Jika kamu pemula dalam dunia investasi, ada banyak istilah baru yang harus dipelajari. Tidak hanya withdraw, emiten, dan penawaran umum perdana saja tetapi juga ada portofolio investasi.
Keberadaan portofolio investasi ini akan membantumu meminimalisir potensi kerugian sekaligus memaksimalkan keuntungan. Jadi, saat berinvestasi itu tidak hanya sekadar menanamkan uang saja tetapi juga harus memperhatikan strategi yang tepat.
Memangnya, apa sih portofolio investasi itu?Bagaimana pula cara mengelolanya? Yuk, simak ulasannya berikut ini!
Pengertian Portofolio Investasi
Portofolio investasi adalah sekumpulan aset berharga yang dimiliki oleh individu, lembaga keuangan, perusahaan, maupun manajer investasi. Aset berharga ini berupa saham, obligasi, deposito, uang tunai, properti, mata uang asing, tanah, dan lainnya.
Tujuan portofolio investasi ini supaya kamu memiliki catatan khusus atas imbalan hasil dari pertumbuhan instrumen investasi tersebut kelak di masa depan. Keberadaan portofolio investasi justru dapat menentukan return (imbal hasil) secara optimal.
Perlu dipahami, bahwa ketika berinvestasi kamu harus memperhatikan 3 hal yang disingkat sebagai COR yakni Capital (modal), Objective (objektif), dan Risk (risiko). Jadi, apabila kamu hanya memiliki modal dalam jumlah kecil, sebaiknya digunakan untuk investasi saja. Hindari trading saham karena justru akan berisiko kurang likuid.
Manfaat Portofolio Investasi
Keberadaan portofolio investasi harus dikelola secara teratur, pun ketika kamu masih menjadi pemula dalam dunia investasi maupun sudah ahli. Manfaat portofolio investasi adalah sebagai gambaran antara hasil dan risiko atas pencapaian yang diraih. Jadi, baik investor yang masih pemula maupun sudah ahli supaya dapat meningkatkan persentase keuntungan di masa mendatang.
3 Jenis Portofolio Investasi
Meskipun portofolio investasi itu berupa uraian instrumen investasi beserta totalan rupiahnya, tetapi terbagi menjadi 3 jenis berdasarkan pada tujuan dari sang investor.
1. Portofolio Pendapatan
Portofolio pendapatan adalah jenis portofolio investasi dengan risiko lebih kecil. Jenis ini biasanya dipilih oleh para investor yang mencari keuntungan saham secara rutin.
Portofolio pendapatan lebih berfokus pada pengamanan terhadap pendapatan reguler berupa dividen yang dibagikan kepada perusahaan, dibandingkan capital gain. Dividen adalah laba perusahaan yang diberikan kepada para pemegang saham berdasarkan jumlah saham yang dimiliki mereka.
2. Portofolio Nilai
Portofolio nilai adalah portofolio investasi yang memiliki risiko tinggi karena harga sahamnya fluktuatif. Fluktuatif artinya harga saham dapat bergerak naik dan turun.
Jenis portofolio ini biasanya dibuat oleh pihak investor sendiri yang lebih mengutamakan pengelolaan aset berdasarkan pergerakan nilai. Caranya dengan membeli saham yang memiliki harga lebih murah dibandingkan saham lain dari industri serupa.
Strategi yang biasa dilakukan adalah dengan membeli aset saat harganya masih rendah, kemudian menjualnya kembali saat harga aset tengah naik.
3. Portofolio Pertumbuhan
Portofolio pertumbuhan adalah portofolio investasi yang berfokus ada bagaimana pertumbuhan aset saham dengan prinsip risiko tinggi dan pengembalian tinggi. Jenis portofolio ini lebih fokus pada peningkatan keuntungan aset.
Saat ini, portofolio pertumbuhan justru banyak digunakan oleh beberapa industri berkembang.
Baca Juga: 11 Cara Mengatur Keuangan Rumah Tangga
Cara Mengelola Portofolio Investasi
Khususnya bagi kamu yang seorang pemula dalam dunia investasi, harus pandai mengelola portofolio investasi supaya tidak terjerumus ke lubang kerugian. Berikut ini beberapa cara mengelola portofolio investasi supaya tetap untung.
1. Tentukan Terlebih Dahulu Tujuan Investasi
Cara pertama adalah kamu harus menentukan tujuan investasi terlebih dahulu. Tujuan investasi ini ini berkenaan dengan jangka waktu dan jenis instrumen investasi yang hendak dipilih.
Misalnya kamu hendak investasi untuk dana pendidikan untuk 7 tahun kedepan. Maka, kamu dapat menyusun portofolio investasi dengan porsi 50% SBN Ritel (obligasi pemerintah) dan 50% saham.
SBN Ritel menjadi pilihan investasi yang aman dan dijamin pemerintah, sehingga risikonya rendah sebanding dengan return yang didapatkan. Sementara saham justru akan berisiko tinggi dengan potensi return yang tinggi pula.
2. Kenali Profil Risiko Dalam Dirimu
Saat berinvestasi, kamu jangan asal tergoda dengan return tinggi padahal profil risikomu saja masih cukup rendah. Jika kamu memaksakan diri untuk membeli instrumen dengan risiko tinggi, justru akan cenderung mudah cut loss.
Profil risiko ini ada 3 yakni konservatif, moderat, dan agresif.
- Konservatif, yakni ketika investor masih pemula dan minim pengetahuan soal investasi.
- Moderat, yakni ketika investor sudah mulai percaya diri dengan mengambil saham yang memiliki risiko sedang.
- Agresif, yakni ketika investor sudah memiliki wawasan luas tentang investasi saham dan berani mengambil risiko tinggi.
3. Jumlah Modal yang Dimiliki
Dalam investasi, modal yang dikeluarkan akan sebanding dengan return maupun risikonya. Ketika kamu hendak memulai investasi, maka aturlah pendapatan sebaik mungkin dengan menyisihkan uang untuk investasi tersebut.
Jadi, jangan sampai kamu menggunakan dana kebutuhan sehari-hari maupun dana darurat sebagai modal investasi. Katakanlah modal tersebut justru menghasilkan risiko tinggi, maka kamu akan rugi dan tidak bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari.
4. Pilih Produk Investasi yang Sesuai
Produk investasi harus disesuaikan dengan situasi kondisi tujuan dan profil risiko dari dirimu. Nah, saat ini ada banyak produk investasi yang memiliki return tinggi dan menjanjikan. Misalnya: saham, reksa dana, ETF, maupun SBN Ritel.
Apabila kamu tertarik untuk menanamkan modal ke produk saham atau reksa dana, dapat melalui InvestasiKu. Di aplikasi InvestasiKu ini, kamu dapat memantau grafik perkembangan naik turunnya saham miliknya supaya dividen.