Seperti yang diketahui Chairul Tanjung merupakan salah satu pemilik saham PT Garuda Indonesia (GIAA). Ia memborong saham GIAA dari Finegold Resources Ltd, melalui PT Trans Airways, entitas usaha CT Corp.
CT Tetap Pegang Saham GIAA Meski Anjlok
Namun, meski sahamnya anjlok, pendapatan GIAA justru naik. Diketahui pendapatan GIAA naik 72,2% (year-on-year/yoy) menjadi US$602,99 juta, atau Rp8,85 triliun. Sebelumnya pada kuartal I-2022 US$350,15 juta. Selain itu, kapitalisasi pasar saham GIAA saat ini juga mencapai Rp4,67 triliun.
Merosotnya saham GIAA, membuat Chairul Tanjung merugi. Bahkan, kepemilikan sahamnya di emiten penerbangan ini juga terus merosot. Namun, dilansir dari idxchannel, CT tercatat tidak berpartisipasi dalam aksi korporasi penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu (PMHMETD) atau right issue pemegang saham GIAA yang diumumkan pada 30 Desember 2022 lalu.
CT Beli Saham GIAA Tahun 2021
CT melakukan transaksi pembelian saham GIAA, pada 6 Mei 2021 lalu, dengan nilai mencapai Rp317,23 miliar. Adapun, jumlah saham yang dibeli CT, tercatat ada sebanyak 635,73 juta saham, dengan harga Rp499 per lembar saham.
Pada semester I - 2022, saham GIAA berhasil mencetak laba bersih mencapai USD 3,8 miliar atau setara Rp57,38 triliun (asumsi kurs Rp15.100). Dari laba bersih USD 3,8 miliar tersebut, mayoritas diperoleh dari cancellation of debt yang turun dari USD 10 miliar ke USD 5 miliar.
Saham GIAA Anjlok Jadi Rp51/ lembar
Dilansir dari cnbcindonesia.com saham PT Garuda Indonesia (GIAA) ditutup anjlok, hingga menyentuh ARB (Auto Reject Bawah) pada Jumat (19/05/2023) menjadi Rp51/saham.
Hal tersebut membuat saham GIAA nyaris menyentuh level psikologis saham gocap (Rp51/saham) dan anjlok 5,56 persen atau turun 3 poin.
Adapun pada kuartal I-2023, GIAA mengalami rugi bersih sebesar US$110,13 juta (setara Rp1,61 triliun asumsi kurs Rp14.685/US$).