Pada hari ini, Kamis 23 Juni 2022 Bank Indonesia akan mengumumkan suku bunga acuan yang diprediksi akan tetap dipertahankan di level 3,5%. Level suku bunga 3,5% ini sudah berlaku sejak Februari 2021 silam dan merupakan level terendah.
Diturunkannya suku bunga hingga ke level 3,5% ini karena dampak pandemi covid 19 sehingga suku bunga mau tidak mau diturunkan agar para pelaku usaha mau mengambil kredit guna mempertahankan usahanya dari dampak covid dengan bunga kredit yang lebih rendah.
Meski suku bunga US sudah mengalami kenaikan dari 0,25% sejak Maret 2020 hingga sekarang ke level 1,75% namun Gubernur BI masih belum memberi sinyal akan adanya potensi kenaikan suku bunga dalam waktu dekat.
Gubernur BI mengatakan, mulai akan mempertimbangkan menaikkan suku bunga jika inflasi sudah melebihi target yang ditetapkan yaitu berkisar 3,5% - 4,2%. Per Mei 2022, inflasi Indonesia masih cukup terjaga di level 3,5% yang salah satunya diuntungkan dari harga komoditas yang naik.
Key Takeaway
Menurut konsensus, hingga akhir tahun 2022 The Fed akan menaikkan suku bunga US hingga ke level 2,25% - 2,5%.
Jika benar terjadi, maka Indonesia mau tidak mau harus mulai perlahan-lahan menaikkan suku bunganya agar investor luar negeri mau berinvestasi ke Indonesia sebagai negara emerging market yang pastinya resiko investasinya lebih tinggi dibanding US yang lebih stabil. Jika mengacu pada data history, saat suku bunga US berada di level 1,75 suku bunga BI berada di level 5%
Jika suku bunga BI naik maka emiten yang bergerak di sektor property kecenderungannya akan tertekan karena suku bunga naik berpotensi menurunkan penjualan properti lalu emiten yang memiliki hutang bank yang tinggi dan tidak diimbangi dengan kas yang memadai karena berpotensi mengalami kredit macet.
Download InvestasiKu sekarang!