayoritas Grup Aqua.
Baca juga: 12 Harga Saham Termahal Berdasarkan Sektor
Saham Aqua Delisting Sukarela Tahun 2011
Setelah cukup lama melantai di bursa, saham AQUA akhirnya go private, pada tahun 2010. Para pemegang saham PT Aqua Golden Mississippi Tbk (AQUA), sebanyak 82,6%, akhirnya menyetujui untuk go private. Saat itu harga tender offer sahamnya adalah Rp500.000 per saham.
Peralihan status saham AQUA menjadi go private, juga dibicarakan dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) perseroan di Hotel Ritz Carlton, Mega Kuningan, Jakarta, pada Rabu (22/09/2010).
Selain go private, saham AQUA juga akan menghapus sahamnya dari Bursa Efek Indonesia (BEI) atau delisting secara sukarela, pada 1 April 2011.
Dilansir dari finance.detik.com, komposisi pemegang saham AQUA adalah PT Tirta Investama 12.419.090 saham (94,35%) dan publik 743.383 saham (5,65%). Dengan harga sebesar Rp 500 ribu per saham, maka total dana yang harus dirogoh Tirta Investama sebesar Rp 371,691 miliar.
Wah, para pesaing Aqua bisa senyum lebar dong, karena saham AQUA lengser dari BEI? Yuk, intip siapa saja pesaing AQUA, di industri air kemasan Indonesia!
Pesaing Saham AQUA yang Terdaftar BEI
Masih ada beberapa perusahaan yang bergerak di industri air minum dalam kemasan (AMDK), yang terdaftar di BEI atau pasar modal. Siapa saja mereka? Berikut informasinya:
1. PT Tri Banyan Tirta Tbk - ALTO
Pesaing saham AQUA yang pertama adalah saham ALTO dari PT Tri Banyan Tirta Tbk, yang juga merupakan produsen minuman kemasan, dengan merek Alto. Perusahaan ini pertama kali memproduksi air minum pada 3 Juni 1997.
Lalu, saham ALTO IPO pada tanggal 10 Juli 2012, dengan melakukan saham penawaran sebanyak 300.000.000 saham.
Namun, terakhir kali, pada kuartal ketiga tahun 2020, ALTO melaporkan kerugiannya sebesar Rp8,26 miliar.
Saat ini, harga saham ALTO sendiri adalah Rp142 per 23 November 2022, dengan nilai transaksi Rp2,1 miliar, dan kapitalisasi pasar sebesar Rp302 miliar.
2. PT Sariguna Primatirta Tbk - CLEO
Pesaing selanjutnya yang berada di bisnis AMDK adalah PT Sariguna Primatirta Tbk dengan kode saham CLEO. Perusahaan ini memiliki merek air kemasan bernama CLEO, yang pertama kali beroperasi pada 17 September 2003.
Saham CLEO sendiri melakukan IPO pada 5 Mei 2017, dengan jumlah saham penawaran sebanyak 450.000.000 saham. CLEO juga pernah berhasil mencetak kenaikan laba bersih hingga 1,54%, yakni dari Rp132,77 miliar pada 2019 menjadi Rp130,76 miliar pada 2020.
Harga saham CLEO saat ini berada di angka Rp645 per 23 November 2022, dengan nilai transaksi Rp11,9 miliar dan kapitalisasi pasar sebesar Rp7,5 triliun.
3. PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk - ICBP (Merk CLUB)
Selanjutnya ada saham CLUB dari PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Selain sukses dengan Indomie, perusahaan milik Salim ini juga turut terjun ke industri AMDK dengan merek Club, melalui anak perusahaan Indofood CBP, yakni PT Tirta Sukses Perkasa.
Berada di bawah payung Grup Indofood, ICBP berhasil mendongkrak laba bersih hingga 31% sepanjang tahun 2020 lalu.
Saham ICBP sendiri IPO pada tanggal 7 Oktober 2010, dengan nilai transaksi Rp11,6 triliun, dan nilai kapitalisasi pasar sebesar Rp112,7 triliun. Saat ini, harga saham ICBP adalah Rp9.650 per lembar per 23 November 2022.
4. PT Mayora Indah Tbk - MYOR (Merek Le Minerale)
Perlu diketahui, bahwa saham AQUA juga punya pesaing yang cukup besar di bidang bisnis fast moving consumer goods (FMCG), yakni PT Mayora Indah Tbk dengan kode saham MYOR. Perusahaan tersebut memproduksi air mineral dengan merek Le Minerale.
Tidak hanya air mineral, MYOR juga memproduksi produk food and beverage lainnya, seperti makanan, permen, dan biskuit. Mayora sendiri mulai beroperasi secara komersial pada Mei 1978.
Saham MYOR melakukan IPO 4 Juli 1990, dengan saham penawaran sebanyak 3.000.000. Nilai transaksi saham MYOR saat ini adalah Rp22,3 miliar dengan kapitalisasi pasar sebesar Rp52,7 triliun.