KEUANGAN
 

4 Poin Utama Perencanaan Keuangan Sebelum Menikah, Calon Pengantin Wajib Cermati! 

by Rifdah Fatin Hasanah - 23 Apr 2025 - Reviewed by Lia Andani.

 

Sebelum menikah, sudah pasti ada banyak hal yang perlu direncanakan dan dipersiapkan. Tidak hanya sekadar serba-serbi pernikahan saat hari H saja, tetapi juga perencanaan keuangan setelah calon pengantin resmi menjadi pasangan suami istri. 

Sebelum kamu lanjut ke jenjang pernikahan, coba deh obrolin 4 poin utama perencanaan keuangan berikut ini. Ingat, keduanya harus turut andil dalam memikirkan solusi, jangan hanya satu pihak saja. 

Upayakan juga keluarga maupun calon mertua tidak ikut campur, sebab yang menjalani kehidupan setelah pernikahan ini sepenuhnya adalah kamu dan pasanganmu. 

 

Perencanaan Keuangan Sebelum Menikah

Menikah itu tidak hanya sekadar menggabungkan 2 keluarga saja, tetapi juga berkaitan dengan kehidupan sekaligus masa depan anak一sekalipun belum lahir ke dunia ini. 

Mengingat semua hal di muka bumi ini berkaitan dengan uang, maka kamu dan pasanganmu harus senantiasa merencanakan keuangan seefektif mungkin. 

 

1. Pahami Tahapan Kehidupan

Pertama, pahamilah bahwa setiap manusia itu punya tahapan kehidupan. Pun kamu dengan pasanganmu, dan anakmu kelak. 

Ada masa anak-anak, masa lajang, masa awal pernikahan, masa orang tua, masa tua awal, masa awal pensiun, hingga masa pensiun. 

Kamu dan pasanganmu mungkin sudah berada di masa awal pernikahan. Lantas, bagaimana dengan anakmu? Yap, tentu saja dirinya harus melalui masa anak-anak hingga masa lajang yang mana menjadi tanggung jawabmu dan pasanganmu. 

Maka dari itu, siapkan dana secukup-cukupnya untuk menghidupi anak-anakmu setidaknya sampai mereka sampai ke jenjang pernikahan. 

Membicarakan perencanaan keuangan sedini mungkin justru mampu mengurangi adanya sandwich generation bagi anakmu kelak. 

 

2. Tentukan Tujuan Keuangan

Kedua, tentukan tujuan keuangan berdasarkan jangka waktunya. 

Jangka pendek itu berarti target pencapaiannya antara 1-3 tahun. Contoh: sewa rumah, membeli kendaraan bermotor, dan mempersiapkan biaya kelahiran anak. 

Jangka menengah, dengan target 3-5 tahun. Contoh: mempersiapkan biaya pendidikan anak, uang muka pembelian rumah, dan upgrade kendaraan bermotor. 

Jangka panjang, dengan target lebih dari 5 tahun. Contoh: kelanjutan biaya pendidikan anak, pembayaran angsuran KPR, persiapan dana hari tua, hingga ibadah haji. 

 

Ingat, hasil dari setiap pembahasan tersebut tentunya akan berbeda-beda untuk setiap pasangan. Mengingat setiap orang juga punya jumlah pendapatan dan kebutuhan wajib yang tidak sama. 

 

Baca Juga: 8 Tips Menabung Dana Darurat Tanpa Stress, Sesuaikan Kondisi Finansialmu!

4 Poin Utama Perencanaan Keuangan Sebelum Menikah

Sebelum menikah, kamu dan pasanganmu harus meluangkan banyak waktu untuk membicarakan 4 poin berikut ini. 

Jika kamu dan pasanganmu sama-sama bekerja, itu berarti ada 2 sumber penghasilan dalam keluarga kalian kelak. Maka dari itu, segala pengelolaan keuangan harus berdasarkan pada tujuan prioritas yang telah disepakati bersama. 

Misalnya hendak berhutang, maka rincian besaran cicilan utang hingga tempo pembayarannya juga harus diobrolkan dengan pasangan. 

Selain menjaga supaya aset tetap terkelola dengan baik, juga demi mencapainya keharmonisan keluarga yang penuh komunikasi. 

Sembari menunggu tanggal pernikahan yang pasti, obrolkan banyak hal ini dengan pasangan. Jikalau keduanya memang sudah bekerja, maka hal-hal sekecil apapun juga dikomunikasikan. 

 

1. Sisihkan vs Sisakan

Dalam merencanakan keuangan keluarga, obrolkan tentang apakah penghasilan kedua belah pihak harus disisihkan atau disisakan. 

Jika hendak disisihkan, maka tetapkan jumlah alokasinya secara pasti. 

Katakanlah kamu dan pasanganmu hendak menggunakan strategi 40/30/20/10. Maka pengelolaan keuangan akan berupa:

  • 40% untuk kebutuhan sehari-hari. 
  • 30% untuk membayar cicilan utang. 
  • 20% untuk investasi. 
  • 10% untuk dana sosial. 

Sebenarnya, menyisihkan anggaran justru lebih baik daripada menyisakan. 

Dalam konteks ini, prinsip menyisihkan mengacu pada mengalokasikan anggaran sebaik-baiknya, daripada harus membelanjakan seluruh anggaran sambil berharap ada sisanya. 

Ingat bahwa manusia itu adalah makhluk yang tidak pernah puas. Maka, daripada harus menyisakan maka lebih menyisihkan terlebih dahulu. 

Atur skala prioritas tentang kebutuhan mana yang lebih penting demi mencapai tujuan keuangan keluarga. 

Hindari berhutang apabila hanya untuk keinginan sekunder atau bahkan tersier saja. Hal itu justru akan membuat keuangan keluarga terpuruk. Alhasi, cicilan akan membengkak. 

 

2. Kebutuhan vs Keinginan

Tentukan skala prioritas dengan membagi dua hal, apakah itu kebutuhan atau hanya sekadar keinginan semata saja. 

Buat kesepakatan dengan pasangan tentang hal-hal apa saja yang memang jadi kebutuhan. Misalnya cicilan KPR, tabungan pendidikan anak, cicilan kendaraan bermotor, dan lainnya. Selalu tinjau kebutuhan tersebut untuk meminimalisir masalah apapun. 

Buat juga skala prioritas supaya kebutuhan memang harus benar-benar dipentingkan terlebih dulu. Setelah itu, baru menentukan hal-hal lain seperti keinginan yang memang masih dalam batas wajar, tetapi tetap disepakati oleh keduanya. 

 

Baca Juga: Dapat Pesangon Setelah PHK? Begini Cara Mengubahnya Jadi Stable Income

3. Utang Baik vs Utang Buruk

Dalam menjalani kehidupan pernikahan itu harus tetap membagi utang baik dan utang buruk. Mengingat hidup itu tidak selalu mulus, pasti kamu akan berhutang dan itu wajar. 

Eits, tetapi tetap saja utang tersebut harus dilunasi. Lagipula, memangnya ada utang baik? Tentu saja ada. 

Utang baik adalah utang yang memang telah disesuaikan dengan kemampuan bayar dan digunakan untuk keperluan jangka lama. Misalnya cicilan KPR atau membeli mesin produksi untuk bisnis. 

Sementara utang buruk justru mengacu pada utang yang membebani keuangan karena hanya untuk keinginan konsumtif sesaat dan bahkan berlebihan. 

Misalnya foya-foya, piknik setiap minggu, dan lainnya. Semakin membengkak utang buruk ini, tentu akan menimbulkan masalah dalam kehidupan rumah tangga. 

 

4. Mengurangi Pengeluaran vs Menambah Pendapatan

Poin terakhir adalah pilihan antara mengurangi pengeluaran atau menambah pendapatan. 

Jika kamu pilih menambah pendapatan, maka jawabannya adalah investasi. Yap, investasi menjadi salah satu opsi untuk meningkatkan passive income

Selalu gunakan prinsip: pengeluaran tidak boleh melebihi pendapatan. 

Maka dari itu, sebaiknya kamu menerapkan pola hidup hemat supaya dapat menyisihkan pendapatan, kemudian diinvestasikan atau ditabung. 

Investasi ini juga beragam alokasinya, bisa di saham atau reksa dana. 

 

Baca Juga: Passive Income dari Saham, Emang Bisa?

 

Siap Berinvestasi Untuk Meningkatkan Keuangan Keluarga?

Nah, itulah pembahasan tentang poin apa saja yang harus kamu obrolkan dengan pasangan sebelum menikah. Daripada membatasi pengeluaran, lebih baik kamu menambah pendapatan dengan investasi. 

Yap, investasi memang selalu jadi opsi utama untuk meningkatkan passive income.  Pemilihan instrumen investasi untuk passive income ini bergantung pada masing-masing profil dirimu sebagai investor. 

Kamu bisa memilih instrumen saham, seperti pada BBCA dan BBRI yang mana dalam 5 tahun cenderung dapat memberikan return stabil. 

Berhubung sekarang ini segalanya sudah serba canggih, maka kamu bisa membeli sekaligus memantau saham, reksa dana, maupun obligasi yang stabil hanya melalui aplikasi saja, salah satunya InvestasiKu

Jangan khawatir sebab aplikasi ini telah berada di bawah pengawasan OJK sehingga aman dan terpercaya. Yuk, download InvestasiKu dan tanamkan saham demi masa depan yang lebih baik. 




 
Share this article via :
whatsapp-investasiku
 
InvestasiKu-footer
 

#YukInvestasiKu For Better Tomorrow

Download aplikasi InvestasiKu di Android, iOS, dan Windows serta nikmati kemudahan berinvestasi saham, reksa dana, obligasi, dan rencana keuangan

 
Download di Google Play Download di App Store Download desktop version
 

InvestasiKu adalah produk dari PT Mega Capital Sekuritas

Menara Bank Mega, Lantai 2, Jalan Kapten Tendean Kavling 12-14A,
RT 002/RW 002, Kelurahan Mampang Prapatan,
Kecamatan Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, Kode Pos 12790

Telepon : 021-79175599
Email : customer.care@investasiku.id
WhatsApp : +6282260904080

 
  • TikTok
  • Instagram
  • YouTube
  • Spotify
  • LinkedIn
  • Facebook
  • Twitter
Eduvest
 

©2025 InvestasiKu. All rights reserved.

InvestasiKu adalah aplikasi finansial yang dikelola dan dikembangkan oleh PT Mega Capital Sekuritas, dengan misi membuka akses lebih luas bagi masyarakat pada produk-produk keuangan dengan mudah, aman dan terjangkau. Semua transaksi saham, reksa dana, dan obligasi difasilitasi oleh PT Mega Capital Sekuritas sebagai broker saham yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, sekaligus agen penjual reksa dana yang memiliki izin usaha dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan

OJK
KOMINFO