Sekarang ini, investasi seolah telah menjadi bagian dari gaya hidup. Tren investasi yang dapat dipantau melalui aplikasi digital tentunya memudahkan para investor maupun para calon investor yang hendak belajar hal ini.
Sayangnya, tren tersebut justru dimanfaatkan oleh orang-orang jahat yang mengeksploitasi ketidaktahuan masyarakat awam tentang investasi. Alhasil, muncullah investasi bodong yang selalu menjanjikan keuntungan fantastis dalam waktu singkat.
Apa itu investasi singkat? Yuk kenali ciri-ciri dan cara menghindarinya!
Investasi Bodong Adalah
Istilah investasi bodong merujuk pada penipuan dalam hal penanaman modal khususnya dari organisasi tidak resmi. Biasanya, penipuan investasi bodong ini akan meminta korbannya mentransferkan uang sebagai langkah awal penanaman modal bisnis. Segala janji tentang keuntungan besar dari penanaman modal ini supaya korban tergoda.
Tentu saja, modal bisnis dan keuntungan fantastis yang dijanjikan tersebut tidak pernah ada. Meskipun demikian, kasus investasi bodong masih saja terjadi di kalangan masyarakat awam.
Investasi bodong ini akan ditawarkan melalui berbagai cara. Mulai dari SMS, e-mail, hingga iklan website. Mirisnya, tak jarang penipuan ini mencatut nama lembaga-lembaga resmi supaya tampak meyakinkan.
Singkatnya, kedok penipuan investasi bodong ini akan mengelabui korbannya dengan janji keuntungan besar dalam waktu yang relatif singkat. Padahal, investasi itu tidak bisa langsung untung begitu saja. Perlu proses panjang untuk mencapainya.
Baca Juga: Donny Salmanan - Affiliator Trading Ilegal Dibui 4 Tahun
3 Kasus Investasi Bodong yang Terjadi di Indonesia
Nyatanya, masih banyak kasus penipuan investasi bodong yang terjadi Indonesia. Hal ini memang memanfaatkan ketidakpahaman publik tentang investasi.
1. Koperasi Bodong Skema Ponzi
Praktik koperasi bodong Skema Ponzi pernah ramai terjadi di Indonesia pada tahun 1990-an, dan hingga sekarang pun masih menuai banyak korban. Ciri utama dari koperasi bodong skema Ponzi ini adalah selalu menjanjikan produk investasi dengan keuntungan besar dalam waktu singkat saja, bahkan tanpa risiko apapun.
Produk investasi pada skema ini tidak jelas dan biasanya justru milik luar negeri. Alhasil, pengembalian dana pun macet di tengah jalan. Kasus ini masih ramai sebab selalu mendatangkan figur tokoh agama maupun tokoh masyarakat sebagai calon investornya.
Setidaknya, ada 8 perusahaan yang memberikan iming-iming investasi bodong dengan Skema Ponzi, yakni:
- Abu Tours
- MeMiles
- PT Qurnia Subur Alam Raya (QSAR)
- Pandawa Group
- First Travel Anugerah Karya Wisata
- Golden Traders Indonesia (GTI) Syariah
- Manusia Membantu Manusia (MMM)
- Virgin Gold Mining Corporation (VGMC)
2. Robot Trading
Setidaknya, sudah ada 5 kasus investasi bodong yang menggunakan robot trading. Robot trading ini berupa sistem perdagangan otomatis yang biasanya dalam bentuk platform maupun aplikasi trading. Sebut saja ada kauss DNA Pro, ATG, Fahrenheit, Net89, Viral Blast, dan lainnya.
Modus penipuan investasi bodong ini bermacam-macam. Salah satunya adalah dengan berpura-pura menjadi pusat pendidikan dan pelatihan bagi anggotanya. Setelah itu, para anggota akan diminta melakukan trading. Kasus-kasus ini memakan uang korban hingga miliaran rupiah.
3. Arisan Bodong
Para ibu-ibu biasanya menjadi korban jebakan investasi bodong dengan konsep arisan ini. Keuntungan yang ditawarkan tentu sangat besar, mulai dari 10-80% setiap bulannya. Padahal jika menabung dan deposito di bank saja, keuntungan hanya sekitar 1-2% setiap tahunnya.
Seiring berjalannya waktu, penipuan investasi bodong berkonsep arisan ini tidak hanya dengan modus uang saja. Ada yang berkedok emas, properti, aset berharga (rumah, kendaraan, tanah), dana ibadah haji, dan investasi modal.
Teknik penipuan ini juga semakin berkembang, khususnya melalui aplikasi chat seperti WhatsApp dan Telegram.
Bagaimana Ciri-Ciri Investasi Bodong?
- Selalu menjanjikan keuntungan besar dalam jangka waktu pendek.
- Menjanjikan akan jaminan pembelian kembali aset investasi.
- Informasi terkait bisnis investasi tidak jelas. Mulai dari rekam jejak, asal-usul, dan informasi tentang perusahaan tidak kredibel.
- Tidak terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan (OJK) maupun BAPPEBTI.
- Selalu menawarkan bonus besar, khususnya bagi mereka yang berhasil menarik atau mendapatkan anggota baru.
- Penawaran produk investasi justru melalui sosial media, WhatsApp, dan Telegram. Biasanya, menggunakan foto profil orang terkenal.
- Proses pencairan dana tidak jelas.
- Sistem investasi seperti judi, yakni hanya akan untung saat awal-awal penanaman modal saja.
Baca Juga: Daftar Perusahaan Penipuan Berkedok Lowongan Kerja
Cara Menghindari Investasi Bodong
Cara utama menghindari investasi bodong adalah cermat dan tidak mudah percaya terhadap rayuan apapun. Selalu tanamkan dalam pola pikir kita bahwa tidak mungkin mendapatkan keuntungan besar hanya dalam jangka waktu 1-3 bulan saja.
Berikut ini cara menghindari terkena jebakan investasi bodong:
- Cari tahu terlebih dahulu informasi tentang perusahaan yang menawarkan investasi. Mulai dari lokasi perusahaan, jumlah karyawan, produk, dan lainnya. Jika informasi tidak bisa didapatkan, berarti perusahaan tersebut tidak kredibel.
- Langsung minta salinan tertulis tentang rencana pemasaran dan penjualan dari perusahaan tersebut. Jika mereka tidak memberikan, maka jelas perusahaan tersebut abal-abal.
- Pahami bahwa semakin besar keuntungan yang dijanjikan oleh mereka, maka akan semakin besar pula kerugian yang akan kamu dapatkan.
- Hindari promotor yang bahkan tidak bisa menjelaskan rencana bisnis perusahaannya. Biasanya, terlihat dari cara bicaranya yang tidak jelas.
Kasus-kasus investasi bodong masih saja terjadi di Indonesia, sekalipun sudah banyak produk investasi yang terpercaya. Salah satu produk investasi yang kredibel dan bahkan diawasi oleh OJK adalah InvestasiKu.
Tentu saja, menanam modal di InvestasiKu ini tidak langsung untung seketika. Namun, kamu dapat memantau perkembangannya melalui aplikasi InvestasiKu.