Umumnya, sebuah perusahaan pasti selalu membutuhkan laporan keuangan dari proses penghitungan akuntansi seakurat mungkin. Dalam laporan keuangan perusahaan harus memuat informasi keuangan secara terstruktur dan bagaimana kinerja perusahaan dalam menggunakan dana yang tersedia.
Lagipula, ada banyak pihak yang membutuhkan laporan keuangan seperti kreditur, pihak manajemen perusahaan, hingga investor. Itulah mengapa, laporan keuangan harus menjadi hal penting yang kelak mempengaruhi keputusan ekonomi bagi pihak internal maupun eksternal dari sebuah perusahaan.
Salah satu jenis laporan keuangan yang selalu dikerjakan oleh akuntan adalah neraca. Laporan neraca harus sistematis memuat tentang apa saja aktiva, hutang, dan modal dari perusahaan.
Memangnya, apa itu neraca dan komponen yang termuat di dalam laporannya? Yuk, simak penjelasannya berikut ini!
Pengertian Neraca
Neraca adalah jenis laporan keuangan perusahaan yang menyajikan gambaran tentang aktiva, hutang, dan modal perusahaan selama periode tertentu secara rinci. Tujuan pembuatan laporan neraca keuangan adalah menunjukkan bagaimana posisi keuangan suatu perusahaan pada tanggal tertentu, biasanya secara tahunan.
Neraca menjadi salah satu laporan keuangan yang disiapkan oleh para akuntan untuk menunjukkan status keuangan dari entitas bisnis dalam waktu tertentu. Neraca biasanya disebut sebagai laporan posisi keuangan karena melaporkan aktiva, kewajiban, dan ekuitas pemegang saham dari suatu emiten dalam periode tertentu.
Dalam neraca ini memiliki bagian-bagian yang seimbang. Sisi kiri memuat aktiva yang menggambarkan sumber daya perusahaan. Sisi kanan memuat kewajiban dan ekuitas perusahaan. Keseimbangan antara sisi kanan dan sisi kiri tidak dapat diubah oleh transaksi apapun.
Dengan melihat apa yang termuat sisi kanan maupun sisi kiri neraca, dianggap mampu meramalkan jumlah, waktu, dan ketidakpastian arus kas di masa yang akan datang.
Baca Juga: 5 Jenis Laporan Keuangan yang Bermanfaat Bagi Banyak Pihak
Komponen Neraca Keuangan
Berhubung laporan keuangan perusahaan menjadi hal yang harus disusun sedetail mungkin, maka laporan neraca keuangan pun demikian. Pada laporan neraca memuat komponen-komponen berupa:
-
Aktiva (Asset)
Aktiva adalah sumber-sumber ekonomi yang dimiliki perusahaan. Dapat dikatakan bahwa aktif merupakan harta atau kekayaan yang dimiliki perusahaan baik pada saat tertentu maupun periode tertentu.
-
Utang
Utang adalah kewajiban yang harus dibayar oleh perusahaan. Terbagi menjadi utang lancar dan utang jangka panjang.
Utang lancar adalah kewajiban perusahaan kepada pihak lain yang harus segera dibayarkan, maksimal 1 tahun. Materi yang termuat dalam utang lancar adalah utang bank, utang dagang, utang pajak, utang wesel, dan lainnya.
Utang jangka panjang adalah kewajiban perusahaan dalam jangka waktu lebih dari 1 tahun. Terdiri atas utang hipotek dan utang obligasi.
-
Modal
Modal adalah hak yang pemilik perusahaan atas kekayaan perusahaan. Terdiri atas modal saham, laba ditahan, dan cadangan laba.
Baca Juga: Manfaat Laporan Keuangan Bagi Pemilik dan Investornya, Apa Saja?
Bentuk Neraca
Setiap perusahaan memiliki bentuk neraca tersendiri sesuai dengan kebutuhan dan tujuannya. Namun secara umum, penyusunan bentuk neraca memiliki standar bentuk skontro (horizontal) dan bentuk laporan (vertikal).
1. Bentuk Skontro/Horizontal (Account Form)
Adalah bentuk neraca yang menyerupai huruf “T”. Itulah mengapa, bentuk neraca ini juga sering disebut sebagai T Form.
Dalam bentuk ini, neraca akan terbagi menjadi 2 posisi yakni sebelah kiri dan sebelah kanan. Pada sebelah kiri memuat aktiva, sementara sebelah kanan memuat kewajiban dan modal.
2. Bentuk Laporan/Vertikal (Report Form)
Adalah bentuk neraca yang disusun mulai dari arah atas ke bawah; mulai dari aktiva lancar, aktiva tetap, aktiva lainnya, kewajiban lancar, utang jangka panjang, dan ekuitas.
Kekurangan Neraca Sebagai Laporan Keuangan
Sekalipun laporan keuangan neraca menjadi dasar untuk menghitung tingkat pengembalian dan evaluasi struktur modal perusahaan, tetapi tetap memiliki kekurangan serta keterbatasan.
- Beberapa data yang tercantum dalam neraca belum dianggap sebagai gambaran informasi keuangan yang sesungguhnya.
- Data-data dalam neraca adalah data dari nilai mata uang masa lalu. Padahal, nilai mata uang itu terus berubah.
- Memungkinkan data direkayasa.
- Perusahaan tidak mengklasifikasikan dan melaporkan item maupun transaksi dalam cara yang sama. Perbedaan dalam pelaporan tersebut membuat perbandingan sulit dan mengurangi nilai potensial analisis neraca.
Baca Juga: Rumus Ajaib yang Bisa Gandakan Uang Investasi - Hukum 72
Mau Memantau Harga Saham Secara Mudah?
Nah, itulah penjelasan mengenai jenis laporan keuangan perusahaan yang tetap harus dibuat oleh setiap perusahaan, khususnya untuk melaporkan bagaimana kondisi keuangan perusahaan.
Sebagai investor, perlu menyimak bagaimana perkembangan keuangan dari perusahaan emiten yang telah kamu tanamkan sahamnya untuk mengetahui apakah saham tersebut dapat terus dipertahankan atau tidak.
Omong-omong soal menentukan dipertahankannya saham, kamu dapat memantau harga saham yang jelas berkesinambungan dengan kondisi keuangan perusahaan emiten.
Berhubung sekarang ini segalanya sudah serba canggih, maka untuk memantau perkembangan harga saham pun dapat dilakukan melalui aplikasi smartphone saja. Salah satunya adalah aplikasi InvestasiKu.
Dari aplikasi ini, kamu dapat melakukan investasi berbagai instrumen seperti saham, reksadana, maupun reksadana melalui platform aplikasi investasi terpercaya.
Jangan khawatir sebab aplikasi ini telah berada di bawah pengawasan OJK sehingga aman dan terpercaya.
Yuk, download InvestasiKu dan tanamkan saham demi masa depan yang lebih baik.
Sumber:
https://repository.unpas.ac.id/49082/5/BAB%20II.pdf