Pada Senin, 1 November 2021, Indonesia baru saja merilis data ekonomi penting yaitu PMI Manufacturing Index.
Manufacturing Index atau dalam bahasa Indonesia disebut indeks manufaktur adalah salah satu indeks yang dirilis setiap bulannya.
Data ini menggambarkan tentang bagaimana kondisi industri manufaktur di suatu negara, seberapa banyak jumlah produksi sektor manufaktur negara tersebut, lalu seberapa banyak permintaan yang datang yang akhirnya kita dapat mengetahui seberapa banyak tenaga kerja yang mampu terserap oleh industri tersebut, berapa biaya investasi yang dikeluarkan, dan apakah sektor ini berekspansi atau malah stagnan bahkan cenderung menurun.
PMI Manufaktur Indeks ini dibangun atas data dari hasil respons para manajer di bidang pembelian yang dikumpulkan dari 400 lebih perusahaan manufaktur seperti:
- Perusahaan industri logam dasar
- Kimia dan plastik
- Tekstil dan pakaian
- Makanan dan minuman.
Hasilnya, PMI Manufaktur Index Indonesia periode Oktober 2021 mengalami kenaikan yang signifikan ke level 57,20 dari sebelumnya di level 52,20.
Kenaikan ini merupakan yang tertinggi sejak tahun 2017 yang artinya bahwa sektor manufaktur Indonesia sudah berangsur-angsur pulih, yang mengindikasikan sudah mulai kembali normalnya permintaan yang membuat kebutuhan akan tenaga kerja pun berangsur-angsur meningkat.
Key takeaway
Bertahannya indeks PMI Indonesia di atas 50 selama dua bulan berturut-turut menjadi sentimen positif bagi perekonomian dalam negri, sebab sektor industri menyumbang hampir 20% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia, sehingga jika sektor ini sudah mulai kembali normal bahkan sudah mulai massif untuk berekspansi, maka ini menjadi katalis positif bagi pemulihan ekonomi di tengah menurunnya kasus covid 19.