LIFESTYLE
 

12+ Kesalahan Frugal Living Beserta Solusinya, Bukan Pelit Tapi Hemat 

by Rifda Arum Adhi Pangesti - 05 Jun 2025 - Reviewed by Lia Andani.

 

Istilah frugal living semakin populer seiring mudahnya masyarakat untuk membeli barang secara online. 

Bersamaan dengan konten iklan, link affiliate tersebar di seluruh sosial media. Jika di TikTok disebut sebagai ‘keranjang kuning’. Sementara itu di X, konten-konten iklan berupa thread akan selalu disertai link e-commerce

Lalu di Instagram, biasanya link affiliate akan ditaruh di Instagram Story atau bahkan pada LinkTree dengan sekumpulan link lainnya, yang kemudian ditempatkan di bagian Bio.

Jadi, audiens akan langsung diarahkan menuju toko online yang bersangkutan.

Hal itu membuktikan bahwa godaan untuk hedon ada dimana-mana, dan bahkan dimudahkan oleh sistem. 

Maka dari itu, kamu harus menerapkan frugal living ini, secara perlahan saja tidak apa-apa. 

Sayangnya, masih banyak orang yang melakukan kesalahan frugal living. Ada yang mempercayai bahwa frugal living adalah hidup irit 一 pokoknya seirit mungkin. Padahal, tidak begitu maksudnya. 

Yuk, simak apa saja kesalahan frugal living yang sering dilakukan, supaya kamu jangan sampai ikut-ikutan salah.

 

 

1. Mengabaikan Kualitas Demi Harga Murah

Frugal living itu tetap bisa dan boleh-boleh saja kok membeli barang, asal jangan yang murahan. 

Artinya, kamu jangan terlalu fokus pada harga termurah saja tanpa mempertimbangkan kualitas dan daya tahan barang. 

Jika demikian, nanti barang akan cepat rusak dan harus sering diganti. Alhasil, justru mengeluarkan lebih banyak uang dalam jangka panjang ‘kan?

SOLUSI: Lakukan riset sebelum membeli. 

Kamu jangan hanya membandingkan harga saja, tetapi juga kualitas dan ulasan produknya. 

Jika kamu ingin beli barang preloved, maka pertimbangkan platform atau tokonya. 

 

2. Mengorbankan Kesehatan

Frugal living itu memang hidup irit, tetapi tidak irit banget

Demi berhemat, kamu memilih makanan instan atau murah yang tidak bergizi. Pokoknya yang penting makan dan kenyang saja tanpa memperdulikan gizi. 

Kamu juga bahkan melewatkan pemeriksaan kesehatan rutin, atau menunda pengobatan. Padahal, tidak begitu maksudnya. 

SOLUSI: Tetap prioritaskan kesehatan. 

Rencanakan menu mingguan yang sehat dan ekonomis dengan belanja di pasar. Lagipula, di pasar justru ikan-ikanan, sayur-sayuran, hingga buah-buahan selalu segar kok. 

Jangan lupa, manfaatkan asuransi kesehatan atau program kesehatan gratis dari kantormu. 

Alih-alih pesan antar untuk setiap makan siang, mending masak sendiri. Lebih efisien, sehat, dan hemat. 

 

3. Terlalu Ekstrem dan Tidak Realistis

Jika kamu menerapkan frugal living, bukan berarti harus membuat aturan penghematan yang terlalu ketat, yang bahkan malah menyulitkanmu. 

Jika penghematan ekstrim tersebut bertahan lama, justru kamu akan frustrasi dan “muak”. Alhasil, malah kembali ke pola konsumtif lama.

SOLUSI: Mulailah dengan perubahan kecil dan bertahap. 

Identifikasi satu atau dua area pengeluaran yang memang dikurangi. Jangan lupa untuk self-reward atas keberhasilanmu hari atau minggu itu, tapi kecil-kecilan saja. 

Yang penting semua tentang dirimu, rayakanlah sendiri 一 secukupnya. 

 

4. Mengisolasi Diri dari Sosial

Frugal living tidak lantas menjadikanmu mengisolasi diri dari sosial. 

Banyak orang salah paham bahwa seorang frugalist itu berarti menghindari kegiatan sosial karena takut mengeluarkan uang, padahal tidak begitu. 

Jika kamu demikian, justru akan berdampak negatif pada kesehatan mental dan hubungan interpersonal kedepannya. 

SOLUSI: Cari alternatif kegiatan sosial yang murah atau gratis.

Mulai dari nongkrong di rumah teman, piknik di taman, atau mengikuti acara komunitas gratis. 

 

5. Tidak Membuat Anggaran yang Jelas

Berhemat itu tidak berarti hanya mengurangi segala pengeluaran sehari-hari saja, tetapi juga harus menciptakan anggaran sejelas mungkin. 

Anggaran ini memberi gambaran jelas tentang berapa pemasukan dan pengeluaran. Jadi, kamu akan mudah melacak kemana uang pergi. 

SOLUSI: Buat anggaran bulanan yang rinci menggunakan aplikasi keuangan, spreadsheet, atau catatan manual. 

Sekarang ini, sudah banyak aplikasi keuangan yang memudahkanmu memantau keuangan hanya lewat smartphone saja. 

Lacak pengeluaran secara teratur untuk mengidentifikasi kebocoran anggaran.

 

6. Mengabaikan Dana Darurat

Kesalahan frugal living yang sering terjadi adalah mengabaikan dana darurat. Mereka terlalu fokus pada penghematan jangka pendek saja, tanpa menyisihkan dana untuk kejadian tak terduga. 

Padahal, kita semua tidak pernah tahu akan kejadian tak terduga seperti perbaikan mobil mendesak atau kehilangan pekerjaan.

SOLUSI: Prioritaskan dana darurat yang idealnya mampu mencukupi hidupmu 3-6 bulan. 

Sisihkan sebagian kecil dari setiap pendapatan hingga dana darurat tercukupi untuk jangka panjang. 

 

 

7. Melewatkan Peluang Freelance

Saat ini, memiliki pekerjaan tambahan sudah bukan hal istimewa lagi.

In this economy, mayoritas orang menjadi freelancer yang bahkan tidak sesuai dengan jurusan kuliah atau pekerjaan utamanya. Itu adalah hal wajar. 

Nah, seorang frugalist tidak boleh hanya fokus pada pemotongan pengeluaran saja, tanpa mencari cara untuk meningkatkan pendapatan.

SOLUSI: Jelajahi peluang freelance.

Ada banyak freelance yang bisa kamu temukan di berbagai platform digital. Jika kamu punya penghasilan tambahan, maka akan mempercepat pencapaian tujuan finansialmu pula. 

 

8. Tidak Memanfaatkan Diskon

Jangan sekali-kali mengabaikan aplikasi keuangan, kupon digital, program loyalitas, atau promo cashback. 

Terlihat sepele tetapi justru mampu membantu menghemat uang.

SOLUSI: Manfaatkan aplikasi perbandingan harga, cari kupon diskon dan kode promo sebelum berbelanja online

 

9. Menunda Perawatan dan Perbaikan Aset

Jangan pernah menunda perbaikan kecil dari rumah atau kendaraanmu dengan embel-embel “hemat”. 

Kerusakan tersebut jika dibiarkan terus-menerus, justru akan semakin parah. Alhasil, biaya perbaikan juga akan lebih besar di kemudian hari.

SOLUSI: Jadwalkan perawatan rutin untuk aset-aset penting. 

Maka dari itu, alokasikan dana khusus untuk perbaikan kecil agar tidak menjadi masalah besar di masa depan.

 

10. Terlalu Sering Membeli Preloved Tanpa Pertimbangan

Kamu mungkin berpikir untuk membeli preloved saja daripada barang baru karena lebih murah. 

Namun, banyak juga yang terlalu antusias akan hal tersebut dan langsung membeli preloved tanpa memeriksa kualitas dan kebutuhan sebenarnya. 

Akibatnya, ruanganmu penuh dengan barang yang tidak terpakai dan tidak menerapkan minimalism. 

SOLUSI: Tentukan dahulu barang apa yang benar-benar kamu butuhkan sebelum berburu preloved

 

11. Terlalu Kaku

Menerapkan frugal living tidak langsung membuatmu terlalu kaku. 

Kamu langsung tidak mau menyesuaikan anggaran atau rencana penghematan, terutama saat ada kebutuhan mendesak. 

Misalnya, anggaranmu bulan ini berkaitan dengan pengeluaran sehari-hari. Namun tiba-tiba, kamu sakit mendadak. Alhasil, kamu harus mengambil uang lebih untuk anggaran bulanan. 

SOLUSI: Fleksibel dengan anggaran Anda. 

Alokasikan dana cadangan untuk pengeluaran tak terduga, jika memang diperlukan. 

 

12. Merasa Bersalah Saat Self-Reward

Jika kamu menerapkan frugal living, tidak perlu merasa bersalah atau cemas setiap kali mengeluarkan uang untuk self-reward semata. 

Ingat, frugal living tidak langsung membuat gaya hidup hemat terasa menyiksa.

SOLUSI: Alokasikan sebagian kecil anggaran untuk self-care dan hiburan. 

Tetap nikmati hidup sesekali penting untuk menjaga keseimbangan. Lagipula, kamu sudah bekerja ‘kan… Work-life-balance

 

13. Tidak Belajar dan Beradaptasi

Menerapkan frugal living bukan berarti kamu berhenti belajar tentang strategi penghematan baru. 

Ingat, dunia ini akan terus berjalan sehingga kamu pun harus fleksibel dalam menerapkan praktik frugal living dengan perubahan zaman dan teknologi.

SOLUSI: Terus belajar dari berbagai sumber tentang cara mengelola keuangan dan berhemat yang efektif di era digital ini. 

Kamu bisa deh memanfaatkan aplikasi pengelola keuangan, platform investasi, YouTube maupun artikel yang membahas literasi keuangan.

 

Mau Berinvestasi dalam Rangka Frugal Living?

Nah, itulah beberapa kesalahan frugal living yang sering dilakukan banyak orang. 

Seperti yang tertulis tadi, kamu bisa memanfaatkan platform investasi digital yang semakin mudah diakses dengan modal kecil, salah satunya InvestasiKu

Sekalipun kamu masih pemula, tetap harus konsisten untuk berinvestasi setiap bulannya. 

Tenang saja, ada banyak opsi instrumen investasi yang bisa kamu pilih, terutama dengan menyesuaikan profil risiko. Mulai dari saham, reksa dana, hingga obligasi. 

Kamu bisa berinvestasi hanya lewat smartphone saja, salah satunya lewat aplikasi InvestasiKu.

Jangan khawatir sebab aplikasi ini telah berada di bawah pengawasan OJK sehingga aman dan terpercaya. Yuk, download InvestasiKu dan tanamkan saham demi masa depan yang lebih baik. 

 
Share this article via :
whatsapp-investasiku
 
InvestasiKu-footer
 

#YukInvestasiKu For Better Tomorrow

Download aplikasi InvestasiKu di Android, iOS, dan Windows serta nikmati kemudahan berinvestasi saham, reksa dana, obligasi, dan rencana keuangan

 
Download di Google Play Download di App Store Download desktop version
 

InvestasiKu adalah produk dari PT Mega Capital Sekuritas

Menara Bank Mega, Lantai 2, Jalan Kapten Tendean Kavling 12-14A,
RT 002/RW 002, Kelurahan Mampang Prapatan,
Kecamatan Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, Kode Pos 12790

Telepon : 021-79175599
Email : customer.service@megasekuritas.id
WhatsApp : +6282260904080

 
  • TikTok
  • Instagram
  • YouTube
  • Spotify
  • LinkedIn
  • Facebook
  • Twitter
Eduvest
 

©2025 InvestasiKu. All rights reserved.

InvestasiKu adalah aplikasi finansial yang dikelola dan dikembangkan oleh PT Mega Capital Sekuritas, dengan misi membuka akses lebih luas bagi masyarakat pada produk-produk keuangan dengan mudah, aman dan terjangkau. Semua transaksi saham, reksa dana, dan obligasi difasilitasi oleh PT Mega Capital Sekuritas sebagai broker saham yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, sekaligus agen penjual reksa dana yang memiliki izin usaha dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan

OJK
KOMINFO