HEALINGVEST
 

22+ Hal yang Tidak Boleh Dilakukan Selama Liburan ke Jepang, Kurang Sopan dan Kasar

by Rifda Arum Adhi Pangesti - 01 Oct 2024 - Reviewed by Rifdah Fatin H.

 

Liburan ke Jepang tentu saja menjadi hal yang diimpikan dan dinanti banyak orang. Tak hanya sekadar healing saja, tetapi juga bertemu dengan orang-orang lokal yang selalu santun perilakunya. 

Yap, seluruh dunia sudah mengakui bahwa orang Jepang memiliki perilaku santun dan terkenal akan etikanya.

Jangankan pada aturan tertulis, mereka selalu patuh dan berupaya menaati aturan tidak tertulis yang menjadi bagian dari etika sosial. 

Bagi kamu yang baru pertama kali datang liburan ke Jepang, yuk cermati apa saja do and don’t selama di sana!

 

22+ Hal yang Tidak Boleh Dilakukan Selama Liburan ke Jepang

Sebagai turis pemula yang hendak liburan ke Jepang, wajar saja apabila kamu tidak memahami bagaimana etika tak tertulis di negara sana.

Hal terpenting adalah kamu harus tetap bersikap baik, sopan, dan menghormati apapun di sekeliling saja. 

Setidaknya, hal-hal yang tidak boleh dilakukan selama liburan ke Jepang misalnya:

  1. Makan sambil jalan
  2. Berbicara keras di transportasi umum
  3. Makan di dalam kereta
  4. Memberi tip pada pelayanan
  5. Asal menyeberang jalan
  6. Menancapkan sumpit di atas nasi
  7. Simak larangan lainnya di bawah ini.

Nah, berikut ini penjelasannya!

 

1. Jangan Makan Sambil Jalan

Sebenarnya, ini seperti etika sosial dalam banyak negara Asia—Indonesia pun juga begitu ‘kan?

Di beberapa anime yang kamu tonton, pasti ada banyak adegan yang menggambarkan sang tokoh makan sambil jalan. Namun di Jepang, justru hal itu tidak disukai. 

Jadi, hindari makan sambil jalan khususnya di area yang ramai seperti stasiun kereta atau jalanan yang padat. 

Lalu dimana kita bisa makan sambil “jalan”? Tentu saja saat di sekitaran jalanan yang penuh street food.

Misalnya di Asakusa, ada area khusus bagi kamu yang ingin menikmati makanan kaki lima. 

 

2. Jangan Berbicara Keras Saat di Transportasi Umum

Kereta bawah tanah di Jepang pasti akan sunyi seperti perpustakaan. Jika hendak bicara, pasti cenderung dengan suara pelan yang hanya akan didengar oleh lawan bicara saja. 

Mengingat kereta bawah tanah di Jepang itu selalu padat, maka jika berisik justru akan mengganggu orang di sekitar. 

Ditambah lagi saat pulang kerja, kereta bawah tanah akan penuh dengan para pekerja yang kelelahan dan tidur. 

Jadi kamu selaku turis pendatang, wajib bersikap tenang dan memelankan suara saat bicara untuk menghormati warga lokal di sana. 

Hal ini juga berlaku saat menerima telefon. Tidak perlu menjawabnya dengan suara lantang. 

 

3. Jangan Makan di Dalam Kereta

Selama liburan di Jepang, kamu tidak hanya dilarang berisik selama di kereta, tetapi juga makan. 

Ingat, kereta di Jepang itu sangat bersih. Jadi ketika kamu makan sesuatu pasti akan meninggalkan remahan sisa makanan. 

Namun jika kamu naik kereta shinkansen, justru akan menerima bento dari stasiun kereta. 

 

4. Jangan Memberi Tip Pada Pelayanan

Berbeda di Indonesia, di Jepang justru sebagus apapun pelayanannya ternyata tidak pernah ada tip di sana. 

Jika kamu memberikan tip, sang pelayan akan merasa tidak nyaman dan berupaya mengembalikan uangmu. 

Namun di beberapa toko atau kedai, akan terdapat toples berlabel ‘toples tip’ yang dapat kamu isikan tip.

Jika tidak ada, maka sebaiknya tidak perlu memberi tip. 

 

5. Jangan Asal Menyeberang Jalan

Kamu tidak boleh asla menyeberang di jalanan Jepang, apalagi yang ramai lalu lintasnya. 

Selain tidak aman, hal itu ilegal dan nantinya akan ditegur oleh polisi.

Jadi, coba berusaha mencari tempat penyeberangan ya…

 

6. Jangan Menancapkan Sumpit di Atas Nasi

Berhubung sumpit menjadi alat makan utama di Jepang, maka tentu saja ada berbagai tata krama dalam penggunaannya. 

Jika kamu tidak bisa menggunakan sumpit, maka tidak apa-apa sebab nantinya akan disediakan sendok dan garpu.

Namun orang Jepang akan terkesan apabila kamu bisa menggunakan sumpit untuk makan nasi dan lauknya. 

Berikut ini beberapa etika saat makan menggunakan sumpit:

  • Jangan menancapkan sumpit secara vertikal di atas nasi. Hal tersebut mirip dengan ritual saat di pemakaman, sehingga akan terkesan kasar. 
  • Jangan mengarahkan sumpit ke orang lain. 
  • Jangan menusuk makanan dengan sumpit. 
  • Jangan menggesekkan sumpit satu sama lain karena justru akan berisik dan memberikan kesan bahwa restoran tidak menyediakan sumpit berkualitas. 
  • Jaga sumpit supaya dalam posisi sejajar jika sedang tidak digunakan. 
  • Jangan menyilangkan sumpit dengan cara apapun. 

HealingVest

7. Jangan Mengenakan Sepatu Saat Berada Dalam Ruangan

Sebagian besar rumah Jepang maupun klinik itu memiliki area kecil bernama genkan.

Area kecil tersebut menjadi tempat sepatu yang biasanya berada di bawah tangga. 

Jadi, saat diundang ke rumah orang Jepang, kamu wajib melepas sepatu dan menatanya supaya menghadap ke arah pintu. 

 

8. Jangan Hanya Membawa Kartu Kredit

Sebelum liburan ke Jepang, usahakan untuk menukar uang yen terlebih dahulu—baik dalam bentuk uang kertas maupun koin. 

Masih banyak restoran hingga klinik yang tidak menerima kartu kredit. 

Jadi selalu pastikan kamu membawa uang fisik untuk pembayaran tunai. 

 

9. Jangan Memetik Bunga Sembarangan

Ada banyak taman di pusat kota yang penuh bunga dan selalu menjadi tujuan liburan. 

Meskipun bunga tersebut indah, jangan sesekali memetiknya. 

Kamu boleh mengambil foto bunga tersebut untuk update Instagram story

Jika kamu sangat ingin bunga, beli saja di toko bunga, salah satunya bunga sakura. 

 

10. Jangan Merokok Sembarangan

Di Jepang, merokok sembarangan di jalanan umum tidak diperbolehkan. Namun jangan khawatir sebab di sana, ada banyak area khusus merokok. 

Di Jepang, merokok oleh orang yang berusia dibawah 20 tahun adalah hal ilegal.

Biasanya, toko atau minimarket akan meminta kartu identitas untuk memverifikasi usia. 

 

11. Jangan Meninggalkan Sampah Begitu Saja

Selama liburan di Jepang, kamu pasti akan banyak melihat tanda larangan membuang sampah secara sembarangan. 

Jika tidak menemukan tempat sampah, maka sebaiknya sampah tersebut wajib kamu bawa pulang. 

Selain itu, sampah di Jepang harus dipilah supaya dapat didaur ulang. 

 

12. Jangan Membuka Pintu Taksi Secara Manual

Saat naik taksi di Jepang, jangan asal membuka pintunya (samping maupun belakang) karena pintu tetap akan terbuka secara otomatis. 

Jika kamu mencoba membukanya secara manual, justru dapat merusak pintu dan supir taksi pun akan kesal. 

 

13. Jangan Langsung Makan Tanpa Mengucapkan “Itadakimasu”

Kebiasaan di Jepang salah satunya adalah sebelum makan pasti mereka akan menyatukan kedua telapak tangan dan mengucapkan “Itadakimasu”. 

Kata “itadakimasu” menjadi ucapan selamat makan sekaligus berterima kasih kepada orang yang membeli atau memasakkan makanan tersebut. 

Lalu setelah selesai makan, kamu dapat mengucapkan “gochisousama deshita” sebagai ucapan terima kasih dan memberi tahu bahwa kamu telah menghabiskan makanannya. 

 

14. Jangan Datang ke Rumah Orang Jepang Tanpa Cinderamata

Cinderamata yang dimaksud ini adalah omiyage yang biasanya tersedia di toko-toko sekitar stasiun kereta, bandara, hingga tempat wisata. 

Omiyage ini dapat kamu berikan saat hendak berkunjung ke rumah orang Jepang. 

Nantinya, mereka akan menyiapkan teh dan makanan ringan untuk dinikmati bersama-sama. 

 

15. Wajib Mencuci Tangan Sebelum Masuk Kuil

Jika kamu berwisata ke kuil, maka harus mencuci tangan terlebih dahulu di baskom yang ada. 

Area baskom cuci tangan tersebut bernama chozu-ya, temizu-ya, atau temizu-sha—bergantung pada kuilnya. 

FYI, beberapa orang juga mencuci mulut dengan berkumur dari air baskom tersebut karena mereka ingin berdoa ke dewa dalam keadaan bersih. 

HealingVest

16. Jangan Menunjuk Sesuatu dengan Jari

Di Jepang, menunjuk sesuatu dengan jari secara langsung dianggap tidak sopan. Selain itu, juga akan membuat orang lain merasa tidak nyaman. 

Ingat, budaya di Jepang selalu menekankan komunikasi tidak langsung dan menjaga keharmonisan. Sekalipun ada isyarat, pasti dengan gerakan halus. 

 

17. Jangan Mengambil Foto dan Video Sembarangan

Orang Jepang sangat menghargai privasi satu sama lain, sehingga tidak pernah mengambil foto maupun video secara sembarangan—apalagi untuk konten semata. 

Jika kamu hendak membuat vlog atau konten di restoran, situs bersejarah, museum, kuil, maupun pameran, harus selalu meminta izin terlebih dahulu. 

Usahakan untuk blur wajah orang Jepang di sekitarmu yang tertangkap foto atau video tersebut. 

 

18. Jangan Mengganggu Geisha dan Cosplayer

Pada Maret 2024 silam, pemerintah Kyoto telah melarang turis memasuki gang di wilayah Gion untuk melindungi warga lokal dan Geisha dari pelecehan. 

Ada banyak laporan tentang turis yang menghalangi Geisha saat berjalan, meminta berfoto bersama, hingga menyentuh kimono maupun aksesori rambut mereka.

Hal itu dianggap sebagai pelecehan dan tidak sopan. 

Jika kamu ingin berfoto dengan Geisha, cosplayer, maupun karyawan karakter di beberapa tempat wisata, minta secara baik-baik. 

 

19. Jangan Menyela Antrian

Di Jepang, antrian di restoran, toko, hingga loket tiket pasti akan selalu rapi. 

Kamu sebagai turis pendatang tidak boleh menyela antrian karena akan membuat kekacauan sekaligus tidak sopan. 

 

20. Jangan Datang terlambat ke Suatu Acara

Tepat waktu adalah hal yang identik dengan Jepang.

Maka dari itu, kamu tidak boleh datang terlambat saat janjian dengan orang Jepang, karena itu akan menunjukkan rasa tidak hormat. 

Usahakan untuk datang 10 menit lebih awal. 

 

21. Harus Menggunakan Dua Tangan Saat Menerima Kartu Nama

Jika kamu hendak berlibur ke Jepang sekalian dengan urusan bisnis, pastikan membawa kartu nama. 

Nah, jika ada orang Jepang yang memberikanmu kartu nama, kamu wajib menerimanya dengan kedua tangan. 

Aturan tidak tertulis ini juga dapat berlaku ketika kamu bertukar hadiah. 

 

22. Berdiri di Sisi Eskalator yang Salah

Ada beberapa aturan terkait hal ini. 

Jika di Tokyo, orang-orang biasanya akan berdiri di sisi kiri eskalator, sehingga sisi kanan adalah untuk orang yang menaiki eskalator karena terburu-buru. 

Sementara di  Osaka, justru sebaliknya. 

Tip: Jika kamu tidak yakin di sisi sebelah mana, ikuti saja orang di depanmu. 

 

23. Jangan Selalu Berkomunikasi dengan Bahasa Inggris

Di Jepang, bahasa resmi yang digunakan oleh warga lokal tentu saja Bahasa Jepang. Namun banyak juga kok orang yang bisa berbahasa Inggris. 

Maka dari itu, kamu wajib belajar beberapa frasa berbahasa Jepang untuk komunikasi dasar. Mengingat tidak semua orang bisa berbahasa Inggris khususnya para lansia. 

 

Baca Juga: 25 Rekomendasi Wisata Jepang Populer dan Terbaru 2024

 

Siap Melancong ke Jepang dan Merasakan Budaya Mereka?

Itulah beberapa hal yang tidak boleh dilakukan selama liburan di Jepang yang wajib kamu perhatikan, khususnya pemula. 

Ingat, Jepang adalah negara yang penuh kesantunan dan selalu menaati aturan. Kamu tidak boleh sembarangan melanggar aturan begitu saja hanya karena sebagai turis pendatang. 

Menjejakan kaki di Jepang tentu saja akan menjadi pengalaman tak terkira.

Nah, kamu bisa mewujudkan pengalaman tersebut dengan mengikuti program HealingVest, kolaborasi antara kesempatan healing dengan investasi khususnya reksadana. 

Tanpa basa-basi, ayo segera pilih tujuan healing-mu di sini

HealingVest

 
Share this article via :
whatsapp-investasiku
 
InvestasiKu-footer
 

#YukInvestasiKu For Better Tomorrow

Download aplikasi InvestasiKu di Android, iOS, dan Windows serta nikmati kemudahan berinvestasi saham, reksa dana, obligasi, dan rencana keuangan

 
Download di Google Play Download di App Store Download desktop version
 

InvestasiKu adalah produk dari PT Mega Capital Sekuritas

Menara Bank Mega, Lantai 2, Jalan Kapten Tendean Kavling 12-14A,
RT 002/RW 002, Kelurahan Mampang Prapatan,
Kecamatan Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, Kode Pos 12790

Telepon : 021-79175599
Email : customer.care@investasiku.id
WhatsApp : +6282260904080

 
  • TikTok
  • Instagram
  • YouTube
  • Spotify
  • LinkedIn
  • Facebook
  • Twitter
Eduvest
 

©2024 InvestasiKu. All rights reserved.

InvestasiKu adalah aplikasi finansial yang dikelola dan dikembangkan oleh PT Mega Capital Sekuritas, dengan misi membuka akses lebih luas bagi masyarakat pada produk-produk keuangan dengan mudah, aman dan terjangkau. Semua transaksi saham, reksa dana, dan obligasi difasilitasi oleh PT Mega Capital Sekuritas sebagai broker saham yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, sekaligus agen penjual reksa dana yang memiliki izin usaha dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan

OJK
KOMINFO