Daftar Isi
Ada banyak konglomerat di Indonesia, yang mempunyai banyak perusahaan, salah satunya Grup Bakrie. Didirikan oleh Achmad Bakrie pada tahun 1942, perusahaan ini memiliki kepentingan dalam berbagai industri, termasuk pertanian, konstruksi, energi, telekomunikasi, dan media.
Kepemilikan Grup Bakrie sendiri adalah termasuk perusahaan publik, seperti PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk dan PT Bakrie & Brothers Tbk, serta sejumlah perusahaan swasta.
Selain itu, grup ini juga terlibat dalam berbagai kegiatan filantropi, seperti inisiatif pendidikan dan kesehatan. Keluarga Bakrie yang dipimpin oleh Aburizal Bakrie merupakan salah satu keluarga bisnis paling terkemuka dan berpengaruh di Indonesia.
Saham Bakrie Group Mulai Redup
Tidak secemerlang dulu, kini saham emiten grup Bakrie mulai redup dan terus merosot. Ada berbagai macam faktor yang membuat redupnya beberapa perusahaan Bakrie, beberapa diantaranya peristiwa semburan lumpur Lapindo, di Sidoarjo pada tahun 2006.
Adapun musibah tersebut disebabkan oleh ledakan di sumur eksplorasi gas bumi, yang dibor oleh PT Lapindo Brantas, anak usaha Grup Bakrie. Akibatnya, ribuan orang mengungsi dan menyebabkan kerusakan yang signifikan di daerah sekitarnya, bahkan hingga saat ini.
Tidak hanya itu, kasus narkoba yang dialami anak dan menantunya, yakni Ardi Bakrie dan Nia Ramadhani, juga turut menjadi faktor turunnya saham Grup Bakrie.
Saham apa saja yang turun? Setidaknya ada 3 saham yang mengalami ARB atau penurunan paling dalam, per September 2022, yakni:
- BUMI turun Rp11 (6,55%) menjadi Rp 157
- BNBR melemah Rp3 (5,36%) menjadi Rp 53
- BRMS anjlok Rp12 (6,42%) menjadi Rp 175
- ENRG turun Rp6 (2,16%) menjadi Rp272
- UNSP ditutup bergerak stagnan di level Rp134.
Gimana nih, buat para investor atau trader yang mengincar saham dari perusahaan Bakrie? Tapi tenang, karena masih banyak perusahaan Bakrie yang memiliki laporan keuangan yang masih stabil dan bisa kamu jadikan pilihan.
Baca juga: Ini Alasan Kamu Bisa Boncos & Solusinya
Daftar Perusahaan Bakrie Terdaftar BEI 2023
1. PT Bakrie & Brothers Tbk - BNBR
- Tahun Berdiri: 1940 oleh H. Achmad Bakrie, ayah dari Aburizal Bakrie di Teluk Betung, Riau.
- Fokus Bisnis: Industri manufaktur dan infrastruktur (produk penyediaan bis elektrik dan menjadi salah satu perusahaan penyedia listrik non-PLN). Sebelumnya bergerak di bidang perdagangan komoditas seperti, karet, lada dan kopi.
- Tanggal IPO: 28 Agustus 1989
- Harga per Lembar: Rp72 (27 Januari 2023)
2. PT Bumi Resources Tbk - BUMI
- Tahun Berdiri: 1973
- Fokus Bisnis: Pertambangan, sebelumnya di bidang industri pariwisata. Saham BUMI juga memiliki anak perusahaan yang juga bergerak di bidang yang sama, yakni PT Kaltim Prima Coal (KPC) PT Arutmin Indonesia PT Fajar Bumi Sakti dan lain-lain. Kini BUMI dan anak perusahaan mengelola lebih dari 185.000 hektar area di Pulau Sumatera dan Kalimantan.
- Tanggal IPO: 30 Juli 1990
- Harga per Lembar: Rp155 (per 27 Januari 2023)
3. PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk - UNSP
- Tahun Berdiri: 2011 dengan nama awal Naamlooze Vennootschap Hollandsch Amerikaansche Plantage Maatschappij milik Belanda. Tahun 1986 UNSP jatuh ke tangan Bakrie Family setelah grup konglomerat ini mengakuisisi 75% saham perusahaan.
- Fokus Bisnis: Bergerak di bidang agriculture khususnya industri hulu ke hilir pengolahan kelapa sawit (CPO). Per tahun 2020, perusahaan ini mengelola kebun sawit seluas 68.082 Ha di Sumatera dan Kalimantan.
- Tanggal IPO: 6 Maret 1990
- Harga per Lembar: Rp126 (per 27 Januari 2023)
4. PT Visi Media Asia Tbk - VIVA
- Tahun Berdiri: 2004 dengan nama PT Semesta Kolina sebelum akhirnya sahamnya dibeli oleh salah satu perusahaan Bakrie Group, PT Capital Managers Asia pada tahun 2006.
- Fokus Bisnis: Bergerak di bidang media terkemuka seperti, ANTV, TvOne dan media online Viva
- Tanggal IPO: 21 November 2011, sejak itu Bakrie Group menguasai 53,7% saham perusahaan ini.
- Harga per Lembar: Rp50 (per 27 Januari 2023)
5. PT Bumi Resources Minerals Tbk - BRMS
- Tahun Berdiri: 6 Agustus 2003
- Fokus Bisnis: Menjadi bagian dari PT Bumi Resources Tbk (BUMI) yang bergerak di bidang pertambangan komoditas non mineral seperti, emas, seng dan tembaga. BMRS memiliki anak perusahaan yaitu PT Citra Palu Minerals, PT Dairi Prima Mineral, PT Gorontalo Minerals dan PT Linge Mineral Resouces.
- Tanggal IPO: 9 Desember 2010
- Harga per Lembar: Rp193 (per 27 Januari 2023)
6. PT Bakrieland Development Tbk - ELTY
- Tahun Beroperasi: 1990
- Fokus Bisnis: Pengembangan, perdagangan, dan pengelolaan properti baik itu properti komersial seperti, kantor maupun properti residensial, yang tersebar di 5 kota yaitu Jakarta, Lampung, Bogor, Yogyakarta, Surabaya dan Sidoarjo.
- Tanggal IPO: 30 Oktober 1995
- Harga per Lembar: Rp50 (per 27 Januari 2023)
7. PT Energi Mega Persada Tbk - ENRG
- Tahun Beroperasi: 2003
- Fokus Bisnis: Eksplorasi dan penambangan minyak mentah, gas dan metana dari lapisan batubara, baik di dalam maupun luar negeri.
- Tanggal IPO: 7 Juni 2004
- Harga per Lembar: Rp262 (per 27 Januari 2023)
Baca Juga: JD.ID Bangkrut, Ternyata Ini Penyebabnya!
8. PT Darma Henwa Tbk - DEWA
- Tahun Berdiri: 1996
- Fokus Bisnis: Pertambangan, menyediakan alat-alat pertambangan serta jasa layanan pengelolaan tambang. Saham DEWA juga bekerja sama dengan perusahaan lain, seperti Antam dan Newmont.
- Tanggal IPO: 26 September 2007
- Harga per Lembar: Rp57 (per 27 Januari 2023)
9. PT Graha Andrasentra Propertindo Tbk - JGLE
- Tahun Beroperasi: 15 Juni 1988 dengan Nama PT Aliyah Panca Hafat
- Fokus Bisnis: Pengembang dan pengelola taman hiburan serta pengembang real estat/properti.
- Tanggal IPO: 29 Juni 2016
- Harga per Lembar: Rp50 (per 27 Januari 2023)
10. PT Bakrie Telecom Tbk - BTEL (SUSPEND DARI BEI)
- Tahun Berdiri: 1993 dengan nama PT Radio Telepon Indonesia (Ratelindo).
- Fokus Bisnis: Penyelenggaraan jasa dan jaringan telekomunikasi lokal tanpa kabel dengan mobilitas terbatas.
- Tanggal IPO: 3 Februari 2006
- Harga per Lembar: Rp -