Menjelang akhir 2025, sadarkah kamu bahwa dinamika pasar saham Indonesia terus berkembang seiring perubahan kondisi ekonomi global, kebijakan moneter, serta masuknya investor ritel baru.
Buat pemula yang hendak berinvestasi pada tahun 2026, boleh-boleh saja sambil mempelajari istilah-istilah baru, salah satunya market cap alias market capitalization.
Istilah ini gak cuma soal angka saja, tetapi menjadi indikator penting untuk memahami ukuran emiten, tingkat risiko, hingga strategi investasi yang sesuai.
Yuk, simak serba-serbi saham market cap 2025 berikut ini!
10 Saham Market Cap (Update November 2025)
Jika kamu mencermati laporan dari IDX, keberadaan saham market cap akan terus diperbarui setiap bulannya. Nah, berikut 10 saham market cap update November 2025.
|
No. |
Kode Saham |
Market Cap (dalam Rupiah) |
Sektor |
|
|
1,281,003,057 |
Infrastruktur |
|
|
2. |
1,009,900,028 |
Perbankan |
|
|
3. |
847,222,276 |
Energi |
|
|
4. |
640,185,434 |
Petrokimia |
|
|
5. |
587,500,029 |
Energi |
|
|
6. |
563,755,905 |
Teknologi |
|
|
7. |
552,159,755 |
Perbankan |
|
|
8. |
478,620,237 |
Logam dan Mineral |
|
|
9. |
446,292,000 |
Perbankan |
|
|
10. |
347,708,380 |
Telekomunikasi |
Baca Juga: Daftar Saham Indeks Bisnis 27 (Update November 2025)
Apa Itu Saham Market Cap?
Market cap alias market capitalization disebut juga sebagai kapitalisasi pasar. Market cap adalah nilai total perusahaan yang dihitung berdasarkan harga saham saat ini dikalikan dengan jumlah saham yang beredar.
Rumusnya Market Cap = Harga Saham × Jumlah Saham Beredar
Adanya market cap justru membantu investor mengukur “ukuran” sebuah emiten di pasar modal. Semakin besar market cap, semakin besar pula nilai perusahaan tersebut di mata pasar.
Pengelompokkan Saham Market Cap di Indonesia
Dalam dunia investasi, emiten tersebut biasanya dikelompokkan menjadi
1. Large Cap
Perusahaan besar dengan kapitalisasi pasar besar dan tingkat stabilitas tinggi. Biasanya memiliki sejarah panjang, pendapatan stabil, dan tingkat risiko relatif rendah.
Ciri saham large cap:
- Kapitalisasi pasar sangat besar, umumnya di atas Rp100 triliun di pasar Indonesia.
- Stabil, dan volatilitas rendah.
- Likuiditas tingg.
- Cocok untuk investor jangka panjang yang mengutamakan keamanan.
- Biasanya masuk dalam indeks LQ45, IDX30, atau IDX80.
Contoh saham market cap dalam kelompok large cap adalah BBCA, TLKM, ASII, BMRI, TLKM, dan lainnya.
2. Mid Cap
Perusahaan menengah yang sedang dalam fase pertumbuhan. Risiko lebih tinggi, tetapi potensi imbal hasil juga cenderung lebih menarik dibanding large cap.
Ciri saham mid cap adalah:
- Kapitalisasi pasar menengah, sekitar Rp10–Rp100 triliun.
- Dalam fase pertumbuhan sehingga potensi return tinggi.
- Volatilitas moderat.
- Menarik untuk investor yang ingin perpaduan risiko dan peluang.
Contoh saham market cap dalam kelompok mid cap adalah ERAA, ACES, CPIN, MEDC, BRIS, dan lainnya.
3. Small Cap
Masih sebatas emiten kecil dengan potensi pertumbuhan agresif tetapi memiliki risiko yang lebih besar. Jadi, harga sahamnya juga lebih fluktuatif.
Ciri saham market cap dalam kelompok small cap adalah:
- Kapitalisasi di bawah Rp10 triliun.
- Harga saham lebih fluktuatif.
- Informasi perusahaan mungkin tidak selengkap emiten besar.
- Cocok untuk investor agresif yang mengejar pertumbuhan cepat.
Contoh saham market cap dalam kelompok small cap adalah PGEO, WSKT, ISAT, dan lainnya.
4. Micro Cap
Bisa dibilang sebagai perusahaan kecil yang nilainya masih sangat rendah. Sangat berisiko tetapi berpotensi untung besar jika perusahaan tersebut tumbuh pesat.
Ciri saham market cap dalam kelompok micro cap adalah:
- Nilai perusahaan kecil (biasanya di bawah Rp1 triliun).
- Risiko sangat tinggi.
- Rentan terhadap sentimen pasar atau isu operasional.
- Potensi return besar, tetapi penuh ketidakpastian.
Contoh saham market cap dalam kelompok micro cap adalah UNIT, LMSH, KPAS, MRAT, dan lainnya.
Baca Juga: Daftar Saham Indeks IDX30 dan IDX80 Terbaru (Update November 2025)
Mau Untung dari Saham Musiman?
Nah, itulah penjelasan tentang apa saja saham market cap Indonesia paling update di November 2025 ini. Sebagai investor, market cap dapat menjadi acuan untuk menentukan strategi investasi.
Investor konservatif biasanya memilih kategori large cap karena stabilitasnya, sementara investor agresif lebih tertarik pada kategori small cap atau mid cap karena potensi return yang lebih tinggi.
Jadi, kamu bisa menyeimbangkan risikonya dengan mengkombinasikan saham berdasarkan market cap. Saham-saham seperti BBCA, UNIT, ERAA, hingga PGEO bisa kamu investasikan melalui aplikasi InvestasiKu. Jangan khawatir, aplikasi ini telah berada di bawah pengawasan OJK sehingga aman dan terpercaya.
Yuk, download InvestasiKu dan tanamkan saham demi masa depan yang lebih baik.
%20(981x394)%20-%20InvestasiKu%20(2024)_qBsItM-RI.png?updatedAt=1714019067605)