Daftar Isi
Di saat era investasi mulai merambah ke kalangan milenial, kira-kira instrumen investasi apa sih yang paling dilirik, atau bahkan cocok untuk mereka? Ya, jawabannya adalah reksadana, khususnya reksadana pendapatan tetap atau fix income.
Seperti yang sudah diketahui, reksadana ternyata memiliki banyak jenis, dan pada artikel sebelumnya, juga sudah dibahas tentang reksadana pasar uang. Di mana, 100% penempatan dana di pasar uang, biasanya adalah deposito dan surat utang (obligasi) kurang dari 1 tahun (jangka pendek).
Namun, jika ingin mendapatkan return lebih tinggi dari reksadana pasar uang, maka Kawan Visto disarankan untuk berinvestasi di reksadana pendapatan tetap (fix income), dengan rata-rata return di 6-8% p.a.
Mengenal Produk Reksadana Pendapatan Tetap
Definisi Reksadana Pendapatan Tetap (RDPT)
Reksadana pendapatan tetap atau dalam Bahasa Inggrisnya adalah Fix Income, merupakan alternatif investasi di produk pasar modal, dengan risiko rendah. Jadi, untuk kamu yang ingin cari aman, produk reksadana ini bisa jadi pilihan, karena Manajer Investasi akan menempatkan dana investasi nasabah, ke dalam beberapa portofolio investasi pendapatan tetap.
Tidak hanya itu, jenis reksadana ini memiliki kebijakan investasi minimal 80% penempatan di efek utang (obligasi) dan sisanya di Pasar Uang (20 % di deposito). Sehingga, jika dihitung dalam kurun waktu 3-5 tahun terakhir ini, pertumbuhan dan imbal hasilnya relatif lebih stabil, dan menawarkan keuntungan yang lebih tinggi daripada reksadana pasar uang.
Bagaimana dengan potensi keuntungannya? Tentu saja akan berbanding lurus dengan tingkat risikonya, di mana imbal hasil atau return pada produk ini sekitar 7% sampai dengan 8% per tahun.
Bahkan, jika dirata-rata keuntungan dan perbandingannya dengan reksadana pasar uang, produk ini mampu mencapai 9% per tahun. Itu artinya, berpotensi lebih tinggi daripada reksadana pasar uang sekitar 4-7% per tahun.
Reksadana Pendapatan Tetap Akan Selalu Tetap?
Seperti namanya, reksadana pendapatan tetap sering diartikan sebagai investasi yang memiliki pendapatan bersifat tetap, alias fix. Misalnya seperti ketika membeli Obligasi Negara (ORI atau SBR), tapi kenyataannya tidak.
Pasalnya, produk reksadana pendapatan tetap yang membagikan dividen secara berkala, sangat sedikit bahkan bisa dihitung dengan jari (biasanya, Perusahaan Asset Management yang mengeluarkan produk Reksadana pendapatan tetap, dengan pembagian dividen). Namun, banyak juga yang tidak membagikan dividen, dan dialihkan dalam bentuk potensi kenaikan harganya.
Mekanisme Kerja Reksadana Pendapatan Tetap
Cara kerja di dalam produk reksadana pendapatan tetap, terbilang cukup sederhana. Di mana sekitar 80-90% dari Dana Kelolaan Produk atau Asset Under Management (AUM) akan dibelikan Oleh Manajer Investasi (MI), ke berbagai jenis obligasi negara (FR contoh FR091 atau obligasi perusahaan yang terdaftar di BEI contoh obligasi INKP).
Tidak hanya itu, tapi ada lebih dari 10-20 jenis obligasi, yang dapat dibeli. Nah, jika dilihat dari sisi investor, contoh perhitungan investasi di Reksadana Pendapatan Tetap (RDPT) bisa dicontohkan sebagai berikut:
- Dana yang ingin diinvestasikan ke reksadana pendapatan tetap: Rp10.000.000
- Memilih MI A dengan harga: Rp1.000 per unit
- Unit Penyertaan yang didapat: 10.000 Unit
- Harga NAB ( Nilai AKtiva bersih) RDPT tersebut tahun depan: Rp1.090
Berapa keuntungannya?
= harga unit x jumlah unit
= 10.000 x 1090
= 10.900.000
Keuntungan Rp10.900.000 - Rp10.000.000 = Rp900.000 atau senilai dengan Rp900.000 / Rp10.000.000 = 9%.
Faktor yang Mempengaruhi Reksadana pendapatan Tetap
Ada banyak faktor yang mempengaruhi pergerakan harga dari reksadana pendapatan tetap, namun yang paling berpengaruh adalah Kebijakan Suku Bunga Bank Sentral. Mengapa?
Karena isi dari reksadana pendapatan tetap itu adalah obligasi (yang mempengaruhi harga obligasi adalah Inflasi dan kebijakan suku bunga). Sederhananya, jika inflasi dan suku bunga naik, maka harga obligasi akan turun dan kinerja reksadana pendapatan tetap akan turun juga.
Contoh seperti tahun 2018 lalu, ketika suku bunga BI naik dari 4.75% ke 6%. Maka, kinerja RDPT ikut turun, dan sebaliknya jika BI menurunkan suku bunga acuan dari 6%-3,5%, maka kinerja RDPT akan naik signifikan.
Tips Berinvestasi di Reksadana Pendapatan Tetap
Agar lebih optimal dalam berinvestasi di produk reksadana pendapatan tetap, kamu wajib intip 4 tips berikut ini:
-
Tujuan keuangan jangka waktu 1-3 tahun
Memiliki tujuan keuangan sangat penting, sebelum kamu berinvestasi. Hal tersebut dilakukan agar mendapatkan hasil yang optimal dengan profil risiko yang sesuai.
Tidak hanya itu, tujuan investasi lainnya juga untuk menjaga motivasi kita dalam berinvestasi. Pasalnya, dalam praktek di perencanaan keuangan, reksadana pendapatan tetap, memang cocok untuk investor yang memiliki tujuan keuangan antara 1-3 tahun, dan profil risiko, yang konservatif ke moderat.
Contohnya, ketika tujuan keuangan kamu adalah untuk menyiapkan dana pendidikan anak, yang masuk SD 3 tahun lagi sebesar Rp25.000.000, dengan profil risiko konservatif.
-
Pahami isi produk RPDT dan Style Investasi MI di Fund Fact Sheet (FFS) dan Prospektus
Setidaknya, ada 97 Manajer Investasi di Indonesia, dengan ratusan produk reksadana pendapatan tetap. Bagaimana cara milihnya? Nah, di sini kamu bisa buka laporan bulanan dari Manajer Investasi di dalam Fund Fact Sheet (FFS) mereka, selama 3-4 bulan yang lampau.
Kamu juga bisa melihat alokasi kebijakan investasinya, misalnya lebih banyak penempatan di obligasi negara atau obligasi swasta, serta 5-10 terbesar bobot obligasinya.
Jika tren suku bunga naik seperti tahun 2022 ini, maka kamu juga bisa pilih yang dominan di obligasi swasta. Namun, jika tren suku bunga akan turun, maka kamu bisa pilih yang banyak di obligasi negara.
-
Track Record Manajer Investasi
Karena tujuannya berinvestasi, maka kamu harus pastikan bahwa uang tersebut dikelola dengan kredibel, dan mempunyai track record Manajer investasi yang baik. Parameter pemilihannya ada 2 faktor, baik sisi kualitatif atau kuantitatif.
Untuk sisi kualitatif, yaitu Track Record MI selama 10 tahun (prestasi yang diraihnya dan managementnya). Namun, jika secara kuantitatif ini misalnya AUM lebih dari 1 T, Kinerja Historis, Sharpe Ratio, dan Drawdown yang pernah dialami.
-
Investasi secara Rutin (Dollar Cost Averaging / DCA)
Tips terakhir adalah konsisten dan rutin, di mana kunci utamanya adalah akumulasi aset yang dilakukan secara rutin. Karena hal tersebut merupakan langkah terbaik yang akan membentuk kebiasaan positif, disiplin, dan teratur.
Pasalnya, sekarang banyak program investasi rutin ini dengan model Autodebet (secara Otomatis dipotong langsung sesuai dengan instruksi dari investor misalnya tiap bulan sebesar 250.000).
Jadi, gimana nih Kawan? Tertarik untuk investasi reksadana pendapatan tetap? Jika kamu pemula, maka produk investasi reksadana ini, sangat direkomendasikan. Di mana belinya?
Kamu bisa hubungi kami di nomor Whatsapp ini:
Beli produk investasi seperti reksadana, obligasi, & saham di InvestasiKu, kamu pasti dapet cashback points. Points ini bisa kamu pakai jajan di Coffee Beans atau di Baskin Robin dan juga di seluruh produk di CT Corp.