Di tengah gempuran dunia digital ini, seluruh aspek kehidupan tumbuh bersama sosial media. Alhasil, gaya hidup hingga cara berinvestasi pun turut dipengaruhi oleh eksisten konten-konten di berbagai sosial media seperti Instagram, YouTube, TikTok, hingga X.
Fenomena ini menempatkan sosok influencer alias pemengaruh yang berupaya mempengaruhi pengikutnya untuk melakukan sesuatu melalui opini atau tindakannya yang dipublikasikan di sosial media. Influencer baik yang berlatar belakang keuangan maupun mengangkat konten lifestyle, pasti menjadi sumber informasi utama bagi pengikutnya terutama para Gen Z.
Namun, apakah pengaruh influencer ini hanya sekadar memberikan informasi tambahan, atau benar-benar mampu mengubah kebiasaan bahkan keputusan investasi individu lain? Langsung saja simak artikel berikut!
Karakteristik Investasi Gen Z
Dalam artikel ini, memang sengaja menyinggung Gen Z karena menjadi generasi muda yang tumbuh bersama pertumbuhan teknologi serta kreativitas. Selain itu, dunia saat ini memang “masanya” para Gen Z.
Karakteristik investasi para Gen Z ada:
1. Digital Native
Gen Z disebut sebagai generasi yang tumbuh beriringan dengan teknologi dan internet, sehingga karakteristik utama mereka adalah Digital Native. Yap, generasi ini terbiasa menggunakan aplikasi untuk hampir semua kebutuhan, termasuk keuangan.
Alhasil, mereka lebih nyaman berinvestasi lewat aplikasi daripada harus datang ke kantor bank untuk deposito atau manajer investasi di sekitar lingkungan.
2. Informasi Cepat
Gen Z terbiasa dengan konten singkat, visual, dan mudah dipahami. Meskipun sebenarnya, ini yang membuat attention span mereka pendek.
Akibatnya, Gen Z cenderung lebih suka belajar finansial termasuk investasi dari konten video singkat di TikTok atau Instagram daripada buku tebal.
3. Eksperimen & Risiko
Dibanding generasi sebelumnya, Gen Z relatif lebih berani mencoba hal-hal baru, termasuk instrumen investasi baru. Meski demikian, banyak yang belum memiliki literasi keuangan yang memadai.
4. Dipengaruhi Lingkungan Sosial
Secara tidak langsung, frekuensi penggunaan sosial media justru menciptakan peer pressure alias FOMO tren sosial media, yang kemudian berpengaruh pada keputusan mereka. Kalau sedang ramai “cuan dari saham A” atau “reksadana yang lagi naik,” mereka bisa cepat tergoda ikut-ikutan.
Baca Juga: 9 Alasan Kenapa Gen Z Cocok Investasi Reksadana
Bagaimana Influencer Berpengaruh Kuat pada Gen Z?
Sebenarnya, pembahasan tentang seberapa kuat pengaruh influencer terhadap keputusan investasi seseorang. Berdasarkan penelitian berjudul “Pengaruh Edukasi Melek Investasi oleh Influencer Terhadap Minat Investasi Generasi Milenial”, menyatakan bahwa influencer memberikan pengaruh pada pentingnya investasi dan mempengaruhi minat investasi mereka.
Selain itu, terdapat juga fakta unik yang menyatakan bahwa 75,8% responden menyatakan bahwa influencer dapat menambah keyakinan mereka untuk investasi ketika mereka melihat video edukasi yang dibagikan oleh influencer.
Ingat tidak saat pandemi Covid-19, semua aktivitas harus serba online. Alhasil, semakin banyak waktu mengakses sosial media sehingga influencer makin populer. Hal ini dibuktikan melalui penelitian berjudul “Role of Influencer Contents on Sharia Stock Market Activities in Indonesia During the Covid-19 Pandemic”.
Pada penelitian tersebut menyatakan konten terkait saham yang diunggah oleh influencer dapat meningkatkan harga saham karena dengan konten tersebut, menarik minat masyarakat untuk melakukan hal serupa.
Faktanya, karena influencer merupakan publik figur yang memiliki banyak penggemar yang membuat mereka lebih mudah untuk mendapatkan kepercayaan publik sehingga dapat mendorong penggemarnya untuk melakukan hal yang serupa dengan para influencer tersebut
Ada beberapa alasan mengapa influencer begitu mempengaruhi keputusan berinvestasi khususnya para Gen Z yang lebih melek teknologi, yakni:
a. Kredibilitas Sosial
Gen Z sering menganggap influencer yang mereka ikuti lebih relatable daripada pakar keuangan formal. Influencer berbicara dengan bahasa sederhana, gaya santai, dan menyelipkan humor sehingga terasa seperti “teman sebaya” bukan “guru.”
b. Aksesibilitas Konten
Konten influencer mudah ditemukan di media sosial yang bahkan gratis, dan langsung dikemas dengan visual menarik. Hal ini membuat influencer lebih unggul daripada sumber resmi yang cenderung kaku.
c. Social Proof (Bukti Sosial)
Jika banyak orang membicarakan satu produk investasi karena dipromosikan influencer, Gen Z cenderung ikut mencoba. Mereka merasa tidak sendirian, karena komunitas daring memperkuat rasa aman.
d. Fear of Missing Out (FOMO)
Konten influencer yang menyoroti keuntungan cepat atau gaya hidup hasil “cuan” bisa memicu FOMO. Gen Z tidak ingin ketinggalan tren, sehingga lebih cepat mengambil keputusan investasi.
Meskipun demikian, tidak semua influencer memberikan pengaruh yang bersifat negatif. Faktanya, justru banyak influencer keuangan berperan sebagai jembatan literasi bagi Gen Z:
- Mengubah mindset menabung jadi investasi termasuk reksadana
- Konten edukatif membuat investasi terasa lebih inklusif, bahkan untuk mahasiswa dengan modal terbatas.
- Influencer sering membuat forum diskusi, kelas daring, atau grup komunitas yang membantu Gen Z belajar dari pengalaman orang lain.
Baca Juga: FOMO Saham - Definisi, Ciri, dan Alasan Tidak Boleh FOMO
Bentuk Pengaruh Influencer Terhadap Investasi Gen Z
1. Edukasi Awal
Banyak Gen Z pertama kali mengenal reksadana, saham, atau instrumen lain justru dari konten influencer. Walaupun tidak semua konten mendalam, ini menjadi pintu masuk awal literasi investasi.
2. Pembentukan Persepsi Risiko & Return
Jika influencer menekankan bahwa reksadana pasar uang “aman” atau saham tertentu “cuan cepat,” persepsi risiko Gen Z bisa terbentuk dari narasi tersebut, bukan dari data resmi.
3. Pemilihan Platform Investasi
Tidak sedikit aplikasi investasi menggandeng influencer untuk kampanye. Hasilnya, Gen Z lebih cenderung mencoba platform yang sedang viral di media sosial.
Ada satu platform investasi yang menyediakan berbagai instrumen investasi seperti saham, reksadana, dan obligasi yakni InvestasiKu.
4. Keputusan Jangka Pendek
Influencer yang mengangkat isu tren seperti saham teknologi atau reksadana saham tertentu. Tren tersebut apabila dibuat konten justru bisa mendorong keputusan cepat dan impulsi, tetapi tanpa analisis mendalam.
5. Gaya Konsumsi Konten Keuangan
Gen Z lebih memilih menonton video singkat tips investasi daripada membaca prospektus panjang. Akibatnya, mereka mengandalkan influencer untuk menyaring informasi kompleks.
Bagaimana Seharusnya Gen Z Menyikapi Konten Influencer?
Konten influencer tentang rekomendasi saham hingga reksadana sudah membanjiri berbagai sosial media. Sebagai Gen-Z yang bijak, kamu tidak bisa langsung mengikuti semua konten tersebut.
1. Gunakan Influencer sebagai Pintu Masuk Belajar Investasi
Konten influencer bisa jadi inspirasi awal, tapi keputusan akhir sebaiknya tetap berdasarkan riset pribadi.
2. Selalu Verifikasi Informasi
Cek ulang data di situs resmi OJK, fund fact sheet, prospektus, atau laporan keuangan sebelum membeli produk investasi.
3. Kenali Bias dan Motif Influencer
Jika konten bersponsor, jangan langsung percaya 100%. Pahami bahwa ada kepentingan bisnis di baliknya. Maka dari itu, kamu harus bisa membedakan antara buzzer dan influencer.
4. Fokus pada Tujuan Jangka Panjang
Jangan terburu-buru ikut tren. Reksadana atau investasi seharusnya disesuaikan dengan tujuan keuangan, bukan tren viral.
5. Bangun Literasi Keuangan Mandiri
Ikuti kursus, baca artikel edukasi, atau gunakan sumber resmi untuk memperkuat pengetahuan.
Baca Juga: Daftar Saham Milik Menpora Erick Thohir
Minat Berinvestasi ke Reksadana?
Nah, itulah penjelasan tentang bagaimana peran influencer terhadap keputusan investasi Gen Z. Dari sekadar memperkenalkan konsep investasi, membentuk persepsi risiko, hingga mendorong pemilihan platform, influencer telah menjadi faktor kunci dalam perjalanan investasi generasi ini.
Namun, pengaruh tersebut memiliki dua sisi: bisa mempercepat literasi keuangan sekaligus menimbulkan risiko keputusan impulsif. Maka dari itu, Gen Z perlu bersikap kritis, menjadikan influencer sebagai salah satu referensi, bukan satu-satunya sumber kebenaran.
Jika kamu sedang mencari konten influencer investasi, bisa tonton video edukasi dari InvestasiKu di sini yang membahas tentang perbedaan kemampuan mencari uang dan mengelola uang.
Jika kamu hendak berinvestasi reksadana, perlu memperhatikan profil risiko. Jika profil risikomu konservatif, maka pilih reksadana pasar uang. Jika profil risikomu adalah moderat maka pilih reksadana pendapatan tetap. Jika profil risikomu agresif, bisa pilih reksadana saham. Namun apabila kamu cukup fleksibel dan ingin seimbang antara return serta risiko, bisa pilih reksadana campuran.
Semua jenis reksadana tersebut dapat kamu investasikan melalui aplikasi InvestasiKu. Mulai dari Mega Asset Greater Infrastructure, Cipta Dana Cash, Reksadana Pendapatan Tetap PNM Cinta Anak Bangsa Kelas Gold, Reksadana Bahana Primavera 99 Kelas G, maupun Trim Kapital Plus, ada di aplikasi InvestasiKu.
Jangan khawatir, aplikasi ini telah berada di bawah pengawasan OJK sehingga aman dan terpercaya. Yuk, download InvestasiKu dan tanamkan saham demi masa depan yang lebih baik.