4 Trading Style Yang Pemula Wajib Ketahui!

Setiap individu memiliki keunikan yang berbeda, termasuk dalam hal kepribadian, bakat, dan preferensi mereka. Hal yang sama juga berlaku dalam trading, seperti saham, forex, emas, indeks, dan lainnya. Setiap orang memiliki pendekatan trading yang berbeda-beda. 

Ada yang lebih agresif dalam melakukan trading, sementara yang lain lebih suka melakukannya dengan santai. Setiap trader memiliki keunikan sendiri, oleh karena itu disarankan untuk memiliki gaya trading yang sesuai dengan diri masing-masing. Lalu, apa sebenarnya yang dimaksud dengan gaya trading? Dan apa saja jenis gaya trading yang ada? Yuk, kita simak artikel berikut ini!

4 Gaya Trading Style Paling Populer

1. Trader Harian (Day Trader)

Gaya trader ini sangat umum di pasar. Terutama sejak pandemi, banyak orang yang menjadi trader pemula untuk mengisi waktu luang selama karantina mandiri.

Trader harian biasanya melakukan transaksi jual beli dalam satu hari. Saat pasar buka, mereka membeli aset dengan harga rendah, kemudian segera menjualnya saat harganya naik.

Trader harian sangat disiplin dalam melakukan cut loss. Jika harga saham yang mereka beli stagnan atau bahkan turun menjelang penutupan perdagangan, mereka lebih memilih untuk menjualnya dengan rugi daripada mempertahankannya hingga besok.

Di pasar saham Indonesia, trader harian mendapatkan keuntungan dari mekanisme auto reject bawah (ARB). Mekanisme ini memastikan bahwa trader harian tidak akan mengalami kerugian lebih dari 7% dalam sehari, meskipun harga saham sedang turun. Broker di Indonesia juga umumnya memberikan biaya yang lebih rendah bagi trader harian.

Sebenarnya, trading harian biasanya dilakukan oleh para profesional yang memahami analisis teknikal pergerakan harga aset. Trader harian juga harus selalu waspada mengamati pergerakan harga setiap saat agar tidak melewatkan peluang. Selain itu, tentu saja, mereka harus memiliki kekuatan mental yang kuat untuk melakukan cut loss menjelang penutupan.

Namun, gaya ini tidak hanya terbatas pada keahlian dan pengalaman. Pemula yang ingin mencoba peruntungan sebagai trader harian juga diperbolehkan!

2. Position Trader

Position trader mendapatkan keuntungan dari fluktuasi grafik dalam jangka waktu menengah hingga panjang. Mereka biasanya memperhatikan titik masuk atau keluar pasar berdasarkan tren harga aset secara historis.

Biasanya, position trader membeli saham saat berada di titik support dalam tren naik. Mereka hanya mencoba memperkirakan pergerakan naik dan turun pasar, tanpa berusaha memprediksi harga secara spesifik.

Jika saham hampir mencapai titik resistance, mereka akan menjualnya dengan harga yang lebih tinggi.

Kelebihan dari gaya trading ini adalah aktivitasnya relatif lebih santai dibandingkan dengan trader harian. Biasanya dilakukan oleh trader yang menjadikan trading sebagai kegiatan sampingan. Namun, kekurangannya, position trader biasanya menghadapi kesulitan saat beraktivitas di pasar modal ketika volatilitas sedang tinggi.

3. Swing Trader

Jika saat pasar sedang tidak stabil, position trader akan mundur, namun tidak demikian dengan swing trader yang malah mendapatkan banyak keuntungan.

Swing trader biasanya memegang aset dalam jangka waktu yang lebih pendek daripada position trader. Konsep gaya trading ini adalah membeli saat harga aset mulai "break out" dan menjualnya ketika trennya diperkirakan mencapai puncak.

Oleh karena itu, swing trader biasanya melakukan aktivitas berdasarkan algoritma yang mencerminkan pergerakan saham. Algoritma ini memberi tahu kapan waktu terbaik untuk membeli atau menjual, tetapi tidak secara spesifik menentukan harga jual tertinggi atau terendah.

Tentunya, algoritma yang digunakan oleh swing trader menjadi lebih akurat dengan adanya banyak data. Swing trader akan menghadapi kesulitan dalam menganalisis jika pasar bergerak dengan kurang aktif.

4. Scalping Trader

Jika kamu adalah seorang trader berpengalaman dengan modal besar, scalping dapat menjadi pilihan untuk mendapatkan keuntungan dalam waktu singkat. Waktu yang dibutuhkan oleh scalper untuk membeli dan menjual sahamnya sangat singkat, hanya beberapa menit hingga beberapa jam saja.

Scalper hanya fokus pada pergerakan saham atau komoditas tertentu dalam jangka waktu pendek. Oleh karena itu, kemampuan analisis sangat menentukan kesuksesan seorang scalper.

Mereka biasanya menggunakan analisis teknikal sebagai senjata utama, mengabaikan analisis fundamental. Berbagai grafik seperti moving average, stochastic, dan bollinger bands digunakan oleh scalper dalam memantau grafik per menit atau per jam.

Keuntungan dari scalping adalah karena aset tidak dipegang terlalu lama, scalper tidak harus mengalami kerugian yang besar ketika harus melakukan cut loss. Jika dilakukan dengan benar dan analisis yang tepat, metode ini sangat menguntungkan.

Namun, scalper yang sukses harus memiliki stamina yang baik untuk memantau pergerakan saham setiap saat agar dapat membeli dan menjual pada waktu yang tepat. Oleh karena itu, biasanya scalper tidak melakukan trading setiap hari, tetapi hanya saat ada momentum tertentu.

Itulah beberapa trading style yang bisa kamu jadikan referensi. Untuk aplikasi trading kamu jangan menggunakan sembarangan aplikasi ya.

Nah, kamu bisa mulai investasi di platform khusus untuk investasi, yakni InvestasiKu!

InvestasiKu, adalah platform investasi online, yang punya banyak produk dan fitur unggul, baik untuk investor pemula maupun profesional. Saat ini, InvestasiKu menyediakan produk saham, dan selanjutnya akan ada produk reksadana, obligasi, dan rencana.