Tahun baru resolusi baru, kiasan populer yang pasti diucapkan segelintir orang.
Yap, bersiaplah menghadapi tahun 2025 dengan berbagai gonjang-ganjing ketidakpastian ekonomi global ini bersama deretan strategi investasi yang lebih cerdas dan inovatif.
Eits, tenang! Ada cara mudah agar portofolio investasimu tetap "bugar" dan bertumbuh, yakni dengan strategi FIT.
Apa Itu Strategi FIT?
Dalam konteks ini, strategi FIT mengacu pada akronim:
- Focus On Fundamental (Fokus pada Fundamental)
- Intention (Niat yang Kuat)
- Track and Adjust (Pantau dan Sesuaikan)
Melalui pengaplikasian strategi ini, kamu bisa menjaga portofolio investasi tetap sehat, kuat, dan siap menghadapi tantangan ekonomi 2025.
Yuk, bahas lebih detail satu per satu!
F: Focus On Fundamental (Fokus pada Fundamental)
Di dunia investasi, pasti akan selalu ada banyak investor yang tergiur oleh "sinyal-sinyal" sesaat. Mulai dari berita panas seputar ekonomi, rumor pasar, atau bahkan tren jangka pendek.
Padahal sebenarnya, kunci keberhasilan investasi jangka panjang adalah fundamental yang kuat.
Artinya, kamu harus memilih instrumen investasi yang memiliki kinerja keuangan stabil, bisnis yang sehat, dan prospek jangka panjang yang cerah.
Jika kamu memilih instrumen investasi saham, maka hal yang perlu diperhatikan adalah laporan keuangan perusahaan, kinerja laba, rasio utang, dan potensi pertumbuhan bisnis kedepannya.
Bagaimana Cara Menerapkan Fokus pada Fundamental?
Ada banyak cara yang dapat kamu lakukan untuk strategi FIT yang pertama ini, yakni:
- Gunakan Analisis Fundamental: Lihat laporan keuangan, rasio keuangan (PER, PBV, ROE), dan proyeksi pertumbuhan bisnis emiten terkait.
- Pilih Sektor yang Tahan Banting: Pilih sektor yang dapat bertahan dari ketidakpastian ekonomi seiring perkembangan zaman seperti sektor kesehatan, energi, atau teknologi.
- Jangan FOMO (Fear of Missing Out): Jangan membeli saham hanya karena harga saham tersebut naik drastis. Tetap pastikan kembali apakah emiten tersebut punya fundamental yang baik.
Misal, apabila kamu ingin membeli saham, jangan hanya lihat harga sahamnya sedang naik atau tidak. Cek dulu apakah laba bersih perusahaan itu meningkat, apakah memiliki utang besar, dan bagaimana prospek bisnisnya di masa depan.
Jika semua faktor-faktor tersebut positif, berarti saham terkait memang layak dibeli.
I: Intention (Niat yang Kuat)
Investasi tanpa niat yang jelas tentu saja seperti berjalan tanpa arah.
Dalam konteks berinvestasi saham, niat itu bukan sekadar ingin kaya saja, tetapi yang terukur, jelas, dan komitmen kuat.
Jika kamu tidak punya niat dan tujuan yang kuat, maka akan mudah tergoda oleh "iming-iming" keuntungan instan maupun FOMO saja. Niat yang jelas ini akan membuatmu lebih disiplin dan fokus pada tujuan.
Cara Membentuk Intention dalam Investasi:
- Tentukan Tujuan Investasi: Tentukan tujuan investasimu, apakah dananya kelak akan digunakan untuk dana pensiun, beli rumah, biaya pendidikan, atau liburan mewah.
- Buat Target yang Spesifik: Tentukan pula target waktu yang spesifik. Misalnya ingin mengumpulkan Rp100 juta dalam waktu 3 tahun.
- Komitmen: Intention akan berjalan seiringan dengan komitmen kuat. Jangan tergoda untuk menjual aset saat pasar sedang turun. Tetap fokus pada tujuan awal.
Misal, kamu berniat mengumpulkan Rp100 juta untuk membeli rumah dalam target waktu 5 tahun. Maka, kamu harus memilih instrumen investasi jangka panjang yang sesuai.
Jangan tiba-tiba mengalihkan portofolio hanya karena melihat suatu saham dari emiten tertentu sedang naik, sehingga FOMO membelinya. Fokus pada tujuanmu!
T: Track and Adjust (Pantau dan Sesuaikan)
Investasi itu seperti merawat tanaman. Tidak hanya ditanam saja, tetapi juga harus dipantau, disiram, hingga dipangkas apabila ada yang “mengganggu”.
Berhubung pasar uang itu selalu berubah, maka kamu harus cermat. Apa yang hari ini memang terlihat "aman", tetapi bisa saja besok menjadi "berisiko".
Itulah mengapa, kamu harus senantiasa memantau portofolio secara berkala, kemudian menyesuaikan alokasi dana sesuai bagaimana situasi pasar.
Cara Menerapkan Track and Adjust:
- Pantau Kinerja Secara Rutin: Periksa laporan kinerja saham, reksa dana, atau portofolio investasi lainnya setiap 3 atau 6 bulan sekali.
- Rebalancing Portofolio: Jika porsi saham terlalu besar dan bahkan mengancam stabilitas portofolio, maka segera alihkan sebagian ke obligasi atau emas.
- Adaptasi dengan Tren Pasar: Katakanlah pada tahun 2025 ini terjadi peningkatan inflasi, maka kamu perlu lebih banyak portofolio di emas atau obligasi.
Misal, kamu punya portofolio investasi di saham dan emas dengan alokasinya 70% saham dan 30% emas. Namun ternyata, terjadi resesi pada ekonomi global. Maka sebaiknya, proporsi tersebut diubah menjadi 50% saham dan 50% emas agar lebih stabil.
Mengapa Strategi FIT Penting Untuk 2025?
Tahun 2025 diprediksi akan menjadi tahun yang penuh dengan dinamika pasar, perubahan kebijakan ekonomi, bahkan hingga pengaruh teknologi berupa AI maupun digitalisasi.
Oleh karena itu, kamu harus selalu siap menghadapi tantangan tersebut dengan strategi yang lebih kuat. Salah satunya dengan strategi FIT ini, yang dinilai efektif karena hal berikut,
- Fokus pada Fundamental: Tidak tergoda oleh tren sesaat, sehingga tetap berpegang pada fundamental investasi.
- Intention yang Kuat: Niat yang jelas membuat kamu lebih disiplin, tidak gampang panik terutama saat harga pasar terjadi fluktuasi.
- Track dan Adjust: Dengan terus memantau dan menyesuaikan portofolio, sehingga bisa lebih adaptif menghadapi perubahan pasar.
Langkah Menerapkan Strategi FIT Tahun 2025
Setelah tahu apa itu strategi FIT dan mengapa kamu harus menerapkannya, berikut ini langkah-langkah yang dapat dilakukan.
1. Buat Daftar Saham dan Investasi Potensial
Pilih instrumen investasi seperti saham, reksa dana, maupun obligasi pemerintah dan obligasi swasta dengan fundamental yang kuat.
2. Tentukan Niat dan Tujuan Keuangan
Tentukan tujuan investasimu. Misal dana pensiun, biaya pendidikan, atau tujuan jangka panjang lainnya.
3. Gunakan Tools atau Aplikasi Investasi
Gunakan aplikasi yang bisa memantau kinerja portofolio secara real-time. Saat ini bahkan sudah ada AI (Artificial Intelligence) yang bisa membantu analisis pasar.
4. Rebalancing Rutin
Lakukan rebalancing secara rutin. Minimal 1-2 kali per tahun, sesuaikan alokasi investasi sesuai dengan perubahan pasar.
Kalau mau investasi yang bugar dan cuan, jangan lupa pakai strategi FIT ini, ya!
Jangan hanya berharap keberuntungan, tapi gunakan ilmu, niat, dan strategi yang matang. Dengan begitu, portofolio kamu bisa tetap fit, sehat, dan siap bertumbuh sepanjang tahun 2025!
Apakah kamu siap untuk menghadapi segala rintangan ekonomi pada 2025 besok dengan strategi FIT?
Supaya lebih jelas, yuk simak videonya berikut ini!