Softbank Group merupakan grup perusahaan yang bergerak di bidang telekomunikasi jaringan tetap, e-commerce, teknologi informasi, keuangan, dan media pemasaran ini yang dikomandoi oleh Masayoshi Son ini baru saja mengumumkan mundur dari proyek Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara tanpa alasan yang jelas.
Padahal, pemerintah Indonesia sudah sangat mengharapkan bahwa dengan masuknya dana jumbo dari Softbank ini, diharapkan mampu memenuhi beban anggaran hingga Rp500 Triliun.
Awalnya, Softbank menjanjikan dana investasi hingga USD40 Miliar di IKN Nusantara atau jika dirupiahkan dengan menggunakan kurs Rp14.000 maka nominal yang diperoleh berkisar Rp575 Triliun.
Banyak spekulasi mengatakan batalnya investasi ini karena beberapa hal di antaranya keuangan Softbank yang kurang sehat akibat pandemi ini.
Isu politik di Indonesia salah satunya adanya rencana penundaan pemilihan presiden yang ditakutkan akan mengganggu kebijakan IKN.
Lalu yang terakhir adanya peperangan ini membuat kondisi dirasa tidak ideal untuk berinvestasi dengan dana jumbo mengingat kondisi perang ini membuat hampir seluruh komoditas mengalami kenaikan yang pastinya juga akan menambah beban keuangan pembangunan IKN ini yang bisa jadi membengkak melebihi target awal.
Softbank Group bukan pertama kalinya berinvestasi di Indonesia. Sudah banyak perusahaan raksasa yang merasakan dana segar dari grup yang berbasis di Jepang ini.
Sebut saja Tokopedia yang meraih dana hingga Rp15,95 Triliun di November 2018, lalu ada Alodokter yang meraih dana Rp121 Miliar di 2017, lalu ada OY! yang meraih dana hingga USD30 Juta dari Softbank group
Sekadar informasi, bahwa pemerintah menargetkan pemindahan ibu kota baru ke Kalimantan ini akan dimulai di semester 1/2024 lalu setelahnya menargetkan selesainya pemindahan para anggota PNS DKI Jakarta hingga 2045.
Key Takeaway
Hilangnya satu investor kakap dari IKN dikhawatirkan akan mengganggu terlaksananya proses pemindahan IKN ini yang berpotensi membuat mundurnya dari time table yang telah di buat.
Sebab dana investasi yang dijanjikan hingga Rp575 Triliun ini harus dicari segera dan mencari investor kakap sekelas Softbank bukanlah hal yang mudah. Salah satu opsi terakhir, jika IKN tetap mau berjalan sesusai rencana awal ialah menggunakan APBN.
Investasi sekarang juga!