Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Kartika Wirjoatmodjo, mengumumkan bahwa pemerintah akan memasukkan penawaran harga saham, ke PT Vale Indonesia Tbk. (INCO).
Penawaran tersebut akan dilakukan pada akhir Januari 2024, dan dalam upaya untuk mengakuisisi 14% saham asing, pemerintah pun meminta diskon dari harga pasar saat ini.
Permintaan Diskon Harga Saham Divestasi INCO
Pemerintah Indonesia berupaya untuk mendapatkan harga diskon, dalam divestasi saham INCO. Wakil Menteri BUMN, Kartika Wirjoatmodjo, menyatakan bahwa harga diskon yang diminta pemerintah, akan berada di bawah harga pasar saat ini.
Tujuan dari permintaan diskon ini adalah untuk memastikan bahwa akuisisi saham asing, dapat dilakukan dengan harga yang lebih terjangkau.
Proses divestasi saham INCO telah selesai diputuskan oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif. Dengan selesainya proses divestasi ini, negara kini menjadi pemegang saham mayoritas di Vale Indonesia.
Divestasi saham ini merupakan salah satu syarat untuk perpanjangan konsesi tambang, setelah Desember 2025.
Baca juga: PTRO Raih Kontrak Jumbo Senilai Rp4,6 T, Sebelum Diakuisisi CUAN
Negosiasi Harga Saham Divestasi
Pemerintah Indonesia, melalui Kementerian BUMN juga sedang melakukan negosiasi harga saham divestasi, dengan Vale Indonesia. Pemerintah ingin memastikan bahwa harga saham yang ditawarkan oleh Vale Indonesia kepada pemerintah, memiliki diskon yang signifikan dari harga pasar saat ini. Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa akuisisi saham dapat dilakukan dengan harga yang lebih terjangkau.
Divestasi saham INCO ini memiliki dampak yang signifikan bagi industri pertambangan di Indonesia. Dengan pemerintah sebagai pemegang saham mayoritas, diharapkan dapat meningkatkan kontrol dan pengawasan terhadap kegiatan operasional perusahaan.
Selain itu, divestasi ini juga merupakan langkah strategis, dalam memenuhi persyaratan perpanjangan konsesi tambang INCO.