PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) atau BRI berencana membagikan dividen tunai sebesar 70-80 persen dari laba bersih tahun buku 2023.
Hal ini diungkapkan oleh Direktur Utama BRI Sunarso, yang mengatakan bahwa BRI memiliki modal yang lebih dari cukup untuk membagikan dividen tersebut.
BRI mencatatkan laba bersih tahun buku 2023 sebesar Rp60,4 triliun, naik 17,5 persen dari tahun sebelumnya.
Modal BRI Cukup Kuat
Sunarso mengatakan bahwa modal BRI cukup kuat untuk membagikan dividen tunai yang tinggi kepada pemegang saham. Hal ini terlihat dari rasio ketercukupan modal (CAR) BRI yang mencapai 27,47 persen per akhir Desember 2023, jauh di atas ketentuan minimum sebesar 8 persen.
Selain itu, BRI juga memiliki rasio likuiditas yang baik, yaitu loan to deposit ratio (LDR) sebesar 94,4 persen dan loan to funding ratio (LFR) sebesar 87,6 persen.
"Kami ingin membagikan dividen tunai minimal 70 persen sampai 80 persen dari laba bersih. Kami memiliki modal yang lebih dari cukup, sehingga tidak masalah jika kami membagikan dividen tunai," ujar Sunarso dalam konferensi pers virtual, Senin (12/2/2024).
Dividen Tunai Rp233 per Saham
Jika BRI membagikan dividen tunai sebesar 80 persen dari laba bersih tahun buku 2023, maka total dividen yang akan dibayarkan kepada pemegang saham sekitar Rp48 triliun.
Dengan asumsi jumlah saham beredar BRI sebanyak 205,5 miliar saham, maka setiap pemegang saham akan mendapatkan dividen tunai sebesar Rp233 per saham.
Namun, jumlah dividen tunai tersebut belum termasuk dividen interim yang telah dibayarkan oleh BRI pada Desember 2023. BRI telah membagikan dividen interim sebesar Rp12,65 triliun, atau Rp84 per saham, kepada pemegang saham.
Dengan demikian, total dividen yang akan diterima oleh pemegang saham BRI sepanjang tahun buku 2023 sebesar Rp317 per saham, atau setara dengan dividen yield sebesar 5,3 persen.
Baca juga: Daftar Emiten Big Bank yang Bakal Bagi-bagi Dividen Jumbo 2024!
Manfaat bagi Negara
Sunarso menambahkan bahwa pembagian dividen tunai yang tinggi oleh BRI juga akan memberikan manfaat bagi negara, karena sebagian besar saham BRI dimiliki oleh pemerintah.
Pemerintah memiliki 56,75 persen saham BRI, atau sekitar 116,6 miliar saham. Jika BRI membagikan dividen tunai sebesar 80 persen dari laba bersih tahun buku 2023, maka pemerintah akan mendapatkan dividen sebesar Rp 27,2 triliun.
"Uangnya mengalir ke pemegang saham, yang mayoritas dipegang pemerintah. Jadi uangnya akan kembali ke negara," tegas Sunarso.
Harapan 2024
Meskipun mengalami tantangan akibat pandemi COVID-19, BRI tetap optimis dapat meningkatkan kinerjanya pada tahun 2024. BRI menargetkan pertumbuhan kredit sebesar 10-12 persen, pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) sebesar 8-10 persen, dan pertumbuhan laba bersih sebesar 10-15 persen pada tahun 2024.
BRI juga berencana meningkatkan penetrasi layanan digital, seperti BRImo, BRIZZI, dan BRI Agro, untuk memperluas jangkauan dan inklusi keuangan.
Mau menjadi bagian dari pemegang saham BBRI? Yuk, beli saham incaran melalui aplikasi InvestasiKu, dan dapatkan MPC Point!
Namun, disclaimer ya Kawan! Apapun pilihannya jangan lupa untuk lakukan analisis mendalam, karena keputusan tetap ada di Kawan Visto masing-masing!
.jpg)
