PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) mengalami penurunan laba bersih sebesar 11,45% menjadi Rp4,8 triliun pada tahun 2023.
Penurunan ini disebabkan oleh menurunnya penjualan bersih UNVR sebesar 6,33% menjadi Rp38,61 triliun pada tahun yang sama.
Akibatnya, jumlah ekuitas UNVR per 31 Desember 2023 juga turun sebesar 15,5% menjadi Rp3,38 triliun dari posisi per 31 Desember 2022 yang mencapai Rp4 triliun.
Dampak Boikot Produk-produk Unilever
Salah satu faktor yang mempengaruhi kinerja UNVR pada tahun 2023 adalah dampak boikot yang dilakukan oleh sebagian masyarakat Indonesia terhadap produk-produk UNVR.
Boikot ini dipicu oleh pernyataan Presiden Direktur Unilever Global, Alan Jope, yang mengkritik kebijakan pemerintah Indonesia terkait larangan ekspor nikel.
Pernyataan ini dianggap sebagai campur tangan asing terhadap kedaulatan Indonesia.
Boikot ini berdampak pada menurunnya permintaan terhadap produk-produk UNVR, terutama di segmen kebutuhan rumah tangga dan perawatan tubuh, yang menyumbang sekitar 65% dari total penjualan UNVR.
Penjualan segmen ini turun sebesar 8,9% menjadi Rp25,15 triliun pada tahun 2023.
Sementara itu, penjualan segmen makanan dan minuman juga turun sebesar 3,6% menjadi Rp13,46 triliun pada tahun yang sama.
Baca juga: 8 Perusahaan FMCG Terbesar di Indonesia
Upaya Pemulihan
Untuk mengatasi dampak boikot ini, UNVR melakukan berbagai upaya pemulihan, baik dari sisi internal maupun eksternal.
Dari sisi internal, UNVR berusaha meningkatkan efisiensi operasional, mengendalikan biaya, dan memperbaiki margin.
Hal ini terlihat dari kenaikan gross margin UNVR sebesar 3,46% menjadi 49,7% pada tahun 2023.
UNVR juga melakukan restrukturisasi organisasi, yang melibatkan pengurangan jumlah karyawan sebesar 10%.
Dari sisi eksternal, UNVR berusaha memperbaiki citra dan reputasi perusahaan, serta menjaga hubungan baik dengan pemerintah, mitra, dan pelanggan.
UNVR melakukan klarifikasi dan permintaan maaf terkait pernyataan Presiden Direktur Unilever Global, serta menegaskan komitmennya untuk mendukung pembangunan berkelanjutan di Indonesia.
UNVR juga melakukan berbagai program tanggung jawab sosial, seperti bantuan kesehatan, pendidikan, dan lingkungan.
Harapan UNVR 2024
Meskipun mengalami penurunan laba bersih pada tahun 2023, UNVR tetap optimis dapat memulihkan kinerjanya pada tahun 2024.
UNVR menargetkan peningkatan penjualan bersih sebesar 5% menjadi Rp40,54 triliun, dan peningkatan laba bersih sebesar 10% menjadi Rp5,28 triliun pada tahun 2024.
UNVR juga berencana meningkatkan investasi sebesar 20% menjadi Rp1,2 triliun, yang akan dialokasikan untuk pengembangan produk, teknologi, dan infrastruktur.
Presiden Direktur UNVR, Benjie Yap, mengatakan bahwa UNVR memiliki strategi dan rencana bisnis yang solid untuk menghadapi tantangan dan peluang di tahun 2024.
UNVR akan terus berfokus pada pertumbuhan yang berkelanjutan, berbasis inovasi, dan berorientasi pada konsumen. UNVR juga akan terus berkolaborasi dengan pemerintah, mitra, dan pelanggan, untuk menciptakan nilai bersama bagi semua pemangku kepentingan.