KEUANGAN
 

Mengenal Kebijakan Fiskal dan Moneter

by Rifda Arum Adhi Pangesti - 03 Jun 2024 - Reviewed by Rifdah Fatin H.

 

Jika kamu sering menyimak berita tentang ekonomi baik itu di televisi, koran, maupun sosial media pasti kerap menjumpai istilah kebijakan fiskal dan kebijakan moneter. Meskipun keduanya jelas berbeda, tetapi sama-sama berpengaruh pada kondisi ekonomi suatu negara. 

Di Indonesia, aktivitas kedua kebijakan ini sering berjalan tanpa koordinasi yang baik antara satu sama lain. Alhasil, menimbulkan ketidakseimbangan dalam perekonomian nasiona. Contohnya saja pada tahun 1965 terjadi hiperinflasi, tahun 1970-an terjadi kesenjangan antara sektor pemerintah dan swasta dalam penggunaan ‘boom minyak’, hingga krisis moneter pada 1998. 

Lantas, apa saja sih perbedaan antara keduanya? Yuk, simak ulasan berikut ini!

 

Kebijakan Fiskal

Kebijakan fiskal mengacu pada bagaimana tindakan pemerintah dalam mengatur APBN supaya pembangunan ekonomi tetap sesuai dengan rencana. Tujuan utama tentu saja untuk mencapai kestabilan keuangan negara, khususnya pada pendapatan dan pengeluarannya. Selain itu juga mendorong pertumbuhan ekonomi dari sektor mana pun, sekaligus mengatasi berbagai permasalahan sosial terutama angka pengangguran. 

Dalam pelaksanaannya kebijakan ini berkaitan dengan penetapan pajak, mengurangi angka pengangguran, hingga meningkatkan laju investasi. Berikut ini penjelasannya:

 

1. Penetapan Pajak

Salah satu sumber APBN adalah pajak dari masyarakat. Artinya, pajak juga menjadi salah satu instrumen kebijakan fiskal yang berpengaruh pada perkembangan ekonomi negara. Pajak masuk ke Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang dipungut berdasarkan PERDA masing-masing daerah, baik itu pajak provinsi maupun pajak kabupaten/kota. 

 

2. Mengurangi Angka Pengangguran

Negara berkewajiban mensejahterakan masyarakatnya, terutama dengan mengurangi angka pengangguran. Mengingat laju pertumbuhan penduduk terjadi begitu pesat, maka harus beriringan dengan kesempatan kerja. 

Nah, untuk mengurangi angka pengangguran maka pemerintah menciptakan pergerakan masyarakat seperti UKM. Terbukti bahwa sekitar 94% perekonomian ekonom dikuasai oleh UKM, sementara 6% adalah industri asing. 

3. Mengurangi Ketimpangan Pendapatan Nasional

Antar wilayah di negara ini ternyata memiliki perbedaan pendapatan dan menjadikan kesenjangan antara masyarakatnya. Melalui kebijakan fiskal ini, pemerintah berupaya memprioritaskan pengeluaran-pengeluaran tertentu demi kebutuhan masyarakat. FYI, ketimpangan ini justru dapat mengganggu stabilitas ekonomi maupun politik.  

 

4. Meningkatkan Laju Investasi

Meningkatkan laju investasi justru menjadi cara dalam kebijakan fiskal yang dapat dilakukan oleh pemerintah maupun swasta. Itulah mengapa, saat ini tengah digembar-gemborkan investasi pada sektor yang memiliki pengeluaran besar pada kebutuhan masyarakatnya. 

Baca Juga: Mengenal Tujuan, Manfaat, dan Ciri-Ciri Prinsip Ekonomi 

 

Kebijakan Moneter

Jika kebijakan fiskal lebih “dipegang” oleh pemerintah, maka kebijakan moneter justru pada bank sentral. Langkah-langkah atas tindakan ekonomi biasanya diambil oleh bank sentral dari suatu negara, khususnya untuk mengatur peredaran uang di masyarakat. Tujuannya adalah supaya negara dapat menjaga stabilitas harga atau mata uang. 

Kegiatan pengendalian jumlah uang yang beredar di masyarakat menjadi bagian dari kebijakan moneter. Semakin banyak jumlah uang yang beredar, justru dapat mendorong peningkatan harga dari tingkat yang diharapkan. Alhasil, dalam jangka panjang justru dapat mengganggu jalannya pertumbuhan ekonomi negara. 

Sebaliknya, jika jumlah uang yang beredar sangar rendah, justru perekonomian negara akan lesu. Jadi, memang harus dijaga supaya tetap stabil, tidak banyak tetapi tidak sedikit juga. 

Kebijakan moneter tidak hanya mengatur peredaran jumlah uang (money supply) saja, tetapi juga pada tingkat bunga (interest rates) yang berpengaruh pada tingkat permintaan agregat (aggregate demand) sekaligus mengurangi ketidakstabilan yang ada di ekonomi negara. 

Untuk menjaga stabilitas ekonomi, melalui kebijakan moneter ini adalah dengan menjaga nilai mata uang supaya tetap pada tingkat tertentu terutama terhadap mata uang negara lain. Khususnya pada suatu negara yang memiliki ketergantungan pada sektor impor, maka penurunan kurs justru menjadi hal yang harus dihindari. Hal tersebut karena dapat berdampak pada terjadinya inflasi. 

Baca Juga: 7 Fakta Krisis Moneter Tahun 1998

 

Seperti yang tertulis sebelumnya, bahwa investasi ternyata berpengaruh besar pada perekonomian suatu negara. Sebagai warga biasa, ternyata kita juga dapat berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi negara yakni dengan UKM maupun berinvestasi. Kamu dapat berinvestasi dengan produk saham maupun reksadana, khususnya di InvestasiKu. Apabila kamu tertarik, coba saja kunjungi laman investasiKu ini

InvestasiKu, adalah platform investasi online, yang punya beberapa produk dan fitur unggul, baik untuk investor pemula maupun profesional. Saat ini, InvestasiKu menyediakan produk reksadana dan saham yang bisa langsung kamu beli melalui aplikasi InvestasiKu.

 
Share this article via :
whatsapp-investasiku
 
InvestasiKu-footer
 

#YukInvestasiKu For Better Tomorrow

Download aplikasi InvestasiKu di Android, iOS, dan Windows serta nikmati kemudahan berinvestasi saham, reksa dana, obligasi, dan rencana keuangan

 
Download di Google Play Download di App Store Download desktop version
 

InvestasiKu adalah produk dari PT Mega Capital Sekuritas

Menara Bank Mega, Lantai 2, Jalan Kapten Tendean Kavling 12-14A,
RT 002/RW 002, Kelurahan Mampang Prapatan,
Kecamatan Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, Kode Pos 12790

Telepon : 021-79175599
Email : customer.care@investasiku.id
WhatsApp : +6282260904080

 
  • TikTok
  • Instagram
  • YouTube
  • Spotify
  • LinkedIn
  • Facebook
  • Twitter
Eduvest
 

©2024 InvestasiKu. All rights reserved.

InvestasiKu adalah aplikasi finansial yang dikelola dan dikembangkan oleh PT Mega Capital Sekuritas, dengan misi membuka akses lebih luas bagi masyarakat pada produk-produk keuangan dengan mudah, aman dan terjangkau. Semua transaksi saham, reksa dana, dan obligasi difasilitasi oleh PT Mega Capital Sekuritas sebagai broker saham yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, sekaligus agen penjual reksa dana yang memiliki izin usaha dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan

OJK
KOMINFO