Istilah buyback saham pasti akan selalu muncul di berbagai berita seputar pasar modal.
Buyback saham ini menjadi salah satu strategi korporasi yang berdampak signifikan, baik untuk emiten maupun investornya.
Jika dianalogikan, saham milikmu itu adalah sebuah toko kue. Suatu hari, kamu memutuskan untuk membeli kembali beberapa loyang kue, yang padahal sudah kamu jual kepada pelanggan.
Singkatnya, memang buyback saham ini adalah upaya emiten membeli sahamnya sendiri.
Yuk, simak bagaimana penjelasannya!
Apa Itu Buyback Saham?
Buyback saham terjadi ketika perusahaan membeli sahamnya sendiri dengan uang tunai atau dana pinjaman. Kondisi tersebut akan mengurangi jumlah keseluruhan saham yang tersedia.
Selain itu, aksi ini bisa meningkatkan nilai saham yang tersisa.
Jadi, tujuan individu dan institusi melakukan buyback saham adalah untuk membangun portofolio mereka melalui kenaikan harga saham atau pembagian dividen. Selain itu, upaya ini juga untuk mengembalikan nilai kepada investornya adalah melalui pembelian saham kembali.
Dalam buyback saham, perusahaan membeli saham dari miliknya sendiri.
Setelah itu, mereka menghapusnya dari peredaran secara permanen atau mempertahankannya untuk dijual kembali ke pasar di waktu kedepannya.
Baca Selengkapnya: Sideways Pada Saham - Identifikasi Trend dan Strategi Trading
Bagaimana Cara Kerja Buyback Saham?
Rencana buyback saham sering diusulkan oleh eksekutif dan disahkan oleh dewan perusahaan dalam RUPST. Namun, rencana tersebut tidak selalu terjadi.
Dalam beberapa kondisi, target harga saham yang dipilih perusahaan mungkin tidak terpenuhi, atau penawaran tender tidak diterima.
Contoh Aksi Buyback Saham
Aksi buyback saham sudah sering dilakukan oleh banyak emiten.
Pada Mei 2025 ini, perusahaan Telkom dengan kode emiten TLKM bersiap melakukan buyback saham melalui RUPST.
Dalam rapat tersebut, pihak-pihak yang hadir setuju untuk melakukan buyback saham senilai Rp3 triliun.
Buyback saham ini akan dilakukan secara bertahap, tetapi tidak menutup kemungkinan juga akan sekaligus.
Aksi ini bertujuan untuk memperkuat keyakinan terhadap nilai jangka panjang dan prospek dari emiten. Selain itu, juga untuk menjaga keharmonisan antara kondisi pasar dan fundamental perusahaan, sekaligus menjaga kepercayaan investor,
Dampak Negatif Buyback Saham
Buyback saham bisa memberikan dampak negatif, terutama bagi investor yang trust-issue.
- Pengurangan Dana Tunai Perusahaan
Buyback saham mampu menghabiskan kas. Jika perusahaan membutuhkan dana untuk investasi penting di kemudian hari, ini bisa menjadi masalah.
- Harga Pembelian yang Terlalu Tinggi
Jika perusahaan membeli sahamnya saat harganya sudah terlalu mahal, ini bisa merugikan. Lebih baik buyback saat saham undervalued.
- Indikasi Kurangnya Peluang Investasi
Jika perusahaan sering buyback tanpa ada proyek pengembangan bisnis yang jelas, ini bisa diartikan bahwa perusahaan tidak punya ide investasi yang menarik.
- Ketidakpercayaan Investor
Nyatanya, akan ada beberapa investor yang berpendapat bahwa aksi ini malah hanya memenuhi tujuan jangka pendek dengan mengorbankan tujuan jangka panjang.
Ada juga investor yang khawatir bahwa keputusan buyback saham semata-mata untuk memperkaya eksekutif perusahaan.
Baca Juga: Apa Itu Spekulasi? Ini Pengertian, Faktor Pengaruh, dan Jenisnya dalam Investasi Saham
Mau Berinvestasi Pada Emiten Ternama?
Nah, itulah penjelasan tentang apa itu buyback saham yang menjadi aksi korporasi oleh banyak emiten.
Jika kamu ingin berinvestasi saham dengan harga yang relatif stabil dan “aman”, maka pilih saham blue chip dari emiten ternama.
Contohnya seperti BBCA, ANTM, BBHI, ADRO, ASII, TLKM, AMRT, BFIN, EMTK, dan masih banyak lainnya.
Manfaatkan platform investasi digital yang semakin mudah diakses dengan modal kecil, salah satunya InvestasiKu. Sekalipun kamu masih pemula, tetap harus konsisten untuk berinvestasi setiap bulannya.
Tenang saja, ada banyak opsi instrumen investasi yang bisa kamu pilih, terutama dengan menyesuaikan profil risiko. Mulai dari saham, reksa dana, hingga obligasi.
Kamu bisa berinvestasi hanya lewat smartphone saja, salah satunya lewat aplikasi InvestasiKu.
Jangan khawatir sebab aplikasi ini telah berada di bawah pengawasan OJK sehingga aman dan terpercaya. Yuk, download InvestasiKu dan tanamkan saham demi masa depan yang lebih baik.
Maka dari itu, mereka dapat membeli saham tambahan mereka sendiri melalui rencana investasi kembali dividen (DRIP). Atau, mereka dapat menggunakan uang tunai untuk bekerja dengan cara lain.
Penulis: Dany Gibran