Jika kamu liburan ke suatu tempat, pasti akan berupaya mengetahui dan mempelajari budayanya. Begitupun saat liburan ke Bali, kamu harus senantiasa menghargai kebudayaan setempat.
Ada banyak fakta tentang kebudayaan Bali yang mungkin baru kamu ketahui sekarang ini. Mengingat Bali selalu dianggap sebagai Pulau Hindu di negara Indonesia, sehingga pasti terdapat hal-hal menarik tentang kebudayaannya.
Yuk, simak apa saja!
Tahukah Kamu Deretan Fakta Kebudayaan Bali Berikut Ini?
Ada banyak hal yang mungkin belum kamu ketahui tentang Bali. Mulai dari kebudayaan Bali, asal-usul, bagaimana kehidupan masyarakatnya, perkembangan kepercayaan mereka, dan tradisi yang masih dilestarikan oleh anak cucu.
FYI, salah satu idol K-Pop dari grup Secret Number memiliki anggota yang berasal dari Bali yakni Dita Karang. Nama lengkapnya pun memperlihatkan bahwa Dita adalah keturunan kerajaan, yakni Anak Agung Ayu Puspa Aditya Karang. Yap, Dita Karang merupakan keturunan Raja Kerajaan Karangasem Bali.
Asal-Usul Bali
- Bali selain menjadi nama pulau, juga nama provinsi. Nah, Provinsi Bali ini terdiri atas beberapa pulau kecil seperti Pulau Nusa Penida, Pulau Nusa Ceningan, Pulau Nusa Lembongan, Pulau Menjangan, dan Pulau Serangan.
- Kata “Bali” berarti pengorbanan yang telah digunakan sejak abad ke-10 M oleh Raja Sri Kesarivarma.
- Tahun 914 M menjadi waktu pertama kali pulau ini disebut sebagai “Bali”.
- Selain dijuluki sebagai Pulau Dewata, Bali juga terkenal dengan nama Pulau Seribu Pura dan Dali Wipa.
- Alasan Bali disebut sebagai Pulau Dewata karena dipercaya bahwa di setiap pura itu terdapat Bali. Jadi, sekitar 20.000 pura di Bali seolah menunjukkan banyaknya dewa di sana.
- Bagi orang-orang di seluruh dunia, selalu menggambarkan Bali sebagai wilayah dengan pantai berpasir putih. Padahal, ada juga pantai berpasir hitam di sini yakni Pantai Lovina dan Pantai Amed. Konon, pasir hitam tersebut berasal dari letusan gunung berapi.
Kehidupan Masyarakat Bali
- Masyarakat tradisional Bali memiliki kompleks tersendiri yang diisi oleh keluarga besarnya. Biasanya dibatasi oleh dinding atau batu.
- Sistem kasta masih diberlakukan di masyarakat Bali, tetapi tidak seketat zaman dahulu. Kasta ini berperan sebagai struktur sosial dalam hal upacara keagamaan dan tradisi pernikahan.
- Sama halnya dengan masyarakat Jawa, cara berbicara turut mencerminkan perbedaan atas kasta sosial. Bahasa Bali Alus biasanya digunakan untuk interaksi di lingkungan istana.
- Meskipun Kerajaan Bali sudah tidak ada lagi, tetapi keturunannya masih mendapatkan perlakuan istimewa. Namun beberapa telah menikah dengan masyarakat biasa.
- Ada nama-nama yang hanya dikhususkan bagi keturunan raja Bali saja, yakni Anak Agung, Cokorda, Dewa Tjokorda, dan I Gusti Agung.
- Garis keturunan diambil melalui garis laki-laki alias patrilineal.
- Sekitar 80% aktivitas ekonomi masyarakat Bali bergerak di bidang pariwisata.
- Rata-rata masyarakat Bali mampu menguasai 3 bahasa yakni Bahasa Indonesia, Bahasa Bali, dan Bahasa Inggris.
- Masyarakat Bali menjalani hidup dengan prinsip “Tri Hita Karana” yang berarti “tiga penyebab kesejahteraan”. Dalam praktiknya, setiap orang Bali harus hidup selaras dengan Tuhan, Alam, dan manusia di sekitarnya.
- Pemerintah Bali telah mengatur untuk mengenakan pakaian adat setiap hari Kamis untuk melestarikan budaya.
- Masyarakat Bali diperbolehkan melakukan praktik poligami tetapi dengan persetujuan tertulis. Jika tidak ada, maka sang suami dapat masuk penjara.
- Masyarakat Bali yang mayoritas beragama Hindu jarang mengonsumsi daging sapi karena sapi dianggap sebagai jelmaan Dewa Siwa.
Baca Juga: Daftar Pantai di Bali yang Hidden Gem dan Tetap Menarik Untuk Dieksplorasi
Kepercayaan Masyarakat Bali
- Orang Bali masih percaya akan reinkarnasi. Orang yang telah meninggal akan dikremasi untuk membebaskan jiwa mereka dalam perjalanan selanjutnya (di akhirat).
- Bali-Hinduisme menjadi kepercayaan yang berkembang di Pulau Dewata ini. Diperkirakan agama Hindu masuk ke Bali pada abad ke-8.
- Sebelum menganut agama Hindu, masyarakat Bali memeluk agama Buddha. Namun hanya desa Budakeling di wilayah Karangasem saja yang tersisa dengan penduduknya menganut ajaran Siwa-Buddha.
- Landasan teologis agama di Bali berasal dari filsafat India, tetapi kemudian dibaurkan dengan tradisi adat Indonesia.
- Pulau Bali menjadi satu-satunya pulau di Indonesia yang mayoritas penduduknya beragama Hindu.
- Saat hari Nyepi tiba di bulan April, maka semua orang di Bali harus menjalani kehidupan dalam keheningan. Artinya, mereka tidak diperbolehkan melakukan kegiatan fisik hingga menimbulkan suara berisik, mengumbar hawa nafsu, termasuk makan-minum selama 24 jam.
- Pada saat Nyepi, semua lokasi akan ditutup termasuk bandara hingga restoran.
- Pada zaman dahulu, setiap perayaan Nyepi pasti akan ada pemadaman listrik total. Namun saat ini telah dikecualikan untuk rumah sakit, kantor polisi, dan hotel tetapi hanya lampu kecil saja.
- Masyarakat Bali percaya bahwa bayi harus selalu digendong kemana-mana dan bahkan tidak membiarkan kaki mereka menyentuh tanah hingga cukup umur. Konon, hal itu dilakukan untuk melindungi sang bayi dari roh pemangsa yang bersembunyi di tanah.
- Masyarakat Bali percaya bahwa ketika seseorang lahir di Tanah Bali, maka akan dilindungi dari roh jahat oleh 4 malaikat pelindung bernama catur sanak. Keempat catur sanak ini hanya akan menjaga anak sampai usia 4 tahun.
- Masyarakat Bali percaya bahwa warna merah, putih, dan hitam itu melambangkan roh suci Tuhan. Merah melambangkan Dewa Brahma, putih melambangkan Dewa Iswara, dan hitam melambangkan Dewa Wisnu. Kombinasi warna-warna tersebut dinamakan tri datu.
Budaya Bali
- Saat anak remaja Bali sudah pubertas, mereka wajib mengikuti upacara potong gigi sebagai simbol kedewasaan.
- Upacara potong gigi ini dipercaya dapat mengurangi “sisi jahat” seseorang yakni hawa nafsu (kama), keserakahan (lobha), kemarahan (krodha), berada di bawah pengaruh emosi (mada), kebingungan (moda), dan kecemburuan (matsarya)
- Nama-nama orang Bali yang paling umum digunakan adalah Wayan, Made, Nyoman, Ketut, Anak Agung, Gusti, dan Ida Ayu.
- Sama halnya dengan Jawa, orang Bali sering memberikan nama sesuai urutan kelahiran. Misalnya nama Wayan, Putu, maupun Gede digunakan untuk anak pertama. Sementara nama Made dan Kadek untuk nama anak kedua.
- Sistem perairan pada sawah pertanian Bali disebut sebagai Subak yang telah ada sejak abad ke-9. Subak ini menghubungkan berbagai ladang di dataran tinggi Bali supaya hasil panennya berhasil.
- Pada 29 Juni 2012, sistem Subak ini berhasil mendapatkan status World Heritage Cultural Landscape oleh UNESCO.
- Masyarakat Bali selalu membuat sesajen kecil bernama canang sari untuk persembahan kepada roh-roh di pulau itu. Biasanya, canang sari ini terbuat dari anyaman daun kelapa, kemudian diisi dengan nasi, bunga, dan dupa yang menyala.
- Gunung Agung dianggap sebagai gunung paling penting di Bali. Jadi, jika kamu bertanya kepada orang Bali tentang arah utara, kemungkinan mereka akan menunjuk ke Gunung Agung tersebut.
- Jika Tiongkok memiliki ilmu fengshui untuk arsitektur, maka Bali juga memiliki asta kosala kosali. Menurut ilmu asta kosala kosali ini, luas lahan minimum untuk sebuah rumah adalah 200 meter².
- Dahulu kala, orang Bali tidak memiliki pintu gerbang di jalan masuk rumah mereka karena dianggap tabu dan seolah tidak menyambut tamu.
- Tari Sanghyang Dedar hanya boleh dibawakan oleh gadis perawan saja. Selama menari, para penari perawan ini dipercaya tengah dalam kondisi tidak sadar.
- Ada 9 pura yang menjaga Bali berdasarkan arah mata angin: Pura Batur (utara), Pura Besakih (timur laut), Pura Lempuyang (timur), Pura Andakasa (tenggara), Pura Gua Lawah (selatan), Pura Uluwatu (barat daya), Pura Batukaru (barat), dan Pura Pucak Mangu (Barat Laut). Sementara Pura Pusering Jagat melambangkan bagian tengah.
Baca Juga: Kenapa Wisata Ubud Lebih Menarik dari Pantai Bali? Ini 11 Alasannya!
Siap Berinteraksi dengan Kebudayaan Bali Secara Langsung?
Itulah beberapa ulasan tentang apa saja kebudayaan Bali yang mencakup asal-usul Pulau Bali, kehidupan masyarakat, sistem kepercayaan masyarakat, dan berbagai hasil budaya Bali yang masih ada.
Menjejakan kaki di Bali tentu saja akan menjadi pengalaman tak terkira. Nah, kamu bisa mewujudkan pengalaman tersebut dengan mengikuti program HealingVest, kolaborasi antara kesempatan healing dengan investasi khususnya reksadana.
Tanpa basa-basi, ayo segera pilih tujuan healing-mu di sini.
Sumber:
finnsbeachclub.com
baliaround.com