Siapa yang takut memulai investasi? Jelas semua orang pasti pernah merasa demikian. Lebih tepatnya, bingung mau mulai darimana. Apalagi jika hanya seorang karyawan swasta saja.
Namun di sini, saya yang notabene merupakan karyawan swasta ingin berbagi pengalaman berinvestasi.
Sedari kuliah, saya belum memikirkan tentang investasi dan masih sebatas menabung di bank saja. Baru setelah lulus kuliah dan bekerja di perusahaan multinasional, barulah berpikir bagaimana supaya tidak terlalu mengandalkan gaji sebagai karyawan dan berupaya memperoleh penghasilan lebih. Apalagi pada masa itu, mencari penghasilan tambahan justru lebih susah daripada zaman sekarang.
Mulai di situ, saya sempatkan bertanya-tanya kepada saudara terkait deposito atau asuransi. Berhubung masih pemula, maka saya coba-coba berinvestasi pada deposito jatuh tempo 6 bulan.
Setelah 6 bulan berlalu, deposito tersebut berhasil memberikan imbal hasil dengan hasil tidak terlalu besar. Tidak apa-apa. Setidaknya, saya sudah berani walaupun hasilnya tidak terlalu besar tapi saya sudah berani untuk mencoba.
Saya beruntung memiliki privilege untuk memperoleh wawasan tentang deposito dan investasi. Hal-hal yang jarang dibahas di publik tentang investasi deposito pun saya mengetahuinya sedemikian rupa.
Sementara di luar sana, masyarakat Indonesia ternyata masih banyak yang terjebak pada investasi bodong karena minimnya pengetahuan tentang keuangan. Alhasil, mereka trauma dan enggan berinvestasi kembali sekalipun itu pada produk terpercaya karena takut merugi.
Padahal, sudah banyak pula komunitas keuangan yang senantiasa memberikan seminar edukasi tentang bagaimana investasi yang benar dan betapa pentingnya investasi untuk setiap individu yang melaksanakannya.
Kembali lagi ke cerita. Setelah menikah, saya dan pasangan berencana untuk membeli rumah—layaknya pasangan lainnya. Namun karena keuangan kami masih terbatas, akhirnya rencana jatuh pada KPR rumah dengan tempo 15 tahun.
Awalnya memang terasa berat karena pengeluaran harus ditekan sedemikian rupa. Ditambah lagi fakta bahwa pada masa itu keadaan ekonomi di negara ini tengah tidak menentu.
Proses pembayaran cicilan KPR juga tidak berjalan mulus. Ada waktu dimana saya tidak bekerja selama 6 bulan karena suatu alasan. Namun saya dan pasangan tetap kekeh menyelesaikan cicilan KPR ini sesuai kontrak perjanjian.
Barulah di usia 40 ini, saya berhasil melunasi seluruh cicilan KPR tersebut dengan catatan bahwa harga beli rumah sejak awal turut mengalami investasi.
Semua orang takut untuk memulai berinvestasi, wajar saja. Namun ingat, hidup ini selalu memiliki kebutuhan yang kian bertambah secara terus-menerus. Jika tidak memiliki investasi apapun, bagaimana kehidupan finansial di masa depan?
Negara ini mengalami inflasi ekonomi setiap tahunnya. Sedikit trivia, pada tahun 2011 saya menikah dengan kisaran biaya Rp50 juta dan sudah mendapatkan pesta pernikahan yang mewah dengan 400 tamu.
Lalu di tahun 2024 ini, apakah Rp50 juta bisa mendapatkan itu semua? Tentu saja tidak. Setidaknya membutuhkan Rp300 juta untuk hal serupa.
Poinnya, apakah menabung itu sama seperti berinvestasi? Secara konsep memang hampir sama, tetapi tujuannya berbeda.
Menabung adalah kegiatan menyisihkan sebagian pendapatan untuk keperluan di masa depan. Sementara investasi adalah kegiatan menanamkan modal atau aset pada sebuah instrumen demi keuntungan di masa depan. Sesuatu yang sama antara 2 hal ini adalah demi kehidupan di masa depan.
Tiga tahun lalu, kita semua mengalami pandemi Covid-19 dan merasakan dampaknya secara langsung terutama ketika PHK besar-besaran. Terlebih lagi jika yang terkena PHK adalah sang tulang punggung keluarga maupun sandwich generation, pasti akan semakin terpuruk dan memutar otak bagaimana mengembalikan situasi seperti sedia kala.
Nah, tahun berganti tahun akhirnya pandemi Covid-19 berhasil terlewati hingga kita sudah mencapai akhir 2024. Bagaimana, apakah segala tujuanmu selama tahun 2024 ini sudah banyak yang tercapai?
Jika ternyata masih ada banyak mimpi dan tujuan keuangan yang belum terwujud, mungkin bisa kamu jadikan sebagai resolusi 2025 kelak. Untuk itu, mulailah berinvestasi dari sekarang—akhir tahun 2024 ini, supaya kamu dapat mencapai financial stable.
Lagipula, mulai berinvestasi tidak harus bermodal besar. Cukup Rp100.000 di InvestasiKu, kamu dapat berinvestasi sekaligus mendapat cashback point untuk ditukarkan ke reksa dana.