GLIMPSE
 

Omicron, Varian Baru Covid 19 yang Menghantui Pasar Saham

by Josua Lois Sinaga - 01 Dec 2021 - Reviewed by Rifdah Fatin H.

 

Pada 11 November 2021 silam, dunia kembali dikejutkan dengan munculnya varian baru dari virus corona yaitu varian B.1.1.529 atau yang akhir-akhir ini berseliweran dengan nama virus omicron.

Virus omicron ini pertama kali ditemukan di Botswana, Afrika Selatan. Menurut ahli mikrobiologi, virus ini mampu meningkatkan infektivitas dan mengurangi pengenalan antibodi.

Sedangkan, menurut Virolog di Departemen Penyakit Menular Imperial College London, Tom Peacock mengatakan, varian Botswana berpotensi lebih mengerikan dibandingkan varian Delta.

Atas temuan varian baru ini, WHO atau organisasi kesehatan dunia langsung menjadikan varian ini sebagai variant of concern (VOC) atau dalam bahasa Indonesia disebut dengan varian yang mengkhawatirkan.

Tak hanya berselang lama dari pertama kalinya ditemukan varian ini pada tanggal 11 November silam, per Senin kemarin sudah tercatat ada 9 negara yang mencatatkan kasus positif virus varian baru ini di antaranya: Inggirs, Jerman, Italia, Republik Ceko, Bostwana, Hongkong, Belgia, Israel, Belanda

Karena varian baru covid 19 ini, otomatis pelaku pasar langsung merespon negatif. Tercatat sejak Jumat 26 November 2021 kemarin khususnya bursa domestik kita mengalami penurunan.

Tak cuma Indonesia, bursa regional pun mengalami pelemahan sebut saja Hangseng (bursa Hongkong), Nikkei (bursa Jepang), bahkan Dow Jones pun mengalami pelemahan akibat berita ini.

Respon negatif dari pelaku pasar disebabkan oleh ketakutan yang muncul bahwa akan dilakukannya kembali pembatasan aktivitas yang jelas akan kembali memberikan dampak negatif bagi ekonomi, padahal banyak negara di dunia yang pelan-pelan ekonominya sudah mulai pulih dan akan mengendorkan stimulus ekonomi.

Sebut saja The Fed yang rencannaya pada bulan Desember akan mengumumkan skema tapering offnya, lalu Bank of England yang berencana mulai akan kembali menaikan suku bunga yang karena dampak ini para pelaku pasar menilai bahwa pembuat kebijakan akan kembali mempertimbangkan waktu dan tingkat kenaikan kebijakan moneternya.

 

Key Takeaway

Selalu ada celah yang dapat dimanfaatkan oleh pelaku pasar dari setiap berita yang memengaruhi psikologis pasar.

Sebut saja di pasar domestik, sektor Kesehatan (IDXHealth) sejak Jumat, 26 November kemarin Ketika IHSG ditutup minus 2%, IDXHealth hanya satu-satunya sektor yang mengalami penguatan dan terus menguat hingga Selasa 30 November 2021.

Pelaku pasar kembali berspekulasi jika varian baru muncul, ini menjadi sentimen positif bagi emiten yang bergerak di industri kesehatan seperti laboratorium, rumah sakit, produsen alat kesehatan karena varian baru berpotensi kembali meningkatkan kinerja emiten sektor tersebut.

 
Share this article via :
whatsapp-investasiku
 
InvestasiKu-footer
 

#YukInvestasiKu For Better Tomorrow

Download aplikasi InvestasiKu di Android, iOS, dan Windows serta nikmati kemudahan berinvestasi saham, reksa dana, obligasi, dan rencana keuangan

 
Download di Google Play Download di App Store Download desktop version
 

InvestasiKu adalah produk dari PT Mega Capital Sekuritas

Menara Bank Mega, Lantai 2, Jalan Kapten Tendean Kavling 12-14A,
RT 002/RW 002, Kelurahan Mampang Prapatan,
Kecamatan Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, Kode Pos 12790

Telepon : 021-79175599
Email : customer.care@investasiku.id
WhatsApp : +6282260904080

 
  • TikTok
  • Instagram
  • YouTube
  • Spotify
  • LinkedIn
  • Facebook
  • Twitter
Eduvest
 

© 2024 InvestasiKu. All rights reserved.

InvestasiKu adalah aplikasi finansial yang dikelola dan dikembangkan oleh PT Mega Capital Sekuritas, dengan misi membuka akses lebih luas bagi masyarakat pada produk-produk keuangan dengan mudah, aman dan terjangkau. Semua transaksi saham, reksa dana, dan obligasi difasilitasi oleh PT Mega Capital Sekuritas sebagai broker saham yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, sekaligus agen penjual reksa dana yang memiliki izin usaha dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan

OJK KOMINFO