Di tengah kemajuan teknologi yang semakin pesat, pertanyaan besar yang mulai muncul adalah: "Apakah kecerdasan buatan (AI) akan menggantikan manusia, terutama broker dalam dunia investasi saham?"
Banyak dari kita mungkin merasa terintimidasi oleh perkembangan ini. Membayangkan masa depan penuh dengan mesin dan algoritma, kemudian mengambil alih keputusan-keputusan penting yang selama ini dipegang oleh manusia.
Namun, apakah ini benar-benar akan terjadi?
Mari kita telusuri lebih dalam tentang apa yang bisa AI lakukan, apa saja risikonya, dan hal-hal yang tak tergantikan oleh manusia khususnya dalam dunia investasi saham.
Keunggulan AI dalam Investasi Saham
Ketika berbicara tentang AI dalam konteks investasi, kita membahas teknologi yang mampu menganalisis data dalam jumlah besar dengan kecepatan dan efisiensi yang menakjubkan.
AI berkaitan dengan membangun algoritma dengan bantuan statistika dan matematika.
AI bisa mengenali pola, memprediksi pergerakan pasar, dan bahkan membuat keputusan otomatis tanpa perlu campur tangan manusia.
Hal ini tentu saja menawarkan banyak keuntungan, terutama dalam pasar yang bergerak cepat dan membutuhkan respons instan.
Bayangkan jika kamu bisa memilih saham yang berpotensi naik dari 900 saham lebih di pasar saham, karena bantuan AI.
1. Kecepatan dan Efisiensi
Bayangkan, di tengah hiruk-pikuk pasar saham, AI mampu menganalisis jutaan titik data dari berbagai sumber.
Mulai dari harga saham historis, volume perdagangan, berita ekonomi, hingga percakapan di media sosial.
Semua ini dilakukan dalam hitungan detik saja.
Kecepatan dan efisiensi ini memungkinkan AI memberikan rekomendasi secara cepat dan langsung, bahkan sebelum investor manusia sempat memutuskan.
Dalam konteks ini, sekarang di pasar pasar saham Indonesia belum ada aturannya terkait Robo Advisor.
Misalnya, ada sebuah berita penting tentang perusahaan besar baru saja dirilis, maka AI akan langsung menganalisis bagaimana dampak terhadap harga saham perusahaan tersebut dan melakukan trading otomatis untuk memaksimalkan keuntungan.
Hal ini tentu sulit dilakukan oleh manusia, mengingat kecepatan dan kompleksitas informasi yang harus diproses.
2. Prediksi yang Lebih Akurat
AI dikenal mampu membuat prediksi yang sangat akurat, yakni melalui teknik machine learning dan deep learning.
AI bisa dilatih untuk mengenali pola-pola dalam data pasar saham yang mungkin tidak terlihat oleh manusia.
Misalnya, AI bisa memprediksi kapan harga saham cenderung naik atau turun berdasarkan analisis pola historis dan variabel-variabel relevan lainnya.
Banyak perusahaan investasi besar yang sudah menggunakan AI seperti Two Sigma. AI cenderung digunakan untuk memprediksi pergerakan pasar.
Setelah itu, mereka akan menggabungkan data dari berbagai sumber. Seperti laporan keuangan dan data ekonomi untuk menghasilkan sinyal trading yang dapat diandalkan.
Hal ini membuktikan bahwa AI memang bisa membuat keputusan yang lebih baik dibandingkan manusia dalam situasi tertentu.
3. Pengambilan Keputusan Tanpa Emosi
Salah satu keunggulan terbesar AI adalah kemampuannya untuk mengambil keputusan tanpa terpengaruh oleh emosi.
Dalam dunia investasi, emosi seperti ketakutan dan keserakahan sering kali menjadi penghalang bagi pengambilan keputusan yang rasional.
Keberadaan AI justru sebaliknya, hanya fokus pada data dan logika.
Jadi, AI tidak akan pernah membuat keputusan yang didasarkan pada insting atau perasaan sesaat, yang sering kali dapat merugikan.
Dalam pasar yang penuh dengan volatilitas, kemampuan ini sangat berharga.
AI dapat tetap konsisten dalam strateginya, tanpa terganggu oleh fluktuasi pasar atau berita negatif yang bisa memicu kepanikan di kalangan investor manusia.
Risiko Penggunaan AI dalam Investasi Saham
Meskipun AI Saham menawarkan banyak keunggulan, ada juga beberapa risiko yang tidak bisa diabaikan.
Memahami risiko-risiko ini sangat penting agar kita tidak hanya terpukau oleh teknologi, tetapi juga tetap waspada terhadap kelemahan-kelemahan yang mungkin terjadi.
1. Ketergantungan pada Data Historis
AI bekerja dengan belajar dari data historis untuk membuat prediksi di masa depan. Namun, pasar saham tidak selalu bergerak sesuai pola masa lalu.
Ada banyak faktor eksternal seperti krisis politik, bencana alam, atau pandemi global, yang bisa mempengaruhi pasar dengan cara yang tidak dapat diprediksi.
Dalam situasi seperti ini, AI mungkin tidak dapat beradaptasi dengan cepat karena ia tidak memiliki data serupa di masa lalu untuk dipelajari.
Sebagai contoh, krisis keuangan tahun 2008 disebabkan oleh faktor-faktor yang tidak pernah terjadi sebelumnya di pasar modern.
AI yang hanya dilatih menggunakan data sebelum 2008 saja, mungkin tidak bisa memprediksi atau merespons dengan benar ketika krisis itu mulai terjadi.
Ini menunjukkan bahwa dalam situasi tak terduga, AI bisa saja gagal dalam hal memberikan solusi yang tepat.
2. Black Box Problem
Banyak model AI, terutama yang berbasis deep learning, beroperasi sebagai "kotak hitam" (black box). Ini berarti keputusan yang dibuat oleh AI sering kali sulit untuk dijelaskan atau dimengerti oleh manusia.
Ketika AI merekomendasikan suatu tindakan investasi, kita mungkin tidak sepenuhnya mengerti mengapa ia membuat rekomendasi tersebut.
Masalah ini dapat menimbulkan risiko ketika keputusan investasi yang diambil berdasarkan rekomendasi AI ternyata salah.
Tanpa pemahaman yang jelas tentang logika di balik keputusan tersebut, investor mungkin kesulitan untuk mengoreksi atau menyesuaikan strategi mereka.
3. Volatilitas Pasar yang Ekstrem
AI sangat bergantung pada pola dan prediksi. Dalam kondisi pasar yang sangat tidak stabil atau ketika terjadi perubahan mendadak, AI mungkin tidak cukup cepat beradaptasi.
Alhasil, dapat menyebabkan kerugian besar jika AI salah memprediksi pergerakan pasar.
Contohnya, ketika terjadi lonjakan mendadak dalam harga saham karena berita besar yang tidak terduga, AI mungkin merespon terlalu cepat atau terlalu lambat, menyebabkan kerugian signifikan.
4. Risiko Teknologi
Seperti sistem teknologi lainnya, AI rentan terhadap gangguan teknis, kesalahan perangkat lunak, atau bahkan serangan siber.
Jika terjadi kegagalan sistem, ini dapat menyebabkan keputusan investasi yang salah atau terlambat.
Risiko semakin tinggi jika AI digunakan dalam trading otomatis, di mana tidak ada intervensi manusia untuk mengatasi masalah yang muncul.
Aspek yang Tidak Bisa Digantikan oleh AI
Meskipun AI unggul dalam banyak hal, ada beberapa aspek penting dalam investasi yang tetap tidak bisa digantikan oleh mesin.
Misalnya yang berkaitan dengan kebijaksanaan (wisdom), intuisi, dan pemahaman mendalam yang hanya bisa didapatkan dari pengalaman manusia.
1. Kebijaksanaan (Wisdom) dan Pengalaman
Pengalaman manusia dalam investasi, terutama bagi broker profesional atau manajer investasi, justru sangat berharga dalam kondisi pasar yang dinamis.
Seringkali, pengambilan keputusan dalam investasi tidak hanya bergantung pada data, tetapi juga pada pemahaman mendalam tentang psikologi pasar, tren ekonomi jangka panjang, dan faktor-faktor lain yang lebih halus.
Kebijaksanaan yang diperoleh dari pengalaman bertahun-tahun ini tidak dapat digantikan oleh AI.
2. Pemahaman Makroekonomi
AI bisa menganalisis data dalam jumlah besar, tetapi pemahaman holistik tentang kondisi makroekonomi yang luas dan faktor-faktor geopolitik tetap membutuhkan analisis manusia yang lebih mendalam.
Keberadaan manusia justru lebih baik khususnya dalam memahami bagaimana dampak kebijakan ekonomi, regulasi baru, atau peristiwa global yang belum tercermin dalam data.
Sebagai contoh, perubahan kebijakan suku bunga oleh bank sentral mungkin berdampak pada berbagai sektor ekonomi dengan cara yang kompleks.
Seorang manusia cenderung dapat melihat hubungan ini dan menyesuaikan strategi investasi sebelum AI memiliki cukup data untuk mengenali pola tersebut.
3. Adaptasi Kreatif
Dalam situasi pasar yang belum pernah terjadi sebelumnya, manusia lebih mampu mengembangkan strategi baru dan berpikir kreatif di luar batas pola yang dikenal.
AI, meskipun cerdas, masih terbatas pada pola yang sudah diajarkan dan mungkin kesulitan ketika dihadapkan pada situasi baru tanpa preseden.
Kesimpulan
AI memang memiliki potensi besar dalam menggantikan beberapa aspek dalam transaksi saham, terutama yang bersifat teknis dan data-driven.
Namun, tidak semua hal bisa digantikan oleh AI, terutama “wisdom” dalam hal pengambilan keputusan yang memerlukan pemahaman mendalam, intuisi, dan penilaian makro.
Oleh karena itu, peran manusia dan AI dalam dunia investasi saham sebaiknya saling melengkapi, bukan sepenuhnya menggantikan.
Tanpa basa-basi, segera simak video penjelasannya berikut ini!