Pada Senin, 9 Mei 2022 dikutip dari laman Bloomberg, Tesla dan Vale S.A sepakat untuk bekerjasama. Tesla akan membeli nikel sebagai bahan baku produksi baterainya dari perusahaan pertambangan raksasa Vale S.A di mana perusahaan ini merupakan induk usaha PT Vale Indonesia Tbk (INCO).
Tesla mendaftarkan Vale sebagai pemasok langsung nikel untuk baterai, sumber logam dari tambang terintegrasi dan situs pemurnian di Kanada. Laporan tersebut juga merinci perjanjian dengan produsen seperti Albemarle Corp., Perusahaan Livent. dan China Grup Industri Yahua Sichuan Co. untuk persediaan lithium.
Laporan tahunan ini menarik perhatian para investor, sebab permintaan industri otomotif global untuk baterai EV telah melebihi pasokan.
Tesla juga melaporkan, jika permintaan akan kendaraan listrik semakin meningkat kedepannya, maka Tesla juga akan semakin meningkatkan permintaannya terhadap sumber daya mineral guna memenuhi bahan baku pembuatan baterai nya dan ini sudah disepakati dengan 9 perusahaan pertambangan dan bahan kimia lainnya.
9 perusahaan ini akan memasok lebih dari 9% lithiumnya, lalu lebih dari setengah kobalt dan lebih dari seperti nikel hasil produksi mereka.
Key Takeaway
INCO sebagai anak usaha VALE yang juga memproduksi nikel akan mendapatkan sentimen positif dari Kerjasama induknya dengan Tesla. Melansir dari public exposenya, di 2021 produksi nikel INCO turun 9,48% jadi 65,388 metrik ton. Meski turun, angka ini masih melebihi target produksi nikel INCO di 2021 yang sebesar 64,000 metrik ton.
2022, target produksi INCO tak jauh berbeda dibanding 2021, sebab saat ini INCO lagi membanguun tanur listrik 4 yang berdampak pada penurunan produksi nikel INCO. Namun, INCO optimis pembangunan proyek tanur listrik 4 ini akan selesai di Mei 2022.
Download InvestasiKu sekarang!