PT Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) baru saja merilis kinerjanya di kuartal 1/2022 di mana GOTO catatkan pertumbuhan pendapatan kotor naik 53% jadi USD357 Juta atau setara Rp5,2 Triliun.
Namun, kenaikan pendapatan tak diimbangi dengan peningkatan laba di mana di kuartal 1/2022 rugi GOTO malah semakin dalam naik 238% YoY jadi Rp6,47 Triliun. Namun, kerugian ini naik akibat di Q1/2021 kinerja dari Tokopedia belum tercatat di laporan keuangan.
Di 2021, nilai transaksi bruto atau gross transaction value (GTV) untuk gojek sendiri mengalami kenaikan sebanyak 25% YoY jadi Rp50,3 Triliun. Sementara di Q1/2022, GTV GOTO naik 40% YoY jadi Rp14,5 Triliun dan jumlah pesanan naik 34% jadi 273 juta pesanan.
Sementara untuk e-commerce, GTVnya naik 46% YoY jadi Rp230,6 Triliun di 2021 dan naik 28% YoY jadi Rp65,1 Triliun di Q1/2022.
Sementara untuk unit bisnis fintechnya (gopay), GTVnya naik 80% jadi Rp214,9 Triliun di 2021 dan jumlah pesanan naik 43% jadi 1,3 milliar pesanan.
Secara totalan GTV GOTO naik 40% jadi Rp461,6 Triliun di 2021 di mana angka ini setara 2,72% dari total PDB Indonesia di 2021. Jika di kuartal 1/2022, GTV GOTO naik 45,04% jadi Rp139,54 Triliun.
Key Takeaway
Meski masih merugi, GOTO yakin dengan mergernya dua perusahaan raksasa di Indonesia ini melalui peluang cross selling antara platform pemesanan kendaaan (Gojek) dan belanja online (Tokopedia) maka GOTO optimis akan mampu terus meningkatkan pertumbuhan penjualan jangka panjangnya.
Ingin investasi di GOTO juga?
Investasi sekarang pakai InvestasiKu!