Harga emiten PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA) terpantau melonjak naik 5,62%, pada sesi I perdagangan 12 Februari 2024.
Bahkan, BNGA juga sentuh rekor all time high (ATH) atau rekor harga tertinggi sepanjang masa, pada perdagangan Selasa (13/2) dan menjadi top gainers.
Ternyata, kenaikan tersebut dipicu karena adanya aktivitas pembelian saham BNGA oleh Lo Kheng Hong.
BNGA Melaksanakan Private Placement
Pada Rabu, (31/1) BNGA diinformasikan telah melakukan penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (non-HMETD/PMTHMETD) atau private placement.
Untuk proses pencatatan saham baru pada BEI, dilaksanakan pada 1 Februari 2024. Selain itu, diketahui bahwa jumlah saham baru yang diterbitkan sebanyak 10.599.000 saham, dengan harga private placement Rp1.575 per lembar, dan nilai total keseluruhannya adalah Rp16.69 miliar.
Nah, disinilah Lo Kheng Hong melakukan pengambilan bagian dalam private placement BNGA, meski tidak disebutkan berapa jumlahnya. Tapi, pihak yang melakukan private placement ternyata tidak hanya Lo Kheng Hong, karena ada Dendy Soerjono juga.
Sebelum melakukan private placement, Lo Kheng Hong memang sudah memiliki saham BNGA, sebanyak 19.764.000 (0,08%) saham BNGA per 29 Desember 2023.
Dengan kepemilikan tersebut, Lo Kheng Hong menjadi pemegang saham BNGA terbesar ke 14. Untuk BNGA sendiri, setelah private placement, jumlah sahamnya menjadi 25.142.205.843 saham.
Kenaikan Harga Saham Tergolong Baik
Tidak hanya kemarin, BNGA juga memiliki kenaikan harga saham yang cukup baik, di mana dalam sepekan saham BNGA sudah naik 10,17%. Sedangkan dalam setahun, harga saham BNGA sudah meningkat sebesar 58,54%.
Meski bukan termasuk saham big bank, namun PT CIMB Niaga Tbk (BNGA) memiliki performa yang solid dan konsisten dalam pertumbuhannya, jika dilihat dari segi fundamental.
BNGA sendiri merupakan bank swasta terbesar kedua di Indonesia, setelah PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), dan masih tergolong undervalued. Hal tersebut dibuktikan dari rasio price to book value (PBV) BNGA, yang 1,05 kali jauh lebih rendah dari PBV BBCA.
Tidak hanya dengan BBCA, PBV BNGA juga lebih rendah dari bank-bank BUMN. Sebut saja seperti PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), daan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI).
Laba Bersih Terus Tumbuh
BNGA berhasil raih pembukuan laba bersih sebesar Rp4,9 triliun di pembukuan pada kuartal 2023 (naik 27,6% YoY). Bahkan, jika dirincikan pertumuhan labanya lebih melesat, ketimbang pendapatan bunga bersih perusahaan.
Pencapaian tersebut tentunya atas kerja keras yang dilakukan perseroan, seperti yang dikatakan Direktur Utama CIMB Niaga Lani Darmawan. Di mana ia mengatakan hasil tersebut adalah cerminan sikap kehati-hatian perusahaan dalam menjaga kualitas aset.
Pembukuan Laporan Keuangan BNGA Kuartal III 2023
- Pendapatan Bunga BNGA: Rp16,7 Triliun (Naik 19,2% YoY)
- Beban Bunga: Rp6,5 Triliun (Naik 61,2% YoY)
- Pendapatan Bunga Bersih Perusahaan: Rp10,2 Triliun (Naik 2,1% YoY)
- Pendapatan Berbasis Komisi (Fee Based Income): Rp2,5 Triliun (Naik 39,2% YoY)
- Beban Aset Keuangan: Rp1,7 Triliun (Turun 36,5%)
- Rasio Kredit Bermasalah (non performing loan/NPL) gross: 2,4% (Tahun sebelumnya 3,6%)
- Total Dana Pihak Ketiga (DPK): Rp235,3 Triliun
- Penyaluran Kredit: Rp205,6 Triliun (Naik 5,2% YoY)
Para pemegang saham BNGA, mungkin sudah merasakan lonjakan tersebut. Yuk, beli saham-saham incaran melalui aplikasi InvestasiKu, dan dapatkan MPC Point!
Namun, disclaimer ya Kawan! Ini bukan ajakan membeli, karena apapun pilihan sahamnya jangan lupa untuk melakukan analisis mendalam, karena keputusan tetap ada di Kawan Visto masing-masing!
.jpg)
