Daftar Isi
Apa itu Diversifikasi Saham?
Diversifikasi saham adalah strategi memiliki saham dari beberapa sektor, negara, dan profil risiko yang berbeda. Dengan harapan potensi risiko dari portofolio yang terdiversifikasi cenderung lebih rendah daripada investor hanya memegang satu saham.
Salah satu kunci untuk portofolio yang terdiversifikasi adalah memiliki berbagai macam saham yang berbeda. Itu berarti memegang campuran saham teknologi, energi, dan kesehatan, serta beberapa dari industri lain.
Seorang investor tidak perlu membeli saham pada setiap sektor, tetapi harus fokus pada memegang emiten berkualitas tinggi dengan mempertimbangkan saham berkapitalisasi besar, saham berkapitalisasi kecil, saham dividen, saham pertumbuhan, dan saham bernilai.
Apa itu Diversifikasi Risiko?
Diversifikasi risiko adalah strategi yang mencegah investor untuk menanamkan modal ke dalam satu aset. Caranya dengan berinvestasi ke dalam beberapa sektor agar tidak terkena risiko yang sama.
Meskipun, diversifikasi tidak dirancang untuk memaksimalkan pengembalian. Terkadang, investor yang menanam modal pada saham yang sama dapat mengungguli investor yang melakukan diversifikasi.
Salah satu kunci diversifikasi risiko adalah memiliki aset yang berkorelasi positif terhadap aset lainnya. Misalnya, kamu mengalokasikan dana dengan membeli saham syariah dan reksadana syariah.
Meskipun saham tergolong memiliki volatilitas yang jauh lebih besar. Artinya, kamu bisa mendapatkan pengembalian lebih banyak daripada reksa dana.
Berikut adalah kelas aset yang bisa kamu manfaatkan untuk mendiversifikasi resiko di antaranya:
- Saham: Bukti kepemilikan nilai perusahaan publik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
- Obligasi: Instrumen utang yang menghasilkan pendapatan tetap dari pemerintah dan perusahaan
- Real estate: Tanah, bangunan, sumber daya alam, pertanian, peternakan, dan air
- Reksa dana yang diperdagangkan di bursa (ETF): Ekuitas yang dapat dipasarkan yang mengikuti indeks, komoditas, atau sektor
- Komoditas: Barang dasar yang diperlukan untuk produksi produk atau jasa lain
- Kas dan setara kas jangka pendek (CCE): Investasi jangka pendek berisiko rendah lainnya
Baca juga: 7 Cara Menjadi Kaya dari Saham
Apa Itu Diversifikasi Portofolio?
Tugas investor untuk diversifikasi portofolio adalah membangun gabungan kepemilikan instrumen keuangan yang terdiversifikasi, namun tugas ini bisa membingungkan karena ada banyak pilihan investasi serta berbagai tipe resikonya. Berikut adalah tiga tips untuk memudahkan pemula melakukan diversifikasi portofolio.
Cara Meminimalisir Risiko Investasi Pada Saham Dengan Diversifikasi Portofolio adalah sebagai berikut:
1. Beli Setidaknya 5 Saham dari Berbagai Industri
Salah satu cara tercepat untuk membangun portofolio yang terdiversifikasi adalah dengan berinvestasi di beberapa saham. Langkah praktisnya adalah memiliki setidaknya 5 perusahaan berbeda dalam industri yang sama.
Mungkin saja investor tergoda untuk membeli saham lain diluar sektor, namun itu bukan diversifikasi yang tepat.
Jika sektor lain sedang terpukul karena perlambatan ekonomi atau peraturan pemerintah yang baru, semua saham perusahaan itu bisa turun secara bersamaan.
Karena itu, investor harus memastikan mereka menyebarkan modal investasinya ke beberapa industri.
Salah satu cara cepat untuk investor yang tidak memiliki banyak waktu untuk meneliti saham adalah dengan membeli reksa dana indeks (ETF). Selain karena Lebih Efisien, ETF dianggap sebagai produk investasi sekelompok saham dengan kualitas bagus dan likuid dengan modal yang kecil.
Misalnya, kamu membeli XIID ETF itu sama saja mengoleksi semua saham yang ada di indeks IDX30 tersebut dengan jumlah 30 saham. Reksa dana indeks bisa membuat investor berinvestasi sekaligus menawarkan diversifikasi portofolio.
2. Diversifikasi Portofolio Anda ke Pendapatan Tetap (Obligasi)
Langkah penting lainnya dalam mendiversifikasi portofolio adalah menginvestasikan sejumlah modal dalam aset pendapatan tetap seperti obligasi.
Walaupun cara ini akan mengurangi pengembalian portofolio secara keseluruhan, setidaknya risiko dan fluktuasi bisa berkurang akibat pergerakan harga saham pada portofolio anda. Gunakan alokasi seimbang dari modal untuk 50% obligasi dan 50% saham.
Cara diversifikasi pada obligasi bisa mengurangi tingkat pengembalian tahunan rata-rata portofolio. Karena pendapatan tetap berpotensi meredam kerugian di tahun terburuk anda di pasar saham serta mengurangi jumlah tahun kerugian yang pernah kamu alami.
Ketika memilih obligasi lebih membingungkan daripada memilih saham, ada cara mudah untuk mendapatkan eksposur pendapatan tetap. Salah satunya adalah dengan membeli dana yang diperdagangkan di bursa (ETF) yang berfokus pada obligasi.
3. Pertimbangkan Diversifikasi di Properti
Pertimbangkan untuk menginvestasikan sebagian ke sektor properti. Investor yang ingin membawa diversifikasi portofolio mereka ke tingkat lain harus mempertimbangkan untuk menambahkan properti. Menurut penelitian tingkat pengembalian properti rata-rata adalah 20% pertahun. Contohnya: membeli tanah, rumah, apartment.
Keuntungan Diversifikasi
1. Meratakan Volatilitas dan Risiko
Keuntungan yang paling jelas dari memiliki portofolio yang terdiversifikasi adalah ketika harga sebuah aset turun, kamu tidak pusing memikirkan aset tersebut, karena sudah tersebar ke berbagai jenis aset.
Di sisi lain, kamu dapat menghasilkan keuntungan pada satu aset yang sedang naik diantara beberapa yang sedang stagnan ataupun turun.
2. Memiliki Wawasan Luas Terhadap Berbagai Jenis Aset
Kamu harus coba memahami jenis aset yang jauh lebih banyak yang membantu mendapatkan pemahaman lebih baik. Pada akhirnya, wawasan yang luas bisa menolong kamu membuat pilihan lebih tepat di kemudian hari.
3. Peluang Untuk Diversifikasi Internasional
Beberapa wilayah di dunia mengalami ledakan ekonomi sementara yang lain stagnan, jadi diversifikasi internasional adalah cara yang bagus untuk mengambil bagian dalam ledakan, tanpa menaruh semua modal kamu ke dalam satu keranjang.
Kekurangan Diversifikasi
1. Pengembalian Berpotensi Berkurang
Bagaimanapun, kalau kamu melakukan diversifikasi berlebihan bisa menimbulkan pengembalian kecil. Lakukan secara bijak namun jangan terlalu hati-hati dengan membeli banyak kelas aset.
2. Menjaga Banyak Aset Itu Melelahkan
Menjaga banyak aset sangat melelahkan, karena kamu harus mengikuti perkembangan dari banyaknya aset yang kamu simpan di setiap ada peristiwa yang mempengaruhi harga aset tersebut.
3. Biaya Transaksi Bisa Bertambah
Jangan disepelekan, ini bisa memakan keuntungan kamu jika terlalu terdiversifikasi. Biaya pemeliharaan serta beban komisi yang besar adalah faktor utama, terutama jika kamu melindungi risiko secara berlebihan, karena beban tersebut bisa membuat keuntungan tidak maksimal terhadap portofolio Anda.