Bagi investor pemula perlu tahu bahwa likuiditas saham menjadi faktor pengaruh return saham. Itulah mengapa, pembahasan likuiditas saham pasti tidak akan jauh-jauh dari return saham karena keduanya memang berkesinambungan.
Sebelum kamu membeli saham dari suatu emiten, perhatikan dahulu apakah saham tersebut tengah likuid atau tidak. Biasanya ditandai dengan adanya antrian order baik di harga permintaan maupun penawaran.
Memangnya, apa itu likuiditas saham yang ternyata turut berkaitan dengan risiko saham? Yuk, simak penjelasannya berikut ini!
Apa Itu Likuiditas Saham?
Likuiditas saham adalah ukuran jumlah transaksi suatu saham di pasar modal dalam periode waktu tertentu.
Semakin tinggi jumlah transaksi saham, maka semakin tinggi pula likuiditasnya. Artinya, saham tersebut tengah menjadi andalan alias diminati oleh para investor.
Saham yang tengah likuid berarti saham tersebut mudah untuk dijual atau dibeli karena aktif diperdagangkan di pasar modal. Adanya likuiditas saham ini berguna bagi investor maupun emiten.
Dari sudut pandang investor, saham yang likuid dapat ditransaksikan sehingga berpeluang mendapatkan return tinggi dan menjadi aset portofolio jangka panjang. Sementara bagi emiten, likuiditas saham seolah menunjukkan tingkat peminatan investor terhadap saham tersebut sekaligus terhindar dari ancaman delisting.
FYI, di BEI telah dibuat suatu peringkat untuk 45 perusahaan emiten dengan likuiditas tertinggi yang disebut dengan peringkat LQ45.
Jika suatu saham memiliki tingkat likuiditas tinggi, maka saham tersebut memiliki tingkat permintaan (demand) yang tinggi pula di pasar efek. Alhasil, apabila harga saham tersebut tinggi maka ketika dijual pun juga akan memberikan return dan capital gain tinggi pula.
Adanya likuiditas saham ini seolah menunjukkan bagaimana tingkat efektivitas kinerja perusahaan. Maka dari itu, perusahaan emiten dengan likuiditas saham tinggi akan mendapatkan kesan baik oleh masyarakat maupun investor.
Ketika investor melihat tingginya likuiditas saham dari suatu emiten, mereka akan langsung melakukan transaksi di pasar modal. Hasilnya, likuiditas saham tersebut akan semakin meningkat seiring dengan banyaknya transaksi oleh investor di pasar modal.
Keputusan investor untuk bersedia menginvestasikan dananya ke suatu saham memang dipengaruhi oleh likuiditas dan harga saham. Sebaliknya, jika likuiditas saham rendah maka investor enggan menanamkan dananya ke saham tersebut.
Likuiditas saham ini dapat terbentuk dari mekanisme permintaan dan penawaran terhadap suatu saham. Semakin banyak pelaku pasar (investor dan emiten) yang meminati suatu saham, pasti akan mendorong peningkatan harga saham terkait.
Jika kamu masih bingung akan likuiditas saham, lihat saja pada volume transaksi perdagangan dari suatu saham. Semakin tinggi volume transaksi saham, maka semakin tinggi pula likuiditas sahamnya.
Namun pada kenyataannya, tidak semua saham akan mudah ditransaksikan alias kesulitan likuiditas. Saham yang tidak likuid ini nantinya akan menyebabkan perusahaan emiten dikenakan delisting.
Singkatnya, suatu saham dapat dikatakan likuid apabila mudah dicairkan menjadi uang.
Baca Juga: Delisting Saham - Pengertian dan Dampaknya Bagi Investor
Indikator Pengukuran Likuiditas Saham
Ada beberapa indikator untuk mengukur likuiditas suatu saham, yakni:
- Volume perdagangan
- Tingkat Spread: parameter selisih harga tertinggi yang diminta untuk membeli dengan harga terendah yang ditawar untuk menjual (Bid-Ask Spread); biasanya diukur dengan persentase,
- Aliran informasi,
- Jumlah pemegang saham,
- Jumlah saham yang tengah beredar,
- Besarnya biaya transaksi
- Harga saham,
- Volatilitas saham: pergerakan harga-harga saham di pasar modal
Keterkaitan Likuiditas dan Risiko Saham
Likuiditas saham dan risiko saham tentu saja berhubungan. Mengingat setiap investasi itu selalu dibarengi dengan masalah ketidakpastian alias risiko investasi.
Berdasarkan jurnal penelitian Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Likuiditas Pasar Saham, mengemukakan bahwa likuiditas saham dan risiko saham itu berkaitan.
Investor siapapun tidak dapat memprediksi secara tepat seberapa keuntungan yang akan dicapainya melalui investasi tersebut. Namun, investor tetap dapat memprediksi besarnya ekspektasi manfaat dari investasi yang dilakukannya.
Jika investor menanamkan modal pada investasi yang mengandung risiko, maka dirinya tidak dapat mengharapkan keuntungan saja, melainkan juga risikonya. Seperti halnya pedoman investasi yakni high risk-high return.
Risiko dapat menimbulkan ketidakstabilan likuiditas saham. Jadi, ketika risiko saham dianggap memiliki fluktuasi tinggi, maka justru akan mengakibatkan adanya keragu-raguan pada investor untuk menginvestasikan dananya pada saham tersebut. Alhasil, likuiditas saham pun menurun.
Baca Juga: Penjelasan High Risk High Return Investasi Saham
Siap Melihat Saham dengan Likuiditas Tinggi?
Nah, itulah penjelasan apa itu likuiditas saham yang mencerminkan tingginya volume transaksi saham. Secara tidak langsung, likuiditas saham akan menunjukkan bagaimana tingkat efektivitas kinerja perusahaan. Maka dari itu, perusahaan emiten dengan likuiditas saham tinggi akan mendapatkan kesan baik oleh masyarakat maupun investor.
Berhubung sekarang ini segalanya sudah serba canggih, maka untuk memantau likuiditas saham beserta harga saham melalui aplikasi smartphone saja. Salah satunya adalah aplikasi InvestasiKu.
Dari aplikasi ini, kamu dapat melakukan investasi berbagai instrumen seperti saham, reksadana, maupun reksadana melalui platform aplikasi investasi terpercaya.
Jangan khawatir sebab aplikasi ini telah berada di bawah pengawasan OJK sehingga aman dan terpercaya. Yuk, download InvestasiKu dan tanamkan saham demi masa depan yang lebih baik.
Sumber:
Natsir, Khairina, dkk. (2023). Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Likuiditas Pasar Saham. Jurnal Ekonomi Untar Vol 28(02).