Pada Rabu, 15 Juni 2022 pukul 14:00 waktu US (dini hari waktu Indonesia), The Fed menggelar rapat FOMC di mana salah satu agendanya membahas suku bunga acuan AS. Hasilnya, The Fed kembali naikkan suku bunga acuannya 0,75% jadi 1,75%. Kenaikan 0,75% ini melebihi consensus para analis yang perkirakan akan naik 0,5% saja.
Dinaikkannya kembali suku bunga acuan US, karena inflasi US masih belum mengalami penurunan bahkan mencatatkan rekor baru di Mei 2022 sebesar 8,6%.
Untuk menekan laju inflasi ini, The Fed diperkirakan akan kembali naikkan suku bunga hingga ke level 3,4% di akhir tahun 2022 (dari target awal di 1,9%), 3,8% di akhir 2023 (dari target awal 2,8%), dan 3,4% di akhir 2024 (dari target awal 2,8%).
The Fed awalnya memproyeksikan bahwa mampu menekan laju inflasi hingga ke level 2% namun, pada rapat FOMC kemarin The Fed tampaknya merevisi target mereka dengan melihat data yang ada dimana target inflasi akan turun ke level 5,3%.
Key Takeaway
Meski dinaikkan melebih consensus di 0,5% namun kenaikan 0,75% sudah diantisipasi oleh pelaku pasar. Setelah The Fed umumkan suku bunganya, aset beresiko seperti saham dan kripto mengalami kenaikan. Bursa regional pagi ini dibuka menguat signifikan seperti Nikkei (Jepang) +2,23%, Hangseng (Hongkong) +1.14% lalu Kospi (KorSel) +2.06%.
Download InvestasiKu sekarang!