Fitch Ratings, yang merupakan Lembaga pemeringkatan kredit internasional ternama yang bermarkas di New York dan London, pada hari Selasa 23 November 2021 kemarin baru saja merilis proyeksi terhadap ekonomi terbaru negara-negara di dunia, yang termaksud Indonesia.
Fitch Ratings mengemukakan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia di 2021 akan mencapai 3,2%.
Angka ini sayangnya jauh lebih rendah dari proyeksi pemerintah yang menakar bahwa ekonomi Indonesia bisa tumbuh hingga 4% di 2021 ini.
Angka proyeksi 3,2% dari Fitch Ratings ini timbul akibat dari aktivitas masyarakat Indonesia yang mulai berangsur-angsur memulih sejak September 2021 setelah selesai dari PPKM Level 4.
Ditambah lagi Indonesia yang merupakan produsen terbesar beberapa komoditas esensial seperti minyak sawit dan batu bara di mana harga komoditas ini mengalami kenaikan yang besar-besaran akibat minimnya pasokan namun tingginya permintaan membuat Indonesia mampu mendapatkan keuntungan dari hal ini.
Namun, ada pernyataan lain dari Fitch yang mampu meningkatkan optimisme pelaku pasar yaitu, bahwa Fitch Rating memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2022 akan menyentuh level 6,8% di mana hal ini jauh lebih tinggi dibandingkan dengan proyeksi pemerintah terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia di angka 5,2% di tahun 2022.
Namun, proyeksi dari Fitch ini memiliki catatan yaitu jika proyeksi pertumbuhan ekonomi 6,8% ini mau dicapai jika pada libur akhir tahun ini tidak adanya peningkatan yang signifikan terhadap kasus covid 19, karena berkaca dari sebelum-sebelumnya jika selesai libur panjang, kasus covid di Indoensia mengalami kenaikan yang mau tak mau membuat pemerintah kembali melakukan pembatan kegiatan masyarakat.
Key Takeaway
Ekonomi Indonesia hanya bisa meningkat dengan cepat hanya jika kasus covid 19 di Indonesia dapat tertangani.
Karena jika adanya gelombang-gelombang baru dari covid, efeknya akan seperti domino, yaitu bisa merembet kemana-mana bahkan berdampak buruk bagi pasar modal Indonesia.
Namun, asing yang masih mencatatkan transaksi beli bersih di pasar modal kita membuat investor harusnya lebih optimis terhadap ekonomi Indonesia khususnya di sektor pasar modal ini.