Sebagai pemula, hari-hari kamu harus selalu belajar istilah baru dalam dunia investasi, salah satunya drawdown.
Perlu kamu ketahui bahwa arti drawdown secara harfiah dan konteks investasi itu berbeda. Secara verbatim, drawdown artinya ‘menarik’. Lantas, bagaimana jika dalam konteks investasi terutama reksa dana?
Yul, simak penjelasannya berikut ini!
Pengertian Drawdown Investasi
Drawdown adalah penurunan nilai investasi tunggal terutama pada portofolio yang secara signifikan. Biasanya, penurunan ini terjadi dari nilai tertinggi hingga terendah dalam kurun waktu tertentu.
Istilah drawdown ini juga sering digunakan dalam aktivitas trading yang sama-sama berupa penurunan nilai sehingga menyebabkan kerugian berturut-turut.
Sementara pada investasi, pembahasan drawdown justru terjadi pada reksa dana. Sekalipun reksa dana itu dikelola sepenuhnya oleh Manajer Investasi, tetapi tetap saja harus kamu pantau portofolio investasi tersebut.
Secara teknis, drawdown mengacu pada selisih antara nilai tertinggi unit reksa dana (NAV) dalam kurun waktu tertentu dengan nilai terendah yang dicapai setelahnya.
Singkatnya, drawdown investasi menggambarkan persentase penurunan nilai investasi.
Jadi, kamu harus tetap andil dalam menyusun strategi untuk meminimalisir terjadinya drawdown selanjutnya.
Dalam portofolio reksa dana, pasti terdapat tulisan “Drawdown 1Y” yang menunjukkan besaran penurunan nilai investasi selama 1 tahun terakhir (1Y).
Contoh: nilai drawdown tersebut adalah 40%, maka artinya memang telah terjadi penurunan harga maksimal dari titik tertinggi ke titik terendah sebesar 40%.
Semakin rendah persentase drawdown, maka harga produk reksa dana akan semakin stabil sehingga bisa dipertimbangkan untuk dibeli.
FYI, jenis reksa dana pasar uang cenderung memiliki nilai drawdown investasi yang relatif rendah bahkan hingga mencapai 0.00 persen!
Baca Juga: Manajer Investasi Adalah - Kunci Kesuksesan Reksa Dana
Peluang Penyebab Drawdown
Ada banyak hal-hal yang berpeluang menyebabkan drawdown baik secara mikro maupun makro.
1. Sentimen Pasar
Apapun instrumen investasi, pasti akan selalu dipengaruhi sentimen pasar. Para pelaku pasar memicu perubahan harga yang bahkan dramatis, sehingga berpeluang menghasilkan drawdown.
2. Volatilitas Pasar
Harga aset yang berubah secara signifikan justru dapat menyebabkan drawdown yang tinggi.
3. Kinerja Manajer Investasi
Berhubung reksa dana itu dikelola oleh Manajer Investasi, maka besaran nilai drawdown ini juga dipengaruhi oleh bagaimana kinerja mereka.
Jika pada Manajer Investasi memiliki strategi jitu pasti dapat mengendalikan nilai drawdown ini.
4. Faktor Eksternal
Segala instrumen investasi pasti berkesinambungan dengan hal-hal eksternal yang terjadi dalam suatu negara.
Misalnya seperti krisis ekonomi, perubahan kebijakan pemerintah, atau bahkan peristiwa geopolitik secara makro.
Baca Juga: Listing Adalah - Pengertian, Jenis, dan Tahapannya di BEI
Bagaimana Mengelola Drawdown Bagi Investor?
Investor pemula pasti akan sering merasa bingung, panik, dan khawatir setelah mendapati nilai drawdown pada investasi reksa dana mereka rendah. Penurunan nilai investasi pasti akan membuat investor pemula merasa harus menjual unit mereka supaya tidak rugi.
Padahal sebenarnya, drawdown itu adalah hal normal dalam aktivitas investasi. Ditambah lagi fakta bahwa penurunan harga NAV pada reksa dana itu bisa saja terjadi dan tentunya dapat diantisipasi.
Maka dari itu, sejak awal berinvestasi harus paham bagaimana profil risiko masing-masing. Katakanlah kamu berinvestasi pada reksa dana dengan risiko tinggi, maka tentu saja drawdown berpotensi lebih besar. Namun, jika kamu berinvestasi pada reksa dana dengan risiko rendah, maka drawdown pun lebih kecil.
Cara penengahnya adalah kamu dapat berinvestasi reksa dana pasar uang maupun pendapatan tetap yang kecil kemungkinan terjadi drawdown.
Selain itu, jangan asal menjual unit reksa dana saat harga tengah rendah karena justru menimbulkan kerugian. Biasanya, investor pemula yang panik karena drawdown sering ceroboh menjual begitu saja.
Dalam hal ini, jangan membuat keputusan saat sedang cemas dan khawatir. Rasionalkan pikiran dan pahami bahwa berinvestasi itu selalu memiliki risikonya.
Baca Juga: Saham BSDE - Profil, Kinerja Keuangan, Riwayat Dividen, dan Prospek Bisnisnya
Mau Berinvestasi di Reksa Dana yang Stabil?
Nah, itulah pemahaman tentang drawdown investasi yang lebih sering terjadi pada instrumen reksa dana. Jika kamu enggan panik dan cemas karena hal yang satu ini, dapat berinvestasi pada reksa dana pasar uang maupun reksa dana pendapatan tetap yang lebih stabil.
Berhubung sekarang ini segalanya sudah serba canggih, maka kamu bisa membeli sekaligus memantau reksa dana yang stabil hanya melalui aplikasi saja, salah satunya InvestasiKu.
Jangan khawatir sebab aplikasi ini telah berada di bawah pengawasan OJK sehingga aman dan terpercaya. Yuk, download InvestasiKu dan tanamkan saham demi masa depan yang lebih baik.