Meski secara bulanan mengalami penurunan (dari sebelumnya surplus 5,74% di Oktober 2021) namun jika dibandingkan secara tahunan maka mengalami kenaikan (di November 2020 hanya surplus USD2,59 Miliar saja)
Surplus artinya lebih besar ekspor dibanding import. Ekspor Indonesia naik 3.69% jadi USD22,84 Miliar di November 2021 sementara importnya naik 18,62% jadi USD19,13 Miliar.
Pertumbuhan ekspor ini disumbang oleh sektor minyak sawit, batu-bara, besi, dan baja.
Peningkatan harga komoditas ini pasar global ditambah lagi Indonesia menjadi salah satu produsen terbesar untuk minyak sawit dan batu-bara membuat transaksi ekspor RI semakin besar.
Sementara nilai import terbesar disumbang dari migas sebanyak USD19,33 Miliar dan non migas USD1,9 Miliar.
Kenaikan impor sebanyak 18,62% dikarenakan meningkatnya kebutuhan akan bahan baku dan peralatan mekanis yang menunjukkan bahwa kegiatan bisnis/manufaktur di Indonesia berangsur membaik sehingga kebutuhannya pun meningkat.
Key Takeaway
Neraca dagang yang surplus menguntungkan Indonesia sebab terdapat peningkatan pendapatan ke Indonesia dari selisih ekspor dan impor ini.