Pada tanggal 1 November 2023, saham dan warrant PT Nusantara Sawit Sejahtera Tbk (NSSS) disuspensi di pasar reguler dan pasar tunai. Hal ini disebabkan oleh keputusan PT Bursa Efek Indonesia (BEI) dan PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI), yang memasukkan NSSS ke dalam daftar "Efek Tidak Dijamin (ETD)".
Penyebab dan Dampak Disuspensi NSSS
BEI dan KPEI, melakukan evaluasi terhadap NSSS dan mempertimbangkan beberapa parameter dalam menentukan status ETD.
Beberapa parameter yang dipertimbangkan antara lain, pola, dan volume efek, fluktuasi harga pada rentang tertentu, konsentrasi frekuensi transaksi dari sekelompok SID, dan faktor lainnya.
Akibat suspensi ini, saham dan warrant NSSS, tidak dapat ditransaksikan di pasar reguler dan pasar tunai. Namun, masih memungkinkan untuk melakukan transaksi di pasar negosiasi.
Baca juga: IPO NSSS
Langkah Manajemen NSSS
Manajemen NSSS telah memberikan penjelasan terkait disuspensi ini. Mereka menjelaskan bahwa penetapan NSSS sebagai ETD tidak terkait dengan aktivitas operasional maupun fundamental perusahaan.
NSSS tetap menjalankan aktivitas operasional sebagaimana mestinya, dan berkomitmen untuk terus tumbuh serta memberikan kontribusi positif terhadap masyarakat, lingkungan, dan perekonomian.
Manajemen NSSS, juga merencanakan untuk mengadakan webinar dalam waktu dekat, untuk memberikan informasi lebih lanjut kepada pemegang saham, dan pihak terkait.
Selain itu, mereka juga aktif berkomunikasi dan berkonsultasi dengan PT BEI dan PT KPEI terkait situasi ini.
Performa Keuangan NSSS
PT Nusantara Sawit Sejahtera Tbk (NSSS) mencatatkan kinerja negatif pada kuartal III/2023 dengan rugi bersih sebesar Rp34 miliar.
Meskipun demikian, NSSS berhasil mencatatkan peningkatan penjualan sebesar 3,21% pada periode Januari-September 2023, mencapai Rp892,02 miliar dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.
Penjualan NSSS didominasi oleh penjualan CPO (Crude Palm Oil) yang mencapai Rp749,16 miliar, mengalami kenaikan dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Namun, penjualan PK (Palm Kernel) mengalami penurunan sebesar 26,64% menjadi Rp70,86 miliar. Sementara itu, penjualan TBS (Tandan Buah Segar) mengalami peningkatan yang signifikan, sebesar 225,94% dari Rp22,08 miliar menjadi Rp71,98 miliar, pada kuartal III/2023.
Meskipun terjadi peningkatan penjualan, NSSS mengalami penurunan laba bruto sebesar 49,16% menjadi Rp175,54 miliar pada periode Januari-September 2023, dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.
Setelah dikurangi berbagai beban, NSSS mencatatkan rugi periode berjalan sebesar Rp34 miliar.
Dalam hal aset, NSSS mencatatkan peningkatan dari Rp3,03 triliun per Desember 2022 menjadi Rp3,52 triliun pada akhir kuartal III/2023.
Namun, jumlah liabilitas juga mengalami kenaikan dari Rp2,40 triliun pada akhir 2022 menjadi Rp2,49 triliun per September 2023.
Posisi ekuitas NSSS juga mengalami peningkatan signifikan, dari Rp630,12 miliar pada akhir 2022 menjadi Rp1,02 triliun pada akhir kuartal III/2023.