Daftar Isi
Hai, Kawan Visto! Sudah tahu belum, kalau produk dana pendidikan itu, nggak cuma berbentuk tabungan saja! Bahkan, sering kali masyarakat juga masih salah kaprah dan keliru, dengan beberapa perbedaan produk pendidikan, seperti:
- Tabungan pendidikan
- Asuransi pendidikan
- Investasi pendidikan
Nah, sudah tahu belum apa perbedaan dari ketiga produk dana pendidikan tersebut? Jangan sampai salah pilih ya! Agar kamu lebih paham dengan ketiga produk ini, yuk kita bahas beserta dengan manfaat dan tujuannya!
Apa Itu Dana Pendidikan?
Seperti namanya, dana pendidikan secara umum bisa diartikan sebagai sumber daya finansial yang dialokasikan untuk mendukung pendidikan, khususnya untuk anak (baik anak usia dini, hingga pendidikan tinggi).
Sumber dana pendidikan ini bisa berasal dari pemerintah (beasiswa, KIP, dll), lembaga swasta (asuransi), yayasan, hingga sumbangan individu. Tapi, di luar sumber tersebut, orang tua juga wajib mempersiapkan dana pendidikan tersebut.
Ada banyak cara orang tua untuk bisa menyiapkan dan mengumpulkan dana pendidikan anak, yakni seperti menabung, investasi hingga melalui asuransi pendidikan. Tapi, untuk kamu yang masih awam, mungkin akan bingung mau pilih cara ngumpulin uang yang mana?
Pastinya harus disesuaikan dengan tujuan, kebutuhan, dan juga kondisi keuangan kamu, sebagai orang tua. Yuk, langsung saja kenalan dan cari tahu perbedaan dari ketiga produk dana pendidikan berikut ini!
Perbedaan Tabungan, Investasi, dan Asuransi Pendidikan
1. Tabungan pendidikan
Pertama, ada produk tabungan pendidikan yang disimpan di bank, (biasanya dalam bentuk tabungan berjangka). Dengan tabungan pendidikan, orang tua bisa menjaga keutuhan modal awal (pokok) yang lebih dikenal dengan tabungan rencana.
Jadi, dana yang dimiliki para nasabah (orang tua) akan dikelola oleh pihak bank, dengan menggunakan sistem tabungan berjangka dan deposito. Kamu bisa memilih jangka waktu simpanan, sesuai dengan kesepakatan awal.
Jika dana sudah terkumpul atau sudah bisa dicairkan, maka dana bisa diambil oleh orang tua, dan digunakan untuk memenuhi kebutuhan pendidikan anak. Misalnya untuk bayar masuk sekolah TK atau bahkan masuk kuliah.
2. Asuransi Pendidikan
Produk dana pendidikan selanjutnya adalah asuransi pendidikan, atau esensinya adalah produk asuransi. Dimana definisi asuransi sendiri adalah produk keuangan yang menawarkan proteksi, atau perlindungan ekonomis apabila terjadi suatu risiko.
Adapun, perlindungan tersebut akan diberikan sebagai manfaat yang berupa penggantian kerugian finansial. Biasanya, penggantian kerugian bisa dalam bentuk Unit Link (ada manfaat proteksi dan investasinya) dan Asuransi Dwiguna (endowment).
Bagaimana dengan asuransi pendidikan? Nah, untuk produk yang satu ini adalah salah satu jenis polis asuransi, yang memang dirancang khusus untuk membantu membiayai pendidikan anak, di masa depan.
Tujuan utamanya adalah untuk memberikan perlindungan finansial sang orang tua, dan memastikan bahwa dana pendidikan yang diperlukan atau dibutuhkan suatu saat nanti, akan tersedia. (terlepas apapun situasi finansial orang tua).
Jadi, ketika ada peristiwa tak terduga, misalnya orang tua anak meninggal sebelum jangka waktu polis berakhir, maka perusahaan asuransi akan membayarkan jumlah tertentu kepada ahli waris (misalnya anak), yang bisa digunakan untuk biaya pendidikan anak.
3. Investasi Pendidikan
Tabungan pendidikan sudah, asuransi juga sudah, terakhir adalah produk investasi pendidikan, yang esensinya adalah membeli produk investasi dengan tujuan mencapai dana pendidikan.
Meski tidak ada investasi yang bertujuan langsung untuk dana pendidikan, namun investasi bisa dijadikan pilihan, karena jenis sumber dana ini 100% murni membeli produk investasi seperti: Deposito, obligasi, reksadana, P2P/ECF, atau saham, untuk mengumpulkan dana pendidikan.
Baca juga: 5 Langkah Mempersiapkan Dana Pendidikan Buat Anak Tercinta
Tujuan Produk dan Alokasi Investasinya
1. Tabungan Pendidikan
Tujuannya melindungi modal dengan penempatan di tabungan, jika ada manfaat tambahan biasanya dalam bentuk gimmick asuransi contoh asuransi kematian.
Contoh:
- Besaran tabungan: Rp1.000.000/bulan
- Akumulasi 12 bulan: 12 x Rp1.000.000= Rp12.000.000
- Bunga tabungan pendidikan: 3-3.5% pertahun (alokasi investasinya 100% di Produk Tabungan)
Untuk status dana yang disetorkan jika kamu membeli produk tabungan pendidikan, maka setoran uang kita ke bank sebagai tabungan pendidikan sehingga dana tersebut akan sepenuhnya milik kita namun ada biaya administrasi secara bulanannya.
2. Asuransi Pendidikan
Tujuan utamanya adalah proteksi atau perlindungan atas risiko yang akan terjadi di masa depan, contoh resiko kematian dan cacat kritis, sehingga ahli waris bisa mendapatkan uang pertanggungan.
Ada 2 jenis bentuk asuransi pendidikan:
- Asuransi Dwiguna (Endowment): Asuransi ini memiliki jangka waktu tertentu, misalnya pembayaran 10 tahun. Dan ada manfaat tunai selama periode tertentu, contohnya saat usia masuk SMP, SMA atau Perguruan tinggi. Sehingga akan cair bertahap dari Nilai pertanggungan (SMP 10%, SMA 20%, dan sisanya ketika masuk kuliah).
- Asuransi Unit Link: Jenis asuransi plus investasi ini, memiliki jangka polis sesuai kontrak. Misalnya pembayaran 30 tahun, 50 tahun atau sepanjang hidup (whole life). Ketika membeli Unit Link maka kita seperti membeli reksadana, yang penempatannya bisa di instrumen efek pasar uang, obligasi atau saham. Jadi unsur investasi ada naik turunnya nilai unit sesuai dengan nilai market. Alokasi investasinya tergantung unit link yang kita pilih. Namun ada biaya-biaya asuransi yang kita harus bayar misalnya biaya akuisisi, biaya asuransi, biaya administrasi dll sesuai kontrak polisnya.
Bagaimana dengan status dana ketika kamu membeli asuransi pendidikan? Adapun, setoran premi yang kita bayarkan tiap bulan, atau periode tertentu itu status dana preminya adalah milik perusahaan asuransi (kita akan mendapatkan manfaat, jika terjadi risiko sesuai dalam kontrak atau polisnya).
3. Investasi Pendidikan
Tujuan dari produk investasi pendidikan adalah untuk memenuhi dana pendidikan anak, dengan produk investasi seperti deposito, obligasi negara, reksadana dan saham.
Jadi, kita bisa membeli produk investasi yang sesuai dengan profil risiko dan jangka waktu. Sebagai gambaran, berikut estimasi return yang didapat dari masing-masing jenis investasi:
- Reksadana pasar uang 4-5% p.a
- Obligasi Negara Ritel 5% p,a
- Reksadana Pendapatan tetap : 6-8% p.a
- P2P 10-12%
- Reksadana Saham 10-12% p,a
- Saham 12-15%
Sedangkan untuk investasi pendidikan, maka setoran yang kita investasikan akan sepenuhnya menjadi milik kita, dengan sesuai dengan nilai market saat itu (ada potensi naik turun nilai investasinya).
Kesimpulan
Jadi, kamu bakal pilih yang mana nih Kawan Visto? Terkait dengan produk untuk pendidikan anak kita, pastikan sesuai dengan kebutuhan dan profil risiko serta manfaat yang akan diterima ya!
Jika profil risiko kita sangat konservatif dan jangka waktu pendek (nyaman dengan produk tabungan) maka produk tabungan pendidikan menjadi pilihan yang bagus.
Sedangkan jika ingin ada proteksi dan investasinya bisa membeli produk unit link, terutama untuk jangka panjang karena diharapkan nilai investasi unit linknya, bisa bertumbuh dengan baik. Namun, jika menginginkan kepastian pencairan dana saat periode tertentu seperti saat masuk SMA, maka bisa memilih Produk Asuransi pendidikan jenis DwiGuna ( endowment).
Terakhir, jika ingin full investasi untuk tujuan pendidikan tanpa adanya proteksi asuransi, maka pilihannya ada di investasi pendidikan yang kita rancang, sesuai dengan profil risiko kita masing-masing.
Demikian informasi terkait perbedaan mendasar tabungan pendidikan, asuransi pendidikan dan investasi pendidikan. Jika bicara soal investasi, Visto menyarankan kamu untuk menggunakan platform InvestasiKu, untuk cek informasi hingga transaksi baik saham, reksadana, hingga obligasi.
Selain itu, kamu juga bisa mendapatkan poin di setiap transaksi, sebagai nilai tambahan keuntungan, untuk mempersiapkan dana pendidikan anak. Yuk, segera download aplikasinya! Semoga bermanfaat!